Diduga sesat, Pondok Alif Lam Mim Pancasila dipantau MUI
A
A
A
Sindonews.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung menyelidiki sekelompok orang di Desa Tawing, Kecamatan Gondang yang diduga sebagai penganut aliran menyimpang.
Selain bernampilan nyentrik, yakni mengenakan pakaian serba hitam, bersongkok, dan beratribut khusus, orang-orang ini juga berprilaku eksklusif. Secara sosial mereka memilih berinteraksi dengan anggota kelompoknya sendiri daripada bergaul dengan masyarakat pada umumnya.
"Mereka mengklaim sebagai jemaah pondok yang bernama Alif Lam Mim Pancasila," ujar Ketua MUI Tulungagung, KH Agus Hadi Mahfudz kepada wartawan, Senin (9/9/2013).
Dari data yang dihimpun, ada sekira 70 orang yang menjadi anggota kelompok ini. Dalam berkumpul, berbincang dan berdiskusi, mereka dipimpin oleh seorang "imam" yang bernama Wahyudi (35), warga desa setempat. Hal itu yang membuat aktivitas mereka dipandang masyarakat sebagai hal yang aneh dan meresahkan.
Menurut Gus Hadi begitu biasa disapa, kelompok Pondok Alif Lam Mim Pancasila tersebut mengaku lebih banyak membicarakan tema Pancasila.
Untuk itu mereka menolak ketika dituding sebagai kelompok aliran sesat. "Sejauh ini kita juga belum menemukan ajaran yang sifatnya menyesatkan. Mereka lebih banyak berbicara Pancasila," jelasnya.
Kendati demikian, MUI, kata Gus Hadi sudah meminta mereka menandatangani perjanjian yang intinya tidak akan menyebarkan ajaran yang menyesatkan.
Selain bernampilan nyentrik, yakni mengenakan pakaian serba hitam, bersongkok, dan beratribut khusus, orang-orang ini juga berprilaku eksklusif. Secara sosial mereka memilih berinteraksi dengan anggota kelompoknya sendiri daripada bergaul dengan masyarakat pada umumnya.
"Mereka mengklaim sebagai jemaah pondok yang bernama Alif Lam Mim Pancasila," ujar Ketua MUI Tulungagung, KH Agus Hadi Mahfudz kepada wartawan, Senin (9/9/2013).
Dari data yang dihimpun, ada sekira 70 orang yang menjadi anggota kelompok ini. Dalam berkumpul, berbincang dan berdiskusi, mereka dipimpin oleh seorang "imam" yang bernama Wahyudi (35), warga desa setempat. Hal itu yang membuat aktivitas mereka dipandang masyarakat sebagai hal yang aneh dan meresahkan.
Menurut Gus Hadi begitu biasa disapa, kelompok Pondok Alif Lam Mim Pancasila tersebut mengaku lebih banyak membicarakan tema Pancasila.
Untuk itu mereka menolak ketika dituding sebagai kelompok aliran sesat. "Sejauh ini kita juga belum menemukan ajaran yang sifatnya menyesatkan. Mereka lebih banyak berbicara Pancasila," jelasnya.
Kendati demikian, MUI, kata Gus Hadi sudah meminta mereka menandatangani perjanjian yang intinya tidak akan menyebarkan ajaran yang menyesatkan.
(rsa)