Dokter RSHS berhasil lepaskan janin di mulut Ginan
A
A
A
Sindonews.com - Operasi yang dilakukan tim dokter RS Hasan Sadikin (RSHS) terhadap Ginan Septian Nugraha berjalan lancar. Parasit yang sempat menempel di mulutnya sudah dilepaskan. Kondisi Ginan pasca operasi pun stabil.
"Secara umum operasi berjalan lancar," kata ketua tim dokter RSHS, Abdurachman, di RSHS, Kota Bandung, Rabu (25/9/2013).
Operasi berlangsung 1,5 jam dari pukul 10.00-11.30 WIB. Saat ini, Ginan masih dalam proses pemulihan pasca operasi. Dalam beberapa hari ke depan, Ginan akan tetap berada di RSHS untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Dicky Drajat, dokter spesialis bedah anak, mengaku tidak mendapat kendala saat mengoperasi Ginan. "Secara teknis, untuk operasi ini kita tidak mendapat kesulitan," ucapnya.
Dijelaskannya, parasit yang menempel di mulut Ginan disayat. "Tumornya itu melekat pada bagian lidah dan rahang bagian bawah, bukan di atas," jelasnya.
Dalam proses operasi, menurutnya Ginan tidak terlalu banyak mengalami pendarahan. Tapi hal itu perlu observasi lebih lanjut untuk memastikan Ginan tidak kekurangan darah atau tidak.
Tim dokter yang menangani Ginan akan terus memantau perkembangannya dari hari ke hari. Sebab tidak menutup kemungkinan Ginan memerlukan operasi lanjutan.
Disinggung berat calon kembaran Ginan, tim dokter belum mengukurnya. "Sekarang masih dilakukan identifikasi jaringan lain di dalamnya," ucap Dicky.
Ginan Septian Nugraha lahir pada Kamis, 19 September 2013, di rumah orangtuanya di Kampung Cikadu, Desa Ciroyom Hilir, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat. Ia lahir secara normal dengan bantuan bidan desa. Setelah keluar dari rahim, bidan yang melihat kondisi itu kaget dan mengira Ginan menderita tumor.
Karena kondisinya itu, Ginan langsung dibawa ke Rumah Sakit Cibabat Kota Cimahi. Pihak RS Cibabat angkat tangan dengan kondisi itu. Ginan lalu dirujuk ke RSHS untuk mendapat perawatan intensif hingga kini.
Setelah diperiksa lebih lanjut, diketahui ternyata Ginan kemungkinan akan jadi bayi kembar. Tapi kembaran Ginan tidak tumbuh dengan sempurna. Bahkan kembarannya itu menempel di mulut dalam bagian atas.
Ginan merupakan anak ketiga anak pasangan Aep Supriatna (36) dan Yani Mulyani (33). Keluarga ini terbilang tidak mampu. Aep bekerja sebagai penjual es cincau keliling, sedangkan Yani hanya ibu rumah tangga biasa.
"Secara umum operasi berjalan lancar," kata ketua tim dokter RSHS, Abdurachman, di RSHS, Kota Bandung, Rabu (25/9/2013).
Operasi berlangsung 1,5 jam dari pukul 10.00-11.30 WIB. Saat ini, Ginan masih dalam proses pemulihan pasca operasi. Dalam beberapa hari ke depan, Ginan akan tetap berada di RSHS untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Dicky Drajat, dokter spesialis bedah anak, mengaku tidak mendapat kendala saat mengoperasi Ginan. "Secara teknis, untuk operasi ini kita tidak mendapat kesulitan," ucapnya.
Dijelaskannya, parasit yang menempel di mulut Ginan disayat. "Tumornya itu melekat pada bagian lidah dan rahang bagian bawah, bukan di atas," jelasnya.
Dalam proses operasi, menurutnya Ginan tidak terlalu banyak mengalami pendarahan. Tapi hal itu perlu observasi lebih lanjut untuk memastikan Ginan tidak kekurangan darah atau tidak.
Tim dokter yang menangani Ginan akan terus memantau perkembangannya dari hari ke hari. Sebab tidak menutup kemungkinan Ginan memerlukan operasi lanjutan.
Disinggung berat calon kembaran Ginan, tim dokter belum mengukurnya. "Sekarang masih dilakukan identifikasi jaringan lain di dalamnya," ucap Dicky.
Ginan Septian Nugraha lahir pada Kamis, 19 September 2013, di rumah orangtuanya di Kampung Cikadu, Desa Ciroyom Hilir, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat. Ia lahir secara normal dengan bantuan bidan desa. Setelah keluar dari rahim, bidan yang melihat kondisi itu kaget dan mengira Ginan menderita tumor.
Karena kondisinya itu, Ginan langsung dibawa ke Rumah Sakit Cibabat Kota Cimahi. Pihak RS Cibabat angkat tangan dengan kondisi itu. Ginan lalu dirujuk ke RSHS untuk mendapat perawatan intensif hingga kini.
Setelah diperiksa lebih lanjut, diketahui ternyata Ginan kemungkinan akan jadi bayi kembar. Tapi kembaran Ginan tidak tumbuh dengan sempurna. Bahkan kembarannya itu menempel di mulut dalam bagian atas.
Ginan merupakan anak ketiga anak pasangan Aep Supriatna (36) dan Yani Mulyani (33). Keluarga ini terbilang tidak mampu. Aep bekerja sebagai penjual es cincau keliling, sedangkan Yani hanya ibu rumah tangga biasa.
(rsa)