Asmara kerap latar belakangi kekerasan & pembunuhan

Sabtu, 12 Oktober 2013 - 09:01 WIB
Asmara kerap latar belakangi...
Asmara kerap latar belakangi kekerasan & pembunuhan
A A A
Sindonews.com - Belakangan ini, berita-berita pembunuhan yang didahului dengan pencurian secara beruntun terjadi di Semarang Jawa Tengah.

Cukup mengagetkan, karena kadang kala pembunuhan itu dilakukan hanya demi harta yang tak seberapa nilainya, ada pula didasari percintaan atau asmara.

Kesemuanya itu jika disadari dengan akal sehat, benar-benar tidak sebanding dengan hilangnya nyawa seseorang.

Yang menjadi pertanyaan, apakah si pelaku tidak takut dengan hukuman penjara, bahkan hukuman mati atau seumur hidup?

Menurut mantan Kapolsek Semarang Selatan Kompol Bayu Suseno, kasus-kasus tersebut biasanya terjadi di luar rencana, meski ada pula beberapa sudah direncanakan.

"Kalau pencurian dengan kekerasan (curas) itu bermacam anatomi, tapi sebagian besar curas itu terjadi di luar rencana," ujar Bayu yang kini pejabat di Polresta Purwodadi Jawa Tengah, Sabtu (12/10/2013).

Lanjut Bayu, tindakan yang pada akhirnya melenyapkan nyawa orang lain itu biasanya dilakukan secara spontan. Bisa karena kepergok pemiliknya atau penunggu rumah, takut tindakannya diketahui orang lain, sehingga terpikir untuk menghilangkan saksi mata.

Selama menjabat sebagai Kapolsek Semarang Selatan, setidaknya terjadi tiga kasus kekerasan menyebabkan nyawa hilang yang ditangani.

"Saat saya masih bertugas di Semarang Selatan, ada tiga kasus yang saya tangani, masing-masing motifnya berbeda, pertama rebutan janda, kedua asmara pasangan homo dan ketiga ingin menguasai harta," urai Bayu.

Ketiga kasus itu para pelaku gelap mata, secara spontan sehingga melakukan kekerasan dan menyebabkan korban meninggal dunia.

Sementara kasus pembunuhan terhadap dua balita yang baru saja terjadi, menurut Bayu juga diawali dengan asmara antara tersangka yang bekerja sebagai kuli bangunan dengan pembantu yang merawat dua balita tersebut.

"Kalau kasus terbaru itu, niat pencuriannya baru muncul, setelah mereka dipersilakan masuk ke dalam rumah oleh si pembantu," tukasnya.

Untuk mengantisipasinya, kata Bayu idealnya tiap rumah selalu dipasang cctv, selain itu keamanan swakarsa juga harus ditingkatkan.

"Kami imbau para pembantu rumah tangga tidak perlu menerima tamu di saat tuan rumah tidak berada di tempat," imbau Bayu.

Namun secara umum dan jangka panjang, realitas tentang banyaknya orang yang mudah melakukan tindakan pidana itu memang perlu diantisipasi secara strategis dan komprehensif.

Pendidikan keagamaan, pendidikan moral dan akhlak harus ditanamkan sejak dini dan terus-menerus.

Sikap saling menghargai, menghormati dan menyayangi serta tak mudah terbawa emosi yang tak terkendali perlu disosialisasikan melalui pendidikan hukum kepada masyarakat.

Sebagian masyarakat yang belum memiliki pengetahuan tentang hukum, terutama tentang hukum pidana juga menjadi salah satu faktornya.

Masyarakat belum mengetahui tentang apa -apa sanksinya apabila melakukan tindak kekerasan bahkan pembunuhan terhadap orang lain.

Ketidaktahuan dan ketidakpahaman terhadap hukum pidana, membuat masyarakat tidak takut melanggar hukum.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3235 seconds (0.1#10.140)