Konsep penutupan lokalisasi Dolly beda dengan Keramat Tunggak

Rabu, 16 Oktober 2013 - 20:06 WIB
Konsep penutupan lokalisasi...
Konsep penutupan lokalisasi Dolly beda dengan Keramat Tunggak
A A A
Sindonews.com - Proses penutupan lokalisasi Keramat Tunggak, Jakarta boleh dibilang sukses. Saat itu di tempat tersebut telah berdiri Gedung Islamic Center. Sehingga, stigma lokalisasi di tempat tersebut telah terkikis.

Konsep penutupan lokalisasi Keramat Tunggak rupaya tidak bisa diterapkan dengan konsep penutupan lokalisasi Dolly, Surabaya.

"Tidak bisa disamakan. Konsep penutupan lokalisasi Keramat Tunggak diaplikasikan di lokalisasi Dolly. Meski sama-sama lokalisasi tapi strateginya berbeda, era-nya juga sudah berbeda," jelas Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim M Yunus, Rabu (16/10/2013).

Ia juga menjelaskan, kondisi lapangan juga berbeda. Kata Yunus, lokalisasi Keramat Tunggak memiliki lokalisasi One Get System. Artinya, kawasan tersebut murni lokalisasi tempat para WTS menjajakan cinta.

Sementara Dolly adalah lokalisasi yang satu kawasan dengan pemukiman penduduk. Selain itu, dalam proses penutupan pemerintah tidak bisa langsung menutup. Pasalnya, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah sosial baru.

Sehingga harus ada solusi ketika lokalisasi ini ditutup. Termasuk, para PSK, warga yang menggantungkan kehidupan atas keberadaan lokalisasi.
"Ketika ditutup, problem-problem sosial harus tuntas. Makanya, ada program-program pelatihan bagi para PSK dan memberikan kesadaran untuk tidak terjun ke dunia prostitusi," kata Yunus.

Bergulirnya wacana penutupan lokalisasi membuat penghuni lokalisasi yang berada di Kecamatan Sawahan menurun.

Seperti diketahui, sebanyak dua wisma lokalisasi Dolly dan 19 wisma lokalisasi di Jarak tutup.

Sebelumnya, di dua lokalisasi tersebut terdapat 311 Wisma. Sementara jumlah PSK yang beroperasi hingga Agustus lalu tercatat 1.028 PSK.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3980 seconds (0.1#10.140)