Tidak penting, pembahasan penggantian nama Jabar dihentikan

Tidak penting, pembahasan penggantian nama Jabar dihentikan
A
A
A
Sindonews.com - Usul penggantian nama Jawa Barat menjadi Pasundan, dihentikan sementara oleh politikus Bandung yang berkumpul di DPRD Jawa Barat. Alasannya, usul tersebut tidak terlalu penting, dan mendesak.
"Soal itu sudah (dibahas) di Badan Musyawarah (Bamus). Tapi di bamus kita berpikir masih banyak yang lebih krusial daripada itu," kata Ketua DPRD Jawa Barat Irfan Suryanagara, saat ditemui di Hotel Horison, Bandung, Selasa (10/9/2013).
Disinggung apakah wacana penggantian nama Jawa Barat akan dilanjutkan pembahasannya atau tidak, dia menyatakan akan melihat perkembangan ke depan.
"Sampai sekarang belum ada kejelasan tentang kapan (pembahasan) dilanjut atau akan akan dihentikan," ungkapnya.
Disinggung urgensi penggantian nama Jawa Barat, Irfan tidak mau bicara panjang lebar. Yang jelas, dalam hal ini DPRD hanya sebatas menerima aspirasi. Sedangkan aspirasi itu bukan berasal dari DPRD.
"Kita menerima, lalu kita evaluasi, sementara di bamus masih banyak (masalah) yang lain antre," jelasnya.
Saat ini, anggota dewan sedang fokus membahas anggaran dan program legislasi daerah. Khusus untuk perda, pada semester pertama tahun ini sudah ada sekira 11 raperda yang disahkan jadi perda.
"Sisanya hingga akhir tahun ini kita targetkan bisa menyelesaikan 25 perda, mudah-mudahan terkejar," tukasnya.
"Soal itu sudah (dibahas) di Badan Musyawarah (Bamus). Tapi di bamus kita berpikir masih banyak yang lebih krusial daripada itu," kata Ketua DPRD Jawa Barat Irfan Suryanagara, saat ditemui di Hotel Horison, Bandung, Selasa (10/9/2013).
Disinggung apakah wacana penggantian nama Jawa Barat akan dilanjutkan pembahasannya atau tidak, dia menyatakan akan melihat perkembangan ke depan.
"Sampai sekarang belum ada kejelasan tentang kapan (pembahasan) dilanjut atau akan akan dihentikan," ungkapnya.
Disinggung urgensi penggantian nama Jawa Barat, Irfan tidak mau bicara panjang lebar. Yang jelas, dalam hal ini DPRD hanya sebatas menerima aspirasi. Sedangkan aspirasi itu bukan berasal dari DPRD.
"Kita menerima, lalu kita evaluasi, sementara di bamus masih banyak (masalah) yang lain antre," jelasnya.
Saat ini, anggota dewan sedang fokus membahas anggaran dan program legislasi daerah. Khusus untuk perda, pada semester pertama tahun ini sudah ada sekira 11 raperda yang disahkan jadi perda.
"Sisanya hingga akhir tahun ini kita targetkan bisa menyelesaikan 25 perda, mudah-mudahan terkejar," tukasnya.
(san)