Penyakit kambing ini menular ke manusia
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Solo menemukan kambing yang menderita penyakit scabies atau semacam penyakit kulit pada kambing. Kambing-kambing itu, selain tidak layak dijadikan hewan kurban, juga banyak yang masih muda.
"Penyakit kulit itu cukup berbahaya dan bisa menular ke sesama kambing dan manusia. Sehingga tidak disarankan kambing-kambing tersebut dipakai untuk hewan kurban, karena kondisinya dalam keadaan tidak sehat," ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Solo Weni Ekayanti, kepada wartawan, Rabu (9/10/2013).
Ditambahkan dia, pihaknya juga menemukan belasan kambing yang usianya masih muda dan belum cukup umur untuk dipakai sebagai hewan kurban. Hal itu terbukti dari beberapa kambing yang dijual di lapak-lapak dadakan tersebut belum powel atau belum pernah ganti gigi.
"Syarat hewan kurban, giginya harus sudah pernah tanggal, dan biasanya hanya berlangsung pada satu tahun. Pihaknya menegaskan untuk kambing yang mengalami scabies tersebut harusnya dikarantina oleh para penjual dan tidak dicampurkan dengan kambing-kambing lain yang ada," terangnya.
Menurutnya, jika hal itu dipaksakan nantinya bisa menimbulkan kerugian bagi pedagang hewan kurban musiman tersebut.
“Ya nantinya kalau sakit semua kan malah jadi tidak laku, harusnya pedagang harus lebih selektif memilih kambing yang sehat. Kalau untuk yang di bawah umur nantinya bisa dijual untuk keperluan lain, bukan untuk kepentingan kurban,” sambungnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang, Pardi menyebutkan pihaknya bakal mengkarantina kambing-kambing yang mengalami scabies. Pihaknya mengaku telah menyeleksi kambing-kambing tersebut sebelum dijual kembali.
Akan tetapi, kambing-kambing yang mengalami scabies itu luput dari seleksi, karena kondisinya terlihat sehat. Pihaknya mengatakan, untuk tahun ini harga kambing yang dipatok berkisar pada angka Rp1 juta-Rp2,5 juta. Tergantung dari kondisi
kambing yang dijual.
"Penyakit kulit itu cukup berbahaya dan bisa menular ke sesama kambing dan manusia. Sehingga tidak disarankan kambing-kambing tersebut dipakai untuk hewan kurban, karena kondisinya dalam keadaan tidak sehat," ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Solo Weni Ekayanti, kepada wartawan, Rabu (9/10/2013).
Ditambahkan dia, pihaknya juga menemukan belasan kambing yang usianya masih muda dan belum cukup umur untuk dipakai sebagai hewan kurban. Hal itu terbukti dari beberapa kambing yang dijual di lapak-lapak dadakan tersebut belum powel atau belum pernah ganti gigi.
"Syarat hewan kurban, giginya harus sudah pernah tanggal, dan biasanya hanya berlangsung pada satu tahun. Pihaknya menegaskan untuk kambing yang mengalami scabies tersebut harusnya dikarantina oleh para penjual dan tidak dicampurkan dengan kambing-kambing lain yang ada," terangnya.
Menurutnya, jika hal itu dipaksakan nantinya bisa menimbulkan kerugian bagi pedagang hewan kurban musiman tersebut.
“Ya nantinya kalau sakit semua kan malah jadi tidak laku, harusnya pedagang harus lebih selektif memilih kambing yang sehat. Kalau untuk yang di bawah umur nantinya bisa dijual untuk keperluan lain, bukan untuk kepentingan kurban,” sambungnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang, Pardi menyebutkan pihaknya bakal mengkarantina kambing-kambing yang mengalami scabies. Pihaknya mengaku telah menyeleksi kambing-kambing tersebut sebelum dijual kembali.
Akan tetapi, kambing-kambing yang mengalami scabies itu luput dari seleksi, karena kondisinya terlihat sehat. Pihaknya mengatakan, untuk tahun ini harga kambing yang dipatok berkisar pada angka Rp1 juta-Rp2,5 juta. Tergantung dari kondisi
kambing yang dijual.
(san)