Tes urine dadakan di Polres Tulungagung
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 110 personil kepolisian Resor Tulungagung secara mendadak diminta menjalani tes air kencing (urine).
Permintaan tiba-tiba itu dilakukan di tengah kegiatan latihan baris berbaris (PBB).
Akibatnya tidak sedikit anggota yang merasa terkejut. Dari pengambilan 110 sampel, satu sampel urine terindikasi mengandung narkoba.
"Ini tes awal. Dan adanya indikasi perlu dilakukan pemeriksaan lagi, "ujar Wakapolres Tulungagung Komisaris Polisi Indra Lutrianto Amstono kepada wartawan, Jumat (11/10/2013).
Tes yang dilakukan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) dan internal Polres Tulungagung menggunakan peralatan khusus speedy test.
Secara medis, piranti yang ada mampu mendeteksi lima kandungan zat narkoba seperti ekstasi, ganja, sabu, morfin dan bensodiazebin.
Secara tekhnis, satu persatu anggota diminta menyerahkan contoh air seni. Seperti diketahui, tes urine digelar secara terbuka di halaman mapolres.
"Selain speedy test, pemeriksaan urine juga menggunakan alat rapid diagnosis test, "jelasnya.
Menurut Indra, tes urine yang rencananya dilakukan secara berkala tersebut bertujuan membersihkan lingkungan Polri dari pengaruh jahat narkoba.
Karenanya, pemilik urine yang terindikasi mengandung zat adiktif itu langsung menjalani pemeriksaan secara khusus.
"Kita ingin melakukan penertiban di lingkungan internal. Sebelum menangkap pelaku narkoba tentunya kita harus bersih dari narkoba, "pungkasnya.
Menanggapi hal itu Koordinator LSM Pusat Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Tulungagung Imam Ma'ruf berharap hasil tes urine bisa membawa implikasi positif.
Artinya hasil tes narkoba bisa dibuka ke khalayak dan siapapun yang positif mengidap narkoba harus diperlakukan sesuai prosedur yang berlaku.
"Jika hal itu dilakukan secara benar dan transparan, tentunya akan mengembalikan kepercayaan masyarakat ke aparat," ujarnya.
Permintaan tiba-tiba itu dilakukan di tengah kegiatan latihan baris berbaris (PBB).
Akibatnya tidak sedikit anggota yang merasa terkejut. Dari pengambilan 110 sampel, satu sampel urine terindikasi mengandung narkoba.
"Ini tes awal. Dan adanya indikasi perlu dilakukan pemeriksaan lagi, "ujar Wakapolres Tulungagung Komisaris Polisi Indra Lutrianto Amstono kepada wartawan, Jumat (11/10/2013).
Tes yang dilakukan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) dan internal Polres Tulungagung menggunakan peralatan khusus speedy test.
Secara medis, piranti yang ada mampu mendeteksi lima kandungan zat narkoba seperti ekstasi, ganja, sabu, morfin dan bensodiazebin.
Secara tekhnis, satu persatu anggota diminta menyerahkan contoh air seni. Seperti diketahui, tes urine digelar secara terbuka di halaman mapolres.
"Selain speedy test, pemeriksaan urine juga menggunakan alat rapid diagnosis test, "jelasnya.
Menurut Indra, tes urine yang rencananya dilakukan secara berkala tersebut bertujuan membersihkan lingkungan Polri dari pengaruh jahat narkoba.
Karenanya, pemilik urine yang terindikasi mengandung zat adiktif itu langsung menjalani pemeriksaan secara khusus.
"Kita ingin melakukan penertiban di lingkungan internal. Sebelum menangkap pelaku narkoba tentunya kita harus bersih dari narkoba, "pungkasnya.
Menanggapi hal itu Koordinator LSM Pusat Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Tulungagung Imam Ma'ruf berharap hasil tes urine bisa membawa implikasi positif.
Artinya hasil tes narkoba bisa dibuka ke khalayak dan siapapun yang positif mengidap narkoba harus diperlakukan sesuai prosedur yang berlaku.
"Jika hal itu dilakukan secara benar dan transparan, tentunya akan mengembalikan kepercayaan masyarakat ke aparat," ujarnya.
(lns)