Soekarwo: Penyelesaian pengungsi Syiah masih berjalan
A
A
A
Sindonews.com - Upaya pemulangan warga Syiah Sampang yang mengungsi di Rumah Susun (Rusun) Jemundo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, molor. Awalnya, pengungsi dijadwalkan pulang kampung saat Hari Raya Idul Fitri. Namun, hingga saat ini mereka masih berada di pengungsian.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengklaim, penyeleseian pengungsi Syiah Sampang ini tidak jalan di tempat. Menurutnya, upaya rekonsiliasi yang digagas oleh Kampus IAIN Sunan Ampel, Surabaya, masih terus berjalan.
"Bukan jalan di tempat. Kalau materialnya, menurut saya sudah jalan dengan tujuh, dua dan 20. Tujuh warga sudah pulang ke kampung halaman, beberapa waktu lalu ada dua warga yang pulang dan akan menyusul 20 warga yang akan pulang," ujar Soekarwo, kepada wartawan, Jumat (4/10/2013).
Pria yang akrab disapa Pakde Karwo ini menegaskan, IAIN Sunan Ampel atas perintah dari Menteri Agama (Menag) sedang memastikan tiga faktor, yakni faktor kiai, saudara, dan tetangga para pengungsi. Artinya, diupayakan lingkungan pengungsi bisa menerima kembali warga yang saat ini berada di Rusun Jemundo.
Tentunya, rekonsiliasi ini adalah untuk mengedepankan hubungan persaudaraan antar warga di Kabupaten Sampang. Sehingga, nanti akan ada bentuk kompromi-kompromi.
"Ada juga usulan jangan orang Bangkalan yang menyeleseikan Sampang. Dengan Ulama madura (Badan Silaturrahim Ulama Madura-Basra) terus kita negoisasi. Dari segi meterial saya kira sudah jalan," terangnya.
Dia menegaskan, meski Menag RI menunjuk IAIN Sunan Ampel untuk melakukan rekonsiliasi. Namun, Pemprov Jatim mendukung langkah itu secara penuh. Meskipun dalam forum rekonsiliasi yang pernah digelar, Pemprov Jatim sebagai undangan.
"Untuk detailnya, hari ini saya belum tahu. Karena saya baru datang (dari MK). Tapi saya sudah kontak ke Pak Rektor (Rektor IAIN Sunan Ampel), bagaimana dengan timnya untuk belanja sudah disiapkan dari provinsi," tukasnya.
Sebelumnya, upaya rekonsiliasi ini adalah bentuk win-win solution untuk penyeleseian konflik Sunni-Syiah di Kabupaten Sampang. Warga Syiah Sampang harus mengungsi di Rusun Jemundo, Sidoarjo. Sebelumnya, sekitar 69 Kepala Keluarga ini berada di GOR Sampang.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengklaim, penyeleseian pengungsi Syiah Sampang ini tidak jalan di tempat. Menurutnya, upaya rekonsiliasi yang digagas oleh Kampus IAIN Sunan Ampel, Surabaya, masih terus berjalan.
"Bukan jalan di tempat. Kalau materialnya, menurut saya sudah jalan dengan tujuh, dua dan 20. Tujuh warga sudah pulang ke kampung halaman, beberapa waktu lalu ada dua warga yang pulang dan akan menyusul 20 warga yang akan pulang," ujar Soekarwo, kepada wartawan, Jumat (4/10/2013).
Pria yang akrab disapa Pakde Karwo ini menegaskan, IAIN Sunan Ampel atas perintah dari Menteri Agama (Menag) sedang memastikan tiga faktor, yakni faktor kiai, saudara, dan tetangga para pengungsi. Artinya, diupayakan lingkungan pengungsi bisa menerima kembali warga yang saat ini berada di Rusun Jemundo.
Tentunya, rekonsiliasi ini adalah untuk mengedepankan hubungan persaudaraan antar warga di Kabupaten Sampang. Sehingga, nanti akan ada bentuk kompromi-kompromi.
"Ada juga usulan jangan orang Bangkalan yang menyeleseikan Sampang. Dengan Ulama madura (Badan Silaturrahim Ulama Madura-Basra) terus kita negoisasi. Dari segi meterial saya kira sudah jalan," terangnya.
Dia menegaskan, meski Menag RI menunjuk IAIN Sunan Ampel untuk melakukan rekonsiliasi. Namun, Pemprov Jatim mendukung langkah itu secara penuh. Meskipun dalam forum rekonsiliasi yang pernah digelar, Pemprov Jatim sebagai undangan.
"Untuk detailnya, hari ini saya belum tahu. Karena saya baru datang (dari MK). Tapi saya sudah kontak ke Pak Rektor (Rektor IAIN Sunan Ampel), bagaimana dengan timnya untuk belanja sudah disiapkan dari provinsi," tukasnya.
Sebelumnya, upaya rekonsiliasi ini adalah bentuk win-win solution untuk penyeleseian konflik Sunni-Syiah di Kabupaten Sampang. Warga Syiah Sampang harus mengungsi di Rusun Jemundo, Sidoarjo. Sebelumnya, sekitar 69 Kepala Keluarga ini berada di GOR Sampang.
(san)