Suku Tengger rayakan tradisi Karo
A
A
A
Sindonews.com - Masyarakat Suku Tengger di Gunung Bromo yang bermukim di Brang Kulon (Pasuruan) dan Brang Wetan (Probolinggo) merayakan ritual tradisi Hari Raya Karo. Perayaan Karo (kedua) ini adalah tradisi yang diawali dengan tarian ritual Sodoran, sebagai wujud rasa syukur kepada para leluhur.
Tarian Sodoran ini adalah ritual suci yang melambangkan pertemuan dua bibit manusia yakni laki-laki dan perempuan yang mengawali kehidupan di alam semesta. Pertemuan dua manusia yakni Joko Seger dan Lara Anteng inilah yang dipercaya sebagai cikal bakal tumbuhnya masyarakat Tengger.
Simbol tarian Sodoran yang hanya dipertunjukkan pada Hari Raya Karo ini ditandai dengan sebuah tongkat bambu berserabut kelapa yang di dalamnya terdapat biji-bijian palawija. Di kalangan masyarakat suku Tengger, biji-bijian yang dipecahkan dari dalam tongkat ini dipercaya akan memberikan rejeki keturunan bagi pasangan keluarga yang belum memiliki anak.
"Perayaan Karo ini merupakan tradisi masyarakat Tengger untuk memuliaakan tradisi leluhur. Tradisi ini juga sebagai wujud syukur terhadap para leluhur masyarakat Tengger," kata Trisno Sudigdo, tokoh masyarakat Suku Tengger.
Seusai mengawali perayaan Karo dengan ritual Sodoran, akan dilanjutkan dengan upacara Santi untuk memuliakan para leluhur. Sebagai bentuk kesatuan adat, masyarakat Tengger berkewajiban melakukan unjung-unjung (anjang sana) kepada kerabat dan sanak saudara.
"Selama perayaan Karo, para dukun Suku Tengger akan melayani warganya dari rumah ke rumah. Para dukun adat ini akan memimpin doa-doa yang dipanjatkan warga Suku Tengger," kata Trisno Sudigdo.
Pada kesempatan tersebut, sejumlah tokoh yang hadir dikukuhkan sebagai warga kehormatan Suku Tengger. Mereka diantaranya adalah anggota Komisi X DPR RI, Harbiyah Salahudin dan sejumlah pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
Ratna Suranti, Direktur Pencitraan Kemenparekraf mengungkapkan rasa bangganya terhadap budaya masyarakat Suku Tengger yang masih terus terjaga. Ia yang telah dikukuhkan sebagai warga kehormatan menyatakan akan berbuat sesuatu bagi kelangsungan budaya Suku Tengger.
"Kebudayaan suku Tengger ini harus terus dilestarikan. Secara institusi, kami tentu akan melakukan sesuatu yang lebih baik sehingga akan berguna bagi masyarakat Suku Tengger," kata Ratna Suranti.
Tarian Sodoran ini adalah ritual suci yang melambangkan pertemuan dua bibit manusia yakni laki-laki dan perempuan yang mengawali kehidupan di alam semesta. Pertemuan dua manusia yakni Joko Seger dan Lara Anteng inilah yang dipercaya sebagai cikal bakal tumbuhnya masyarakat Tengger.
Simbol tarian Sodoran yang hanya dipertunjukkan pada Hari Raya Karo ini ditandai dengan sebuah tongkat bambu berserabut kelapa yang di dalamnya terdapat biji-bijian palawija. Di kalangan masyarakat suku Tengger, biji-bijian yang dipecahkan dari dalam tongkat ini dipercaya akan memberikan rejeki keturunan bagi pasangan keluarga yang belum memiliki anak.
"Perayaan Karo ini merupakan tradisi masyarakat Tengger untuk memuliaakan tradisi leluhur. Tradisi ini juga sebagai wujud syukur terhadap para leluhur masyarakat Tengger," kata Trisno Sudigdo, tokoh masyarakat Suku Tengger.
Seusai mengawali perayaan Karo dengan ritual Sodoran, akan dilanjutkan dengan upacara Santi untuk memuliakan para leluhur. Sebagai bentuk kesatuan adat, masyarakat Tengger berkewajiban melakukan unjung-unjung (anjang sana) kepada kerabat dan sanak saudara.
"Selama perayaan Karo, para dukun Suku Tengger akan melayani warganya dari rumah ke rumah. Para dukun adat ini akan memimpin doa-doa yang dipanjatkan warga Suku Tengger," kata Trisno Sudigdo.
Pada kesempatan tersebut, sejumlah tokoh yang hadir dikukuhkan sebagai warga kehormatan Suku Tengger. Mereka diantaranya adalah anggota Komisi X DPR RI, Harbiyah Salahudin dan sejumlah pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
Ratna Suranti, Direktur Pencitraan Kemenparekraf mengungkapkan rasa bangganya terhadap budaya masyarakat Suku Tengger yang masih terus terjaga. Ia yang telah dikukuhkan sebagai warga kehormatan menyatakan akan berbuat sesuatu bagi kelangsungan budaya Suku Tengger.
"Kebudayaan suku Tengger ini harus terus dilestarikan. Secara institusi, kami tentu akan melakukan sesuatu yang lebih baik sehingga akan berguna bagi masyarakat Suku Tengger," kata Ratna Suranti.
(lns)