Hutan pegunungan Arjuno-Ringgit terbakar
A
A
A
Sindonews.com - Kebakaran hutan di kawasan pegunungan Arjuno-Ringgit dan kawasan pegunungan Penanggungan kembali terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan.
Kebakaran hutan di kawasan pegunungan Arjuno-Ringgit diperkirakan mencapai luasan 11 hektare. Sementara dikawasan pegunungan Penanggungan mencapai luasan 4 hektare.
Api yang membakar di dua titik yakni Putuk Lesung Gunung Arjuno dan Indrokilo Gunung Ringgit terjadi sejak Selasa sore. Sementara di Gunung Penanggungan terjadi dipetak 20 Perhutani mendekati areal Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Menurut Dardiri, Sekretaris Kelompok Tani Taman Hutan Raya (KTT Tahura) Prigen, Kabupaten Pasuruan, titik api diketahui membakar kawasan hutan di Putuk Lesung.
Bersama warga setempat dan petugas pengamanan hutan Tahura, upaya pemadaman dilakukan untuk melokalisir kebakaran agar tidak meluas ke kawasan lainnya.
"Upaya pemadaman api dilakukan dengan alat seadanya menggunakan gebyok dan ranting pohon. Petugas juga melokalisir agar api tidak merambat kekawasan hutan lainnya," kata Dardiri.
Kasi Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo, wilayah Malang Pasuruan, Gatot Sundoro, mensinyalir, penyebab kebakaran tersebut terjadi akibat bekas pembakaran arang warga sekitar hutan.
Para pembuat arang ini kurang memahami pekerjaannya yang berpotensi menimbulkan bencana kebakaran.
"Kami menemukan sejumlah peralatan untuk membuat arang di sekitar lokasi kebakaran. Mereka meninggalkan lokasi pembakaran tanpa memastikan api benar-benar padam," kata Gatot Sundoro.
Menurut Gatot, para pembuat arang biasanya masuk ke kawasan hutan pada malam hari. Namun seusai membuat arang, mereka langsung meninggalkan tempat tanpa mempedulikan bekas pembakarannya.
Sebagian besar hutan dikawasan Gunung Arjuna dan Gunung Ringgit ditumbuhi pohon jenis Cemara Gunung, Kesek, Akasia dan Suren. Pohon tersebut ditebangi, kemudian dimasukan ke dalam sebuah lubang dan dibakar hingga menjadi arang.
"Kami sudah sering melakukan sosialisasi kepada masayarakat di sekitar Gunung Arjuna dan Gunung Ringgit akan bahayanya membuat arang di kawasan hutan," ujarnya.
Kebakaran hutan di kawasan pegunungan Arjuno-Ringgit diperkirakan mencapai luasan 11 hektare. Sementara dikawasan pegunungan Penanggungan mencapai luasan 4 hektare.
Api yang membakar di dua titik yakni Putuk Lesung Gunung Arjuno dan Indrokilo Gunung Ringgit terjadi sejak Selasa sore. Sementara di Gunung Penanggungan terjadi dipetak 20 Perhutani mendekati areal Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Menurut Dardiri, Sekretaris Kelompok Tani Taman Hutan Raya (KTT Tahura) Prigen, Kabupaten Pasuruan, titik api diketahui membakar kawasan hutan di Putuk Lesung.
Bersama warga setempat dan petugas pengamanan hutan Tahura, upaya pemadaman dilakukan untuk melokalisir kebakaran agar tidak meluas ke kawasan lainnya.
"Upaya pemadaman api dilakukan dengan alat seadanya menggunakan gebyok dan ranting pohon. Petugas juga melokalisir agar api tidak merambat kekawasan hutan lainnya," kata Dardiri.
Kasi Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo, wilayah Malang Pasuruan, Gatot Sundoro, mensinyalir, penyebab kebakaran tersebut terjadi akibat bekas pembakaran arang warga sekitar hutan.
Para pembuat arang ini kurang memahami pekerjaannya yang berpotensi menimbulkan bencana kebakaran.
"Kami menemukan sejumlah peralatan untuk membuat arang di sekitar lokasi kebakaran. Mereka meninggalkan lokasi pembakaran tanpa memastikan api benar-benar padam," kata Gatot Sundoro.
Menurut Gatot, para pembuat arang biasanya masuk ke kawasan hutan pada malam hari. Namun seusai membuat arang, mereka langsung meninggalkan tempat tanpa mempedulikan bekas pembakarannya.
Sebagian besar hutan dikawasan Gunung Arjuna dan Gunung Ringgit ditumbuhi pohon jenis Cemara Gunung, Kesek, Akasia dan Suren. Pohon tersebut ditebangi, kemudian dimasukan ke dalam sebuah lubang dan dibakar hingga menjadi arang.
"Kami sudah sering melakukan sosialisasi kepada masayarakat di sekitar Gunung Arjuna dan Gunung Ringgit akan bahayanya membuat arang di kawasan hutan," ujarnya.
(lns)