Korban tewas Sunni-Syiah adalah saksi juru kunci
A
A
A
Sindonews.com - Korban tewas dalam bentrok berdarah di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Eko Mardi (27), antara pendukung Sunni dan diduga pendukung Syiah ternyata merupakan saksi kunci kerusuhan pada bentrokan yang pernah pecah bulan Mei lalu.
Demikian disampaikan Ketua PCNU Kencong, Jember KH Hasyim Wafir kepada wartawan, Rabu (11/9/2013) malam.
"Dia (Eko Mardi) sebenarnya adalah saksi kunci peristiwa kerusuhan pertama. Dia bukan berasal dari kelompok Timur (Pimpinan Ustaz Ali)," kata Hasyim.
Menurutnya, sebelum bentrok berdarah ini, sekitar bulan Mei lalu telah terjadi kerusuhan serupa namun tidak ada korban jiwa. Eko Mardi adalah saksi kunci bentrokkan tersebut. Dia dari Kelompok pengajian Nurul Mustofa pimpinan Ustaz Fauzi (Sunni).
Dikatakannya, saat kerusuhan pertama pada bulan Mei lalu, telah diselesaikan dengan cara mediasi hingga tercetuslah sebuah kesepakatan antara Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) Puger, Muspida Jember, Ormas Islam dan Ponpes Darus Sholihin.
Intinya dalam kesepakatan itu, Ponpes Pimpinan Ustaz Ali yang ditengarai menganut faham Syiah tidak boleh melakukan kegiatan pengerahan massa.
Kata Hasyim, Eko tewas saat dikeroyok oleh massa yang diduga dari kelompon Ustaz Ali. Kelompok Ustaz Ali ini memang sejak lama diduga sebagai penganut faham Syiah dengan pondok pesantrennnya Darus Sholihin (sebelumnya ditulis Riyadhus Sholihin).
"Dia tewas saat dikeroyok massa di pinggir Sungai. Saat ini massa membawa sejumlah senjata tajam dan pentungan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Rabu sore, kawasan Puger, Jember digegerkan dengan aksi bentrok massa. Bentrok massa dipicu oleh karnaval yang digelar Pondok Pesantren Darus Sholihin.
Warga yang menolak digelarnya karnaval tersebut, langsung melakukan penyerangan dengan berbekal pentungan. Sejumlah santri dan aparat kepolisian yang berjaga-jaga terluka. Puluhan kendaraan dan sembilan rumah rusak.
Demikian disampaikan Ketua PCNU Kencong, Jember KH Hasyim Wafir kepada wartawan, Rabu (11/9/2013) malam.
"Dia (Eko Mardi) sebenarnya adalah saksi kunci peristiwa kerusuhan pertama. Dia bukan berasal dari kelompok Timur (Pimpinan Ustaz Ali)," kata Hasyim.
Menurutnya, sebelum bentrok berdarah ini, sekitar bulan Mei lalu telah terjadi kerusuhan serupa namun tidak ada korban jiwa. Eko Mardi adalah saksi kunci bentrokkan tersebut. Dia dari Kelompok pengajian Nurul Mustofa pimpinan Ustaz Fauzi (Sunni).
Dikatakannya, saat kerusuhan pertama pada bulan Mei lalu, telah diselesaikan dengan cara mediasi hingga tercetuslah sebuah kesepakatan antara Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) Puger, Muspida Jember, Ormas Islam dan Ponpes Darus Sholihin.
Intinya dalam kesepakatan itu, Ponpes Pimpinan Ustaz Ali yang ditengarai menganut faham Syiah tidak boleh melakukan kegiatan pengerahan massa.
Kata Hasyim, Eko tewas saat dikeroyok oleh massa yang diduga dari kelompon Ustaz Ali. Kelompok Ustaz Ali ini memang sejak lama diduga sebagai penganut faham Syiah dengan pondok pesantrennnya Darus Sholihin (sebelumnya ditulis Riyadhus Sholihin).
"Dia tewas saat dikeroyok massa di pinggir Sungai. Saat ini massa membawa sejumlah senjata tajam dan pentungan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Rabu sore, kawasan Puger, Jember digegerkan dengan aksi bentrok massa. Bentrok massa dipicu oleh karnaval yang digelar Pondok Pesantren Darus Sholihin.
Warga yang menolak digelarnya karnaval tersebut, langsung melakukan penyerangan dengan berbekal pentungan. Sejumlah santri dan aparat kepolisian yang berjaga-jaga terluka. Puluhan kendaraan dan sembilan rumah rusak.
(rsa)