UKT janggal, ribuan mahasiswa UNRI demo rektorat
A
A
A
Sindonews.com - Ribuan mahasiswa Universitas Riau (UNRI) melakukan aksi unjukrasa ke kantor rektorat mereka. Tuntutannya, meminta kejelasan uang kuliah tunggal (UKT).
Aksi unjukrasa yang digelar di Jalan HM Subrantas Pekanbaru ini juga memanas karena mereka yang hendak menerobos masuk kantor rektorat dihadang oleh satpam kampus.
"UKT sangat memberatkan mahasiswa karena mahal. Selain itu pengunaannya juga tidak tranparan," kata Kordinator Aksi Zulfa Hendri, Selasa (8/10/2013).
Menurut mereka, saat ini UKT yang dikenakan mahasiswa sebesar Rp4,5 juta. Namun, hanya lima persen dari semua mahasiswa yang hanya dikenakan uang kuliah murah, yakni sekira Rp500 ribu persemester.
"UKT ada lima golongan, yakni golongan pertama yang murah Rp500 ribu itu, persentasenya hanya lima persen, itu yang dapat mahasiswa kurang mampu. Sedangkan persentase golongan lima umum yaitu Rp4,5 juta. Sisanya 10 golongan, dua sampai empat yang sedikit lebih murah," imbuhnya.
"Yang membuat kita marah ke rektorat adalah, untuk apa UKT sebanyak Rp4,5 juta itu karena dulu hanya Rp600 ribu. Ketika kami tanya, katanya untuk wisuda kelak. Tapi kok mahal sekali. Ketika kita tanya selain dana wisuda, mereka tidak mau tranparan. Makanya kita duga mereka melakukan korupsi," sambungnya.
Mahasiswa memberi batas waktu pihak rektorat sampai besok untuk menjelaskan kegunaan uang tersebut. Jika tidak, mehasiswa akan terus mendemo rektorat.
"Janjinya besok mereka akan menjelaskan. Kita lihat saja," tambahnya.
Aksi unjukrasa yang digelar di Jalan HM Subrantas Pekanbaru ini juga memanas karena mereka yang hendak menerobos masuk kantor rektorat dihadang oleh satpam kampus.
"UKT sangat memberatkan mahasiswa karena mahal. Selain itu pengunaannya juga tidak tranparan," kata Kordinator Aksi Zulfa Hendri, Selasa (8/10/2013).
Menurut mereka, saat ini UKT yang dikenakan mahasiswa sebesar Rp4,5 juta. Namun, hanya lima persen dari semua mahasiswa yang hanya dikenakan uang kuliah murah, yakni sekira Rp500 ribu persemester.
"UKT ada lima golongan, yakni golongan pertama yang murah Rp500 ribu itu, persentasenya hanya lima persen, itu yang dapat mahasiswa kurang mampu. Sedangkan persentase golongan lima umum yaitu Rp4,5 juta. Sisanya 10 golongan, dua sampai empat yang sedikit lebih murah," imbuhnya.
"Yang membuat kita marah ke rektorat adalah, untuk apa UKT sebanyak Rp4,5 juta itu karena dulu hanya Rp600 ribu. Ketika kami tanya, katanya untuk wisuda kelak. Tapi kok mahal sekali. Ketika kita tanya selain dana wisuda, mereka tidak mau tranparan. Makanya kita duga mereka melakukan korupsi," sambungnya.
Mahasiswa memberi batas waktu pihak rektorat sampai besok untuk menjelaskan kegunaan uang tersebut. Jika tidak, mehasiswa akan terus mendemo rektorat.
"Janjinya besok mereka akan menjelaskan. Kita lihat saja," tambahnya.
(rsa)