PLN Garut malu listrik sering mati
A
A
A
Sindonews.com - Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Garut berjanji akan membenahi jaringan yang menyuplai listrik ke Perumahan Buana Putra, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan.
Humas PLN Area Garut Wahyudin mengatakan, salah satu pembenahan jaringan ini adalah dengan membuat percabangan baru pada penyulang yang menyuplai listrik untuk permukiman tersebut.
“Mungkin nanti awal 2014 kita akan buat percabangan baru untuk Penyulang Kawah Putih. Dampak dari tidak adanya percabangan ini tidak lain adalah banyaknya gangguan yang berakhir pemadaman,” kata Wahyudin, kepada wartawan, Senin (23/9/2013).
Dia sendiri mengaku ketersediaan cabang pada jaringan Penyulang Kawah Putih yang memasok listrik ke Perumahan Buana Putra masih jauh dari ideal. Seharusnya, setiap jaringan penyulang listrik memiliki percabangan sepanjang 5 km atau sekira 200 tiang sekali.
“Sedangkan jaringan Penyulang Kawah Putih ini terbentang sejauh 20 km. Sama sekali belum ada percabangan pada jaringan tersebut. Saya sendiri merasa malu dengan seringnya kasus listrik padam di kawasan itu," terangnya.
Bahkan, lanjutnya, durasinya pun melebihi batas wajar. Seharusnya padam listrik maksimal tiga jam, ini bisa sampai sembilan jam. Setelah ditanyakan kepada bagian teknis, rupanya mereka kesulitan untuk mencari gangguan karena panjangnya bentangan jaringan.
Wahyudin menjelaskan, fungsi dari adanya percabangan tidak lain untuk mempermudah pihaknya mencari gangguan guna mempercepat proses perbaikan jaringan. Dengan percabangan sepanjang 5 km atau sekira 200 tiang sekali, maka gangguan suplai listrik bisa segera ditangani.
“Sejumlah wilayah lain, misalnya di Kecamatan Tarogong, Garut Kota, Samarang, dan lainnya, terdapat banyak percabangan di jaringan penyulang listriknya. Makanya, kami bisa cepat menangani gangguan di sana. Jadi, kami dapat dengan mudah melokalisir titik gangguan di jaringan itu, keberadaan percabangan juga akan memudahkan suplai listrik," tukasnya.
Kalau Penyulang Kawah Putih bermasalah, tambahnya, masih bisa alihkan pasokannya dari penyulang yang lain. Namun karena tidak ada percabangan, suplai dari penyulang lain pun tidak bisa dilakukan.
Menurutnya, pembuatan percabangan pada jaringan ini akan memakan biaya yang sangat besar, melebihi anggaran pemeliharaan tahunan. Pada Agustus lalu, pemeliharaan jaringan di wilayah Garut menghabiskan dana sebesar Rp4 Miliar.
“Kami harus masukan rencana ini ke anggaran investasi tahunan. Biayanya sangat besar karena mesti memasang sejumlah komponen utama yang baru. Misalnya pengadaan tiang listrik, kabel, dan komponen utama jaringan lainnya,” pungkasnya.
Humas PLN Area Garut Wahyudin mengatakan, salah satu pembenahan jaringan ini adalah dengan membuat percabangan baru pada penyulang yang menyuplai listrik untuk permukiman tersebut.
“Mungkin nanti awal 2014 kita akan buat percabangan baru untuk Penyulang Kawah Putih. Dampak dari tidak adanya percabangan ini tidak lain adalah banyaknya gangguan yang berakhir pemadaman,” kata Wahyudin, kepada wartawan, Senin (23/9/2013).
Dia sendiri mengaku ketersediaan cabang pada jaringan Penyulang Kawah Putih yang memasok listrik ke Perumahan Buana Putra masih jauh dari ideal. Seharusnya, setiap jaringan penyulang listrik memiliki percabangan sepanjang 5 km atau sekira 200 tiang sekali.
“Sedangkan jaringan Penyulang Kawah Putih ini terbentang sejauh 20 km. Sama sekali belum ada percabangan pada jaringan tersebut. Saya sendiri merasa malu dengan seringnya kasus listrik padam di kawasan itu," terangnya.
Bahkan, lanjutnya, durasinya pun melebihi batas wajar. Seharusnya padam listrik maksimal tiga jam, ini bisa sampai sembilan jam. Setelah ditanyakan kepada bagian teknis, rupanya mereka kesulitan untuk mencari gangguan karena panjangnya bentangan jaringan.
Wahyudin menjelaskan, fungsi dari adanya percabangan tidak lain untuk mempermudah pihaknya mencari gangguan guna mempercepat proses perbaikan jaringan. Dengan percabangan sepanjang 5 km atau sekira 200 tiang sekali, maka gangguan suplai listrik bisa segera ditangani.
“Sejumlah wilayah lain, misalnya di Kecamatan Tarogong, Garut Kota, Samarang, dan lainnya, terdapat banyak percabangan di jaringan penyulang listriknya. Makanya, kami bisa cepat menangani gangguan di sana. Jadi, kami dapat dengan mudah melokalisir titik gangguan di jaringan itu, keberadaan percabangan juga akan memudahkan suplai listrik," tukasnya.
Kalau Penyulang Kawah Putih bermasalah, tambahnya, masih bisa alihkan pasokannya dari penyulang yang lain. Namun karena tidak ada percabangan, suplai dari penyulang lain pun tidak bisa dilakukan.
Menurutnya, pembuatan percabangan pada jaringan ini akan memakan biaya yang sangat besar, melebihi anggaran pemeliharaan tahunan. Pada Agustus lalu, pemeliharaan jaringan di wilayah Garut menghabiskan dana sebesar Rp4 Miliar.
“Kami harus masukan rencana ini ke anggaran investasi tahunan. Biayanya sangat besar karena mesti memasang sejumlah komponen utama yang baru. Misalnya pengadaan tiang listrik, kabel, dan komponen utama jaringan lainnya,” pungkasnya.
(san)