Peluru nyasar di rumah wartawan ANTV jenis timah
A
A
A
Sindonews.com - Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Anwar Hasan mengatakan, tim gabungan Polrestabes Makassar dan Laborarotorium Forensik (Labfor) Mabes Polri cabang Makassar, masih melakukan olah TKP di rumah jurnalis TV nasional yang terkena peluru nyasar, pada Selasa 10 September 2013.
"Untuk jenis (peluru) dan kalibernya, kita masih tunggu penyelidikan dari Tim Labfor," kata Kompol Anwar Hasan, kepada wartawan, di lokasi kejadian, Rabu (11/9/2013).
Dari hasil analisa awal, peluru tersebut ditembakkan dari belakang rumah korban. Namun belum diketahui pasti jarak dan sudut kemiringan penembakan yang terjadi sekitar pukul 02.00 Wita, dini hari itu.
Anwar menambahkan, jenis peluru di rumah itu sangat berbeda dengan tiga kasus penembakan misterius yang terjadi selama 2013. "Kalau peluru di rumah Parda jenisnya timah, sedangkan kasus sebelumnya merupakan jenis kuningan berkaliber 30 mm," bebernya.
Anwar juga menyayangkan, terlambatnya pelaporan tersebut ke penyidik kepolisian. Sebelumnya, kasus peluru nyasar menimpa Fathir Muhammad, di Jalan Baji Gau, Kecamatan Mamajang, pada 1 Februari 2013.
Setelah 35 hari menjalani perawatan di ICU RSUP Wahidin, Fathir akhirnya meninggal dunia akibat luka tembak di kepalanya.
Hingga saat ini, pelaku penembakan masih misterius, meski sudah ada dugaan senjata yang memuntahkan peluru adalah senjata laras panjang jenis US Carbine dan peluru kaliber 30 milimeter. Polisi masih kesulitan membongkarnya.
Begitu pun dengan kasus yang menimpa Mirawati (41), warga Jalan Gunung Latimojong Lorong 74, Kecamatan Ujung Pandang, pada Selasa 7 Mei 2013, masih menjadi misteri.
"Untuk jenis (peluru) dan kalibernya, kita masih tunggu penyelidikan dari Tim Labfor," kata Kompol Anwar Hasan, kepada wartawan, di lokasi kejadian, Rabu (11/9/2013).
Dari hasil analisa awal, peluru tersebut ditembakkan dari belakang rumah korban. Namun belum diketahui pasti jarak dan sudut kemiringan penembakan yang terjadi sekitar pukul 02.00 Wita, dini hari itu.
Anwar menambahkan, jenis peluru di rumah itu sangat berbeda dengan tiga kasus penembakan misterius yang terjadi selama 2013. "Kalau peluru di rumah Parda jenisnya timah, sedangkan kasus sebelumnya merupakan jenis kuningan berkaliber 30 mm," bebernya.
Anwar juga menyayangkan, terlambatnya pelaporan tersebut ke penyidik kepolisian. Sebelumnya, kasus peluru nyasar menimpa Fathir Muhammad, di Jalan Baji Gau, Kecamatan Mamajang, pada 1 Februari 2013.
Setelah 35 hari menjalani perawatan di ICU RSUP Wahidin, Fathir akhirnya meninggal dunia akibat luka tembak di kepalanya.
Hingga saat ini, pelaku penembakan masih misterius, meski sudah ada dugaan senjata yang memuntahkan peluru adalah senjata laras panjang jenis US Carbine dan peluru kaliber 30 milimeter. Polisi masih kesulitan membongkarnya.
Begitu pun dengan kasus yang menimpa Mirawati (41), warga Jalan Gunung Latimojong Lorong 74, Kecamatan Ujung Pandang, pada Selasa 7 Mei 2013, masih menjadi misteri.
(san)