Pantau Gunung Guntur, PVMBG pasang alat permanen

Rabu, 09 Oktober 2013 - 03:27 WIB
Pantau Gunung Guntur, PVMBG pasang alat permanen
Pantau Gunung Guntur, PVMBG pasang alat permanen
A A A
Sindonews.com - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memasang alat pemantau di Gunung Guntur secara permanen. Alat berupa Electronic Distance Measurement (EDM) ini akan bertugas menggantikan alat sebelumnya yang dipasang dengan menggunakan tripod pada April 2013 lalu.

“Fungsinya mendeteksi perkembangan fisik dan aktivitas Gunung Guntur. Alat ini dipasang permanen dengan menggunakan fondasi beton,” kata petugas Pos Pengamatan Gunung Guntur, Aam Mahmud, Selasa (8/10/2013).

Dia menyebutkan, alat tersebut dipasang di tiga lokasi berbeda pada lereng Gunung Guntur. Selain di lereng, alat serupa juga dipasang di Pos Pemantauan Gunung Guntur yang terletak di Kampung Cukangkawung, Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogongkaler.

“Yang dipasang di pos merupakan alat penembak sinar laser. Penghitungan pergerakan alat-alat ini dilakuan pada pagi dan sore hari dengan cara menembakkan sinar laser dari pos ke arah ketiga alat di lereng gunung,” jelasnya.

Menurut dia, alat ini juga akan mengukur bentuk Gunung Guntur secara horizontal dan vertikal. Dengan demikian, kata Aam, beberapa hal yang belum diketahui mengenai Gunung Guntur sebelumnya, akan dapat dengan mudah diperoleh dengan alat-alat tersebut.

“Alat ini dapat pula menghitung berapa besar aktivitas Gunung Guntur. Jadi, secara kasat mata aktivitas gunung tentu tidak akan terdeteksi. Namun melalui EDM, perubahan bentuknya dapat diketahui dalam hitungan milimeter. Namun, kami ini belum bisa mempublikasikan hasil perhitungannya,” ungkapnya.

Status Gunung Guntur sendiri hingga kini masih waspada. Pemerintah pun melarang warga untuk mendekati puncak gunung dalam radius dua km.

Sejak status Gunung Guntur kembali meningkat dari Normal menjadi Waspada pada Jumat 30 Agustus 2013 lalu, setidaknya terjadi tiga kali gempa tremor, yakni pada 30 Agustus 2013 sekira pukul 08.20–14.50 WIB. Selanjutnya, gempa tremor kembali terjadi pada 13 September 2013 selama kurang lebih enam jam, dan pada 2 Oktober 2013 selama dua jam.

Di kurun waktu Agustus-Oktober 2013, aktivitas Gunung Guntur cenderung fluktiatif. Pada 16 September, terjadi lonjakan jumlah kegempaan, yakni gempa vulkanik dalam sebanyak enam kali dan 22 gempa vulkanik dangkal.

Pada 7 Oktober terjadi satu kali gempa vulkanik dalam dan enam kali vulkanik dangkal. Sedangkan, gempa tektonik terus terjadi dengan kisaran satu sampai empat kali sehari.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7001 seconds (0.1#10.140)