42 dusun di Jateng dilanda kekeringan

Rabu, 11 September 2013 - 20:57 WIB
42 dusun di Jateng dilanda kekeringan
42 dusun di Jateng dilanda kekeringan
A A A
Sindonews.com - Sedikitnya 42 dusun di 10 desa yang tersebar di lima kecamatan, Kabupaten Magelang mengalami kekeringan. Kondisi tersebut membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih.

Kecamatan yang mengalami kekeringan tersebut adalah Kecamatan Dukun, Muntilan, Sawangan, Serta Kecamatan Borobudur. Secara keseluruhan, di lima kecamatan rata-rata terdapat 3.798 Kepala Keluarga (KK).

Sehingga diperkirakan secara keseluruhan terdapat 13.733 jiwa yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang Joko Sudibyo menyatakan, berbagai kecamatan yang mengalami kekeringan itu berdasarkan laporan resmi dari Pemerintahan Desa yang bersangkutan. Mereka mengajukan surat secara resmi meminta droping air bersih ke BPBD.

“Untuk itu kita sedang mengusahakan bantuan air ke Bakorwil BNPB, BPBD Provinsi Jateng dan lainya. Sebab, jumlah maupun wilayah ini dimungkinkan bisa terus bertambah,” kata Joko, Rabu (11/9/2013).

Dari total wilayah yang mengalami kekeringan, sebagian besar sudah diroping air bersih. Terutama bagi pemerintah desa yang sudah mengajukan.

"Sepanjang masyarakat sudah mempersiapkan bak penampung air, BPBD bersama PDAM akan mengirimkan droping air bersih. Diharapkan, bantuan droping air bersih dapat merata di setiap daerah," imbuhnya.

Pihaknya bahkan sudah menyediakan anggaran sekitar Rp30.000.000 untuk mengatasi kekeringan. Disampaikannya, dana tersebut hanya cukup untuk mendroping air bersih sekitar 70 tangki dengan kapasitas per tangki 4.000 liter atau 5.000 liter.

“(anggaran) Itu tidak cukup kayaknya. Kita nanti usahakan ke Bakorwil dan ke Provinsi Jateng,” jelasnya.

Menurutnya, kekeringan yang melanda wilayah Magelang terjadi akibat dua faktor. Yakni wilayah yang memiliki topografi struktur batuan seperti di Kecamatan Borobudur.

"Kekeringan seperti di wilayah ini karena faktor alam," jelas dia.

Faktor kedua, lanjut dia, wilayah yang mengalami kekeringan dikarenakan kerusakan irigasi di sekitar wilayah yang bersangkutan. Dia mencontohkan, irigasi yang rusak di sekitar bantaran sungai yang berhulu di Merapi.

Sehingga air sulit untuk meresap ke tanah. Cekdam irigasi tidak berfungsi maksimal dan tidak lancar.

“Apabila bendungan lancer, air dapat meresap ketanah. Lalu, mata air sumur insaallah akan bagus kembali,” terang Joko.

Sementara itu, Kasi Pemerintahan Umum Pemerintah Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Hartanto Dwi Putro mengatakan, Desa Margoyoso sudah kesekian kalinya meminta droping air bersih ke BPBD.

Bantuan itu memang sudah biasa disampaikan Pemdes Margoyoso untuk enam dusun yang kekurangan air bersih.

“Sebenarnya di tempat kami sudah ada aliran air bersih. Namun, debit aliran air mengalami penurunan. Bahkan terkadang juga ada beberapa dusun yang macet. Untuk memenuhi kebutuhan, maka kami mengajukan bantuan droping air bersih ke BPBD. Untuk saat ini kami masih menunggu droping air bersih itu,” tandasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5351 seconds (0.1#10.140)