Bintara polisi ditemukan tewas bersimbah darah
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Polsekta Mamajang Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Rahman Abbas (42), ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, BTN Griya Asinda Pratama Gap 7, No.10, Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan Barat (Sulselbar).
Bintara senior polri tersebut, ditemukan dalam keadaan tertelungkup di dalam kamarnya. Sementara itu, ditemukan luka robek di sekitar wajah, serta kepala mengeluarkan darah. Belum diketahui pasti penyebab kematian anggota polisi ini.
Sekitar pukul 20.00 Wita, jenazah Aiptu Rahman dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan autopsi.
Informasi yang dihimpun wartawan, kali pertama korban ditemukan oleh anaknya Dinda. Saksi curiga, karena setelah beberapa kali mengetuk pintu, korban tak juga menyahut. Akhirnya, Dinda membuka pintu, dan menemukan bapaknya telah tewas bersimbah darah, tepat di samping tempat tidurnya.
"Korban sudah dibawa ke RS Bhayangkara untuk diatopsi, agar kematiannya bisa segera diketahui," ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi, kepada wartawan, Kamis (5/9/2013).
Pasca kejadian, penyidik Polres Gowa telah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi mata dalam kasus ini.
Sementara itu, dokter forensik RS Bhayangkara dr Mauluddin mengaku, dalam setahun terakhir, korban memiliki riwayat penyakit jantung. Selain itu, Aiptu Rahman juga mengalami gangguan di kepala, setelah mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu.
Namun, dia belum berani menyimpulkan penyebab kematian korban dengan kedua penyakitnya tersebut.
"Yang jelas, dia beberapa bulan terakhir dirawat teratur di RS Bhayangkara. Apakah ini ada hubungannya atau ada penyebab lain, kita tunggu saja hasil autopsi," kata Mauluddin.
Dari keterangan rekan-rekan korban, Aiptu Rahman belum lama ini sempat mengalami kejang-kejang dan terjatuh saat menjalankan tugasnya, di Mapolsekta Mamajang.
Sementara itu, pasca kematian korban, sejumlah keluarga Aiptu Rahman mencurigai adanya unsur kekerasan dalam kasus tersebut. Kecurigaan ini, muncul setelah ditemukan adanya luka robek pada bagian wajah korban.
Bintara senior polri tersebut, ditemukan dalam keadaan tertelungkup di dalam kamarnya. Sementara itu, ditemukan luka robek di sekitar wajah, serta kepala mengeluarkan darah. Belum diketahui pasti penyebab kematian anggota polisi ini.
Sekitar pukul 20.00 Wita, jenazah Aiptu Rahman dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan autopsi.
Informasi yang dihimpun wartawan, kali pertama korban ditemukan oleh anaknya Dinda. Saksi curiga, karena setelah beberapa kali mengetuk pintu, korban tak juga menyahut. Akhirnya, Dinda membuka pintu, dan menemukan bapaknya telah tewas bersimbah darah, tepat di samping tempat tidurnya.
"Korban sudah dibawa ke RS Bhayangkara untuk diatopsi, agar kematiannya bisa segera diketahui," ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi, kepada wartawan, Kamis (5/9/2013).
Pasca kejadian, penyidik Polres Gowa telah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi mata dalam kasus ini.
Sementara itu, dokter forensik RS Bhayangkara dr Mauluddin mengaku, dalam setahun terakhir, korban memiliki riwayat penyakit jantung. Selain itu, Aiptu Rahman juga mengalami gangguan di kepala, setelah mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu.
Namun, dia belum berani menyimpulkan penyebab kematian korban dengan kedua penyakitnya tersebut.
"Yang jelas, dia beberapa bulan terakhir dirawat teratur di RS Bhayangkara. Apakah ini ada hubungannya atau ada penyebab lain, kita tunggu saja hasil autopsi," kata Mauluddin.
Dari keterangan rekan-rekan korban, Aiptu Rahman belum lama ini sempat mengalami kejang-kejang dan terjatuh saat menjalankan tugasnya, di Mapolsekta Mamajang.
Sementara itu, pasca kematian korban, sejumlah keluarga Aiptu Rahman mencurigai adanya unsur kekerasan dalam kasus tersebut. Kecurigaan ini, muncul setelah ditemukan adanya luka robek pada bagian wajah korban.
(san)