Bentrok Sunni-Syiah, 21 motor & 2 perahu dirusak
A
A
A
Sindonews.com - Bentrokkan antarwarga di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jember, mengakibatkan 21 sepeda motor, dan dua unit perahu rusak. Bentrokan yang dipicu keyakinan beragama ini juga mengakibatkan beberapa rumah warga dirusak massa.
"Informasi di lapangan, jumlah korban meliputi seorang meninggal dunia, seorang anggota polisi dan seorang ibu terluka. Kemudian ada 21 motor dan dua perahu dirusak," ujar Presedium Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Aan Anshori, kepada wartawan, Kamis (12/9/2013).
Ditambahkan dia, aksi kekerasan juga mengakibatkan pecahnya kaca dan rusaknya bangunan sekolah di Ponpes Darus Sholihin.
"Aksi ini dipicu oleh karnaval yang diselenggarakan Ponpes Darus Sholihin pimpinan Ustadz Ali. Karnaval tersebut untuk memperingati HUT kemerdekaan RI. Rupanya ada kelompok yang tidak menyukai acara karnaval tersebut," bebernya.
Warga yang tidak suka dengan karnaval itu, lalu melakukan provokasi. Keributan kecil yang terjadi pun meluas menjadi kerusuhan. Bahkan, anggota kepolisian yang datang di lokasi sejak awal tidak mampu meredam amuk massa penyerang.
"Aparat kepolisian harus menunjukkan kewibawaannya dengan cara mengusut tuntas siapa dalang di balik bentrokan ini. Sehingga, mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat Puger," tandasnya.
Dilanjutkan dia, kerusuhan keyakinan Sunni-Syiah di Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, telah menjadi sorotan dunia international. Jika dibiarkan terus belarut, hal dikhawatirkan dapat merusak kerukunan beragama di tanah air.
"Dalam konflik ini, harusnya pihak yang terlibat dalam bentrokan, dan para tokoh agama bisa mengedepankan dialog dalam menyelesaikan masalah. Sekali lagi, yang harus dikedepankan adalah dialog," terangnya.
Aktivis PMII ini menambahkan, peran penting pemerintah dan aparat keamanan, polisi dan tentara, adalah mewadahi serta melakukan berbagai upaya pencegahan kembalinya peristiwa berdarah itu.
Diberitakan sebelumnya, kekerasan berlatar belakang keyakinan Sunni-Syiah pecah di Desa Puger Kulon. Akibat bentrokkan itu, seorang warga bernama Eko Mardi tewas dibunuh.
Bentrokkan ini melibatkan massa Ponpes Darus Sholihin yang disinyalir menganut faham Syiah melawan Kelompok Pengajian Nurul Mustofa pimpinan Ustadz Fauzi yang berpaham Sunni.
"Informasi di lapangan, jumlah korban meliputi seorang meninggal dunia, seorang anggota polisi dan seorang ibu terluka. Kemudian ada 21 motor dan dua perahu dirusak," ujar Presedium Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Aan Anshori, kepada wartawan, Kamis (12/9/2013).
Ditambahkan dia, aksi kekerasan juga mengakibatkan pecahnya kaca dan rusaknya bangunan sekolah di Ponpes Darus Sholihin.
"Aksi ini dipicu oleh karnaval yang diselenggarakan Ponpes Darus Sholihin pimpinan Ustadz Ali. Karnaval tersebut untuk memperingati HUT kemerdekaan RI. Rupanya ada kelompok yang tidak menyukai acara karnaval tersebut," bebernya.
Warga yang tidak suka dengan karnaval itu, lalu melakukan provokasi. Keributan kecil yang terjadi pun meluas menjadi kerusuhan. Bahkan, anggota kepolisian yang datang di lokasi sejak awal tidak mampu meredam amuk massa penyerang.
"Aparat kepolisian harus menunjukkan kewibawaannya dengan cara mengusut tuntas siapa dalang di balik bentrokan ini. Sehingga, mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat Puger," tandasnya.
Dilanjutkan dia, kerusuhan keyakinan Sunni-Syiah di Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, telah menjadi sorotan dunia international. Jika dibiarkan terus belarut, hal dikhawatirkan dapat merusak kerukunan beragama di tanah air.
"Dalam konflik ini, harusnya pihak yang terlibat dalam bentrokan, dan para tokoh agama bisa mengedepankan dialog dalam menyelesaikan masalah. Sekali lagi, yang harus dikedepankan adalah dialog," terangnya.
Aktivis PMII ini menambahkan, peran penting pemerintah dan aparat keamanan, polisi dan tentara, adalah mewadahi serta melakukan berbagai upaya pencegahan kembalinya peristiwa berdarah itu.
Diberitakan sebelumnya, kekerasan berlatar belakang keyakinan Sunni-Syiah pecah di Desa Puger Kulon. Akibat bentrokkan itu, seorang warga bernama Eko Mardi tewas dibunuh.
Bentrokkan ini melibatkan massa Ponpes Darus Sholihin yang disinyalir menganut faham Syiah melawan Kelompok Pengajian Nurul Mustofa pimpinan Ustadz Fauzi yang berpaham Sunni.
(san)