Urban forest 4 batal dibangun

Minggu, 06 Oktober 2013 - 13:54 WIB
Urban forest 4 batal dibangun
Urban forest 4 batal dibangun
A A A
Sindonews.com - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Solo memastikan pembangunan urban forest tahap ke empat di Kecamatan Jebres batal dilakukan. Dana pembangunan untuk urban forest tersebut bakal dialihkan untuk mendesain ulang Monumen Banjarsari.

Seperti diketahui, urban forest dibangun kali pertama di bantaran Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Jebres pada tahun 2010 lalu.

Selanjutnya diikuti pada tahap kedua pada tahun 2011 dan tahap ke tiga pada 2012 lalu. Dalam urban forest tersebut disediakan beberapa fasilitas ruang terbuka hijau untuk masyarakat yang meliputi kawasan untuk bersantai, permainan anak, jogging track dan beberapa fasilitas penunjang lain.

Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup (PKLH) BLH Kota Solo, Luluk Nurhayati mengatakan, pembangunan urban forest memang terpaksa dibatalkan. Pasalnya, urban forest tahap keempat tersebut juga berada di bantaran Sungai Bengawan Solo, yang selalu tenggelam saat musim penghujan tiba.

Sehingga pembangunan urban forest tersebut dinilai tidak efektif untuk dilanjutkan dan lebih baik dialihkan untuk mendesain ulang Monumen Banjarsari. Pihaknya mengatakan, monumen tersebut dinilai penting untuk didesain ulang. Pasalnya, di kawasan tersebut masih banyak ruang kosong yang belum dimaksimalkan untuk ruang terbuka hijau.

Selain itu, kawasan monumen tersebut juga terletak di tengah kota, sehingga jumlah pengunjungnya lebih banyak jika dibandingkan dengan urban forest. “Kita akan desain ulang monumen itu biar terlihat lebih indah dan lebih bagus. Untuk sementara urban forest tahap keempat tidak disetujui oleh pemerintah pusat," ucap Luluk di Solo, Minggu (6/10/2013).

Pihaknya menambahkan, dana untuk mendesain ulang monumen tersebut berkisar pada angka Rp600 juta. Dana tersebut menurutnya bakal dimaksimalkan untuk menjadikan taman yang lebih baik.

Sementara itu kekecewaan datang dari warga Pucangsawit Kecamatan Jebres, mereka menyayangkan batalnya pembangunan urban forest tersebut. Padahal keberadaan urban forest itu sangat ditunggu oleh warga sekitar.

Apalagi di kawasan itu sangat minim ruang terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bersantai maupun sekadar bermain-main. “Kalau kita sebagai warga inginnya tetap dibangun di sini, kalau tidak dibangun taman, ruang kosong bantaran ini sangat panas dan kurang nyaman untuk anak-anak,” katanya. (maf)
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7531 seconds (0.1#10.140)