Penelitian Gunung Padang kurang sosialisasi

Jum'at, 04 Oktober 2013 - 00:01 WIB
Penelitian Gunung Padang kurang sosialisasi
Penelitian Gunung Padang kurang sosialisasi
A A A
Sindonews.com - Ketua Paguyuban Pasundan, Didi Turmudzi, menyindir sosialisasi penelitian di Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, yang tidak sampai ke masyarakat secara luas. Akibatnya, lima warga sekitar Gunung Padang sempat ditahan kepolisian belum lama ini.

Itu dilatarbelakangi adanya ledakan di Gunung Padang yang merupakan bagian dari metode tomografi. Peneliti meledakkan petasan di sana untuk mengetahui isi dari Gunung Padang.

Lima warga setempat lalu mendatangi lokasi, mereka berkelahi dengan para peneliti. Itu dikarenakan mereka mengira Gunung Padang akan dirusak. Tapi dua hari lalu mereka akhirnya dibebaskan.

Didi menyayangkan adanya penahanan terhadap lima warga tersebut. Padahal harusnya dilihat dulu apa penyebab mereka melakukan kekerasan di lokasi.

"Itu masalah sosialisasi yang tidak sampai kepada masyarakat. Mereka itu awam teknologi, makanya harus sabar (menghadapi mereka). Mereka (melakukan itu karena) merasa karena itu adalah situs yang tidak boleh dirusak," kata Didi di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/10/2013).

Menurutnya, penelitian di Gunung Padang bagus untuk dilakukan. Sebab dari sana bisa terungkap berbagai misteri peradaban, termasuk misteri dari Gunung Padang itu sendiri.

"Penelitian itu bagus. Hanya karena penelitian itu sosialisasinya tidak rata, saya pikir ini sosialisasi yang bagus tapi tidak etik," ungkapnya.

Didi mengatakan tidak ingin insiden serupa kembali terulang. Sehingga jika ada penelitian lagi, sosialisasi harus benar-benar dilakukan dengan baik.

"Dan tolong juga jangan sampai merusak lingkungan," pintanya.

Disinggung soal sosialisasi yang tidak sampai ke masyarakat secara, Andi Arief selaku staf khusus Presiden bidang sosial dan bencana sekaligus koordinator tim riset mandiri Gunung Padang membantah.

Ia bahkan secara pribadi sudah berkunjung ke lokasi dan warga sekitar untuk sosialisasi sekaligus meminta izin akan melakukan penelitian. Izin dari pejabat mulai dari Presiden hingga RT dan RW juga sudah dikantongi.

"Apa kita kurang sosialisasi? Kita sudah dua tahun komunikasi dengan masyarakat dan oke-oke saja enggak ada masalah. Tapi tiba-tiba ada pemukulan," cetusnya.

Ia pun berharap peristiwa itu berakhir damai dan tidak menyisakan permasalahan lagi. Sehingga penelitian-penelitian berikutnya bisa berjalan lancar.

Andi lalu mengingatkan kepada siapapun untuk menghargai para peneliti yang melakukan penelitian di Gunung Padang.

"Peneliti itu harus kita hormati sebenarnya, di mana-mana dunia itu maju karena peneliti kan. Jadi yang sudah ya sudahlah, kita jadikan pelajaran dan kita juga introspeksi di mana kesalahan kita," tuturnya.

Andi menambahkan, para peneliti dengan senang hati datang dan melakukan penelitian di sana tanpa diminta. Bahkan banyak peneliti yang menurutnya tidak dibayar. "Saya juga malu mereka enggak dibayar," ucapnya.

Tapi ia memastikan berbagai peneliti itu berada dalam satu koordinasi yang sama. "Pada akhirnya satu koordinasi," ujar Andi.

Sementara ketika disinggung ledakan yang ada di lokasi, ia juga memastikan itu hanya petasan. "Kalau petasan ya kita bilang petasan. Kalau dinamit kita bilang dinamit. Kalau pakai dinamit, (Gunung Padang) itu sudah hancur," tandasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5289 seconds (0.1#10.140)