Ini dia keluhan petugas Damkar Kota Semarang
A
A
A
Sindonews.com - Sudah banyak kisah sukses dari petugas pemadam kebakaran Kota Semarang dalam menjalankan tugasnya selama ini. Dengan tangan dingin merekalah, ratusan kasus kebakaran dapat di atasi dengan baik.
Tak terhitung berapa jumlah harta benda, juga nyawa yang berhasil diselamatkan petugas damkar dari amukan si jago merah. Tahun ini saja, mereka berhasil memadamkan kobaran api di 163 titik yang berbeda, di Kota Semarang.
Meski begitu, ternyata ada cerita yang menyentuh dari kisah sukses tersebut yang mungkin tidak diketahui oleh banyak masyarakat. Sebuah cerita dimana selama ini mereka melakukan tugas berat itu dengan segala keterbatasan, seperti jumlah personel yang terbatas dan peralatan pendukung seadanya.
“Saat ini, kita hanya memiliki petugas pemadam 76 orang, dengan tambahan petugas outsourcing sebanyak 25 orang. Jika di hitung dari jumlah armada, yakni 22 buah, jumlah petugas sangatlah kurang,” ungkap Kepala Seksi Operasi Dinas Kebakaran Kota Semarang Supriyanto saat ditemui wartawan, di kantornya, Rabu (25/9/2013).
Idealnya, imbuh dia, satu buah unit mobil kebakaran di isi oleh petugas sebanyak enam orang. Namun karena keterbatasan itulah, selama ini satu unit hanya diisi dengan 3-4 orang saja. “Mau bagaimana lagi, tenaganya hanya ada segitu, kita hanya pasrah saja meskipun pekerjaannya menjadi kurang maksimal,” imbuhnya.
Selain kekurangan jumlah personel, peralatan yang digunakan selama ini menurut Supriyanto juga seadanya. Banyak mobil pemadam kebakaran yang digunakan untuk bertugas, kondisinya sudah tua termakan usia.
Kondisi itu jelas menjadi problem bagi pelaksanaan pekerjaan petugas kebakaran. Sebab, petugas selama ini dituntut mengedepankan responsif waktu ketika melaksanakan tugas pemadaman.
“Setiap ada kebakaran, kita dituntut tepat waktu, namun tentu kami pikir-pikir untuk melakukan manuver di jalanan dengan kondisi kendaraan seperti itu. Kan tidak lucu jika niatnya nolong orang, malah kita yang ditolong karena mengalami kecelakaan akibat kondisi kendaraan yang sudah renta itu,” terangnya.
Untuk itulah, kadang dia harus bersabar jika ada masyarakat yang mencaci mereka karena seringkali terlambat datang. Supriyanto tidak menyangkal akan hal itu, baginya dia dan petugas lain sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Untuk itu, dia berharap kepada Pemkot Semarang lebih memperhatikan permasalahan yang dialami Dinas Kebakaran Kota Semarang. Dia juga berharap, pemkot mau menambah jumlah personel pemadam kebakaran menjadi lebih banyak, juga melakukan regenerasi terhadap kendaraan yang digunakan.
“Kami harap tahun depan pemkot menambah petugas dan armada baru bagi kami, supaya kami tidak keteteran lagi dan lebih sigap dalam menangani permasalahan kebakaran di Kota Semarang,” pungkasnya.
Tak terhitung berapa jumlah harta benda, juga nyawa yang berhasil diselamatkan petugas damkar dari amukan si jago merah. Tahun ini saja, mereka berhasil memadamkan kobaran api di 163 titik yang berbeda, di Kota Semarang.
Meski begitu, ternyata ada cerita yang menyentuh dari kisah sukses tersebut yang mungkin tidak diketahui oleh banyak masyarakat. Sebuah cerita dimana selama ini mereka melakukan tugas berat itu dengan segala keterbatasan, seperti jumlah personel yang terbatas dan peralatan pendukung seadanya.
“Saat ini, kita hanya memiliki petugas pemadam 76 orang, dengan tambahan petugas outsourcing sebanyak 25 orang. Jika di hitung dari jumlah armada, yakni 22 buah, jumlah petugas sangatlah kurang,” ungkap Kepala Seksi Operasi Dinas Kebakaran Kota Semarang Supriyanto saat ditemui wartawan, di kantornya, Rabu (25/9/2013).
Idealnya, imbuh dia, satu buah unit mobil kebakaran di isi oleh petugas sebanyak enam orang. Namun karena keterbatasan itulah, selama ini satu unit hanya diisi dengan 3-4 orang saja. “Mau bagaimana lagi, tenaganya hanya ada segitu, kita hanya pasrah saja meskipun pekerjaannya menjadi kurang maksimal,” imbuhnya.
Selain kekurangan jumlah personel, peralatan yang digunakan selama ini menurut Supriyanto juga seadanya. Banyak mobil pemadam kebakaran yang digunakan untuk bertugas, kondisinya sudah tua termakan usia.
Kondisi itu jelas menjadi problem bagi pelaksanaan pekerjaan petugas kebakaran. Sebab, petugas selama ini dituntut mengedepankan responsif waktu ketika melaksanakan tugas pemadaman.
“Setiap ada kebakaran, kita dituntut tepat waktu, namun tentu kami pikir-pikir untuk melakukan manuver di jalanan dengan kondisi kendaraan seperti itu. Kan tidak lucu jika niatnya nolong orang, malah kita yang ditolong karena mengalami kecelakaan akibat kondisi kendaraan yang sudah renta itu,” terangnya.
Untuk itulah, kadang dia harus bersabar jika ada masyarakat yang mencaci mereka karena seringkali terlambat datang. Supriyanto tidak menyangkal akan hal itu, baginya dia dan petugas lain sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Untuk itu, dia berharap kepada Pemkot Semarang lebih memperhatikan permasalahan yang dialami Dinas Kebakaran Kota Semarang. Dia juga berharap, pemkot mau menambah jumlah personel pemadam kebakaran menjadi lebih banyak, juga melakukan regenerasi terhadap kendaraan yang digunakan.
“Kami harap tahun depan pemkot menambah petugas dan armada baru bagi kami, supaya kami tidak keteteran lagi dan lebih sigap dalam menangani permasalahan kebakaran di Kota Semarang,” pungkasnya.
(san)