Krisis air bersih di Ngronggo Salatiga semakin parah
A
A
A
Sindonews.com - Bencana kekeringan yang melanda wilayah Dukuh Ngronggo, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga, bertambah parah. Semua sumber air yang ada di daerah tersebut sudah mengering sehingga warga semakin sulit mendapat air bersih.
Guna mencukupi kebutuhan air bersih setiap hari, warga terpaksa membeli air bersih dari PDAM Salatiga senilai Rp75 ribu per tangki. Sedangkan warga yang tidak mampu membeli air bersih, terpaksa harung ngangsu (mengambil) air ke sumber air di dukuh lain yang jaraknya cukup jauh dari rumah mereka.
Ketua RW 4 Dukuh Ngronggo Muhdi (47), menuturkan, krisis air bersih ini sudah dialami warga sejak akhir Agustus lalu. Sejak saat itu, untuk mendapatkan air bersih, warga harus mengantre di sumur warga lain yang masih ada airnya.
"Sekarang semua sumur yang ada di Ngronggo sudah mengering. Dan kami harus membeli air agar kebutuhan bisa terpenuhi," katanya, Selasa (1/10/2013).
Dia mengatakan, dalam minggu ini, pihaknya akan mengajukan bantuan air bersih kepada Pemkot Salatiga. Langkah ini dilakukan untuk membantu warga yang tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
"Setelah proposalnya jadi, langsung kami ajukan ke pemkot. Kami berharap setelah proposal bantuan kami ajukan, pemkot bisa segera melakukan dropping air," ujarnya.
Lebih jauh Muhdi menyatakan, krisis air bersih sudah menjadi bencana tahunan bagi warga Ngronggo. Atas dasar itu, warga berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk mengatasi masalah yang dihadapi warga Ngronggo ini.
"Kami minta PDAM bisa membuka jaringan air bersih ke Ngronggo agar kami bisa menikmati layanan air bersih. Sehingga tidak keropatan mencari air saat kemarau," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Salatiga, Kusumo Adji, menyatakan pihaknya siap melakukan dropping air bersih ke Ngronggo. Hanya dropping baru bisa dilakukan jika sudah ada permintaan dari warga.
"Sebelum ada permintaan dari warga, kami belum bisa melakukan dropping air bersih. Sebab dasar melakukan dropping adalah permintaan dari warga," tandasnya.
Guna mencukupi kebutuhan air bersih setiap hari, warga terpaksa membeli air bersih dari PDAM Salatiga senilai Rp75 ribu per tangki. Sedangkan warga yang tidak mampu membeli air bersih, terpaksa harung ngangsu (mengambil) air ke sumber air di dukuh lain yang jaraknya cukup jauh dari rumah mereka.
Ketua RW 4 Dukuh Ngronggo Muhdi (47), menuturkan, krisis air bersih ini sudah dialami warga sejak akhir Agustus lalu. Sejak saat itu, untuk mendapatkan air bersih, warga harus mengantre di sumur warga lain yang masih ada airnya.
"Sekarang semua sumur yang ada di Ngronggo sudah mengering. Dan kami harus membeli air agar kebutuhan bisa terpenuhi," katanya, Selasa (1/10/2013).
Dia mengatakan, dalam minggu ini, pihaknya akan mengajukan bantuan air bersih kepada Pemkot Salatiga. Langkah ini dilakukan untuk membantu warga yang tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
"Setelah proposalnya jadi, langsung kami ajukan ke pemkot. Kami berharap setelah proposal bantuan kami ajukan, pemkot bisa segera melakukan dropping air," ujarnya.
Lebih jauh Muhdi menyatakan, krisis air bersih sudah menjadi bencana tahunan bagi warga Ngronggo. Atas dasar itu, warga berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk mengatasi masalah yang dihadapi warga Ngronggo ini.
"Kami minta PDAM bisa membuka jaringan air bersih ke Ngronggo agar kami bisa menikmati layanan air bersih. Sehingga tidak keropatan mencari air saat kemarau," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Salatiga, Kusumo Adji, menyatakan pihaknya siap melakukan dropping air bersih ke Ngronggo. Hanya dropping baru bisa dilakukan jika sudah ada permintaan dari warga.
"Sebelum ada permintaan dari warga, kami belum bisa melakukan dropping air bersih. Sebab dasar melakukan dropping adalah permintaan dari warga," tandasnya.
(rsa)