Terancam hancur, situs Majapahit jadi perhatian dunia

Jum'at, 18 Oktober 2013 - 19:08 WIB
Terancam hancur, situs Majapahit jadi perhatian dunia
Terancam hancur, situs Majapahit jadi perhatian dunia
A A A
Sindonews.com - Situs kerajaan Majaphit di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, kini menjadi perhatian dunia internsional. Hal itu terjadi setelah keluarnya penyataan dari lembaga World Monuments Fund (WMF) pada 8 Oktober 2013 lalu.

"WMF sudah mengeluarkan pernyataan bahwa situs Trowulan masuk sebagai pusaka yang memang diperhatikan dunia karena terancam kehancuran," kata Vice Chairman Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), Catrini Pratihari Kubontubuh, di Surabaya, Jumat (18/10/2013).

Dengan keluarnya pernyataan dari WMF tersebut, secara otomatis situs Trowulan kini menjadi perhatian dunia internasional. Sehingga lembaga internasional itu bisa melakukan advokasi terhadap keberadaan situs Trowulan.

Situs Majapahit ini, rencananya akan diajukan ke lembaga Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yakni Unesco. Proses yang diajukan di WMF ini juga merupakan salah satu jalur menuju pengakuan dari Unesco.

Catrini juga menyebut, advokasi terhadap situs Trowulan ini juga dilakukan melalui bentuk Petisi Save Majapahit. Dalam petisi yang digulirkan secara online ini telah menuai dukungan sebanyak 10.200 tanda tangan dukungan.

"BPPI membuat petisi online yang sudah didukung dan ditanda tangani oleh 10.200 dukungan untuk penyelamatan situs Trowulan," ujarnya.

Situs Trowulan ini merupakan jejak peninggalan kerajaan Majapahit yang berada di kawasan Mojokerto dan Jombang. Setidaknya ada lima kecamatan yang masuk dalam lingkaran situs tersebut. Tiga kecamatan di Kabupaten Mojokerto dan dua kecamatan di Kabupaten Jombang.

Di abad ke 17, Trowulan sebagai pusat pemerintahannya memiliki luas 112 kilometer persegi yang terdiri dari istana dan kompleks tata kota terkubur di bawah pabrik, sawah, dan 66 desa.

Setiap struktur bangunan dan arca yang ditemukan tak pernah utuh, dalam keadaan rusak. Kerusakan ini diperparah oleh pembangunan pabrik baja di kawasan cagar budaya tersebut. Kondisi itu diperparah dengan maraknya makelar penjualan arca dan tembikar di pasar gelap.

Baca juga: Situs Majapahit diambang kehancuran
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3661 seconds (0.1#10.140)