Gangguan sistem radar ancam keselamatan penerbangan

Rabu, 18 September 2013 - 01:30 WIB
Gangguan sistem radar ancam keselamatan penerbangan
Gangguan sistem radar ancam keselamatan penerbangan
A A A
Sindonews.com - Gangguan sistem radar, seperti tidak berfungsinya monitor data aktivitas penerbangan harus disikapi serius. Meski untuk aktivitas penerbangan masih bisa dipandu non radar, tetap saja membahayakan keselamatan penerbangan.

Karena itu, agar gangguan sistem radar tidak sering terjadi, perlu pemeliharaan dan perawatan secara teratur.

“Radar sangat diperlukan dalam penerbangan, karena itu gangguan radar tidak boleh diremehkan, sebab bisa berakibat fatal,” kata pengamat penerbangan STMIK Amikom Yogyakarta Nasro Nasiri, Selasa (17/9/2013)

Nasro menjelaskan selain berfungsi untuk memantau dan memonitor lalu lintas penerbangan di bandara, radar juga akan membantu dalam memberikan petunjuk dalam penerbangan, baik saat akan take off maupun landing.

Seperti untuk navigasi sudut saat akan landing, rute yang harus dilalui serta posisi ketinggian dan rendah untuk penerbangan pesawat itu.

“Navigasi ini secara otomatis ada di radar, yang diatur dalam very high frequency omnidirection radio range (VOR) dan instrusment landing system (ILS),” paparnya.

VOR merupakan sistem navigasi mengenai gelombang frekuensi, yaitu untuk petunjuk arah atau rute dan jarak tempuh penerbangan. Sedangkan ILS untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan pesawat di landasan pacu (runway) suatu bandara.

ILS bekerja dengan memanfaatkan display dari instrumen di pesawat berdasarkan informasi yang dikirim dari pemancar yang berada di landasan.

“Karena itu, dengan bantuan radar akan memudahkan dalam pengaturan lalu lintas penerbangan. Sehingga meski untuk panduan non radar tetap bisa, namun tetap berbahaya bagi keselamatan penerbangan. Apalagi jika lalu lintasnya padat, dipastikan harus kerja keras,” terang Nasro.

Nasro mengatakan agar radar tetap berfungsi maksimal, selain dengan pemeliharaan dan perawatan rutin, juga perlu back up sistem radar. Sehingga saat sistem utama mengalami gangguan dapat menggunakan sistem cadangan.

Dengan begitu, selama sistem utama radar diperbaikan, radar tetap berfungsi.

Untuk kerusakan radar sendiri banyak faktornya, bisa berasal dari dalam maupun dari luar. Dari dalam misalnya sistem kerja radar itu terlalu keras, sehingga performanya menjadi lambat dan yang dari luar, yakni pengaruh lingkungan yang ada di sekitar radar tersebut. Selain itu juga bisa dari usia radar.

“Untuk usia radar umumnya antara 20 hingga 30 tahun harus ada pergantian. Jika di bawah itu ada pergantian, kemungkinan karena ada teknologi terbaru, sehingga harus diganti,” jelasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5034 seconds (0.1#10.140)