Tenaga honorer K2 diminta waspadai calo
A
A
A
Sindonews.com - Jelang ujian perekrutan honorer kategori dua (K2), tenaga honorer K2, diminta untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh dengan iming-imingan calo.
Hal itu disampaikan langsung, Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan, Amiruddin Karim, Rabu (28/8/2013). "Kita imbau agar mereka yang masuk K2 tidak mudah terpengaruh dengan calo. Karena bukan mereka yang menentukan lolos tidaknya anda. Melainkan usaha sendiri," jelasnya.
Menurutnya, momen seperti saat ini biasa menjadi lahan bagi para calo. Terkadang calo memanfaatkan dan meminta sejumlah uang kepada calon korbannya, dengan mengatasnamakan pejabat yang berwenang.
Intinya kata Amiruddin, disaat seperti sekarang para honorer harus lebih waspada dengan janji-janji oknum yang tidak bertanggungjawab akan meloloskan honorer K2 menjadi PNS.
Mengenai honorer K2 yang tidak tercover, dia menyarankan agar pemerintah daerah (Pemda) bisa memikirkan nasib para tenaga honorer itu.
"Kita harapkan agar mereka yang tidak tercover dalam K2 ini bisa dijadikan pegawai daerah jika memang ada kemampuan membayar tenaga mereka. Sehingga bisa diberdayakan. Jadi bentuknya pegawai daerah itu bisa dibuatkan semacam surat keputusan (SK). Karena bukan pegawai PNS dan sistem penggajiannya juga disesuaikan dengan kinerja dan ijazah terakhir," jelasnya.
Bedanya, kata dia, pegawai daerah itu tidak akan menerima pensiun, meski ada semacam kenaikan pangkat disesuaikan ijazah terakhir.
"Kami harapkan pemerintah bisa memikirkan hal itu sepanjang memiliki anggaran," katanya seraya mengatakan pengangkatan tenaga tersebut, sudah pasti disesuiakan dengan kebutuhan pegawai.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat (BKDD) Kabupaten Maros, Arwin Malik, mengatakan pihaknya telah mendengar informasi pelaksanaan tes CPNS jalur K2 yang diwacanakan di media.
"Kita sudah mendengar wacana itu. Tapi belum mendapat informasi pastinya. Tapi sambil menunggu informasi resmi dari pusat kita sementara melakukan survei tempat tes," ungkap Arwin.
Arwin memperkirakan pelaksanaan ujian nantinya, dibutuhkan sekira 200 kelas disesuaikan jumlah K2. Saat ini jumlah tenaga honorer K2 sekira 400 lebih.
Hal itu disampaikan langsung, Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan, Amiruddin Karim, Rabu (28/8/2013). "Kita imbau agar mereka yang masuk K2 tidak mudah terpengaruh dengan calo. Karena bukan mereka yang menentukan lolos tidaknya anda. Melainkan usaha sendiri," jelasnya.
Menurutnya, momen seperti saat ini biasa menjadi lahan bagi para calo. Terkadang calo memanfaatkan dan meminta sejumlah uang kepada calon korbannya, dengan mengatasnamakan pejabat yang berwenang.
Intinya kata Amiruddin, disaat seperti sekarang para honorer harus lebih waspada dengan janji-janji oknum yang tidak bertanggungjawab akan meloloskan honorer K2 menjadi PNS.
Mengenai honorer K2 yang tidak tercover, dia menyarankan agar pemerintah daerah (Pemda) bisa memikirkan nasib para tenaga honorer itu.
"Kita harapkan agar mereka yang tidak tercover dalam K2 ini bisa dijadikan pegawai daerah jika memang ada kemampuan membayar tenaga mereka. Sehingga bisa diberdayakan. Jadi bentuknya pegawai daerah itu bisa dibuatkan semacam surat keputusan (SK). Karena bukan pegawai PNS dan sistem penggajiannya juga disesuaikan dengan kinerja dan ijazah terakhir," jelasnya.
Bedanya, kata dia, pegawai daerah itu tidak akan menerima pensiun, meski ada semacam kenaikan pangkat disesuaikan ijazah terakhir.
"Kami harapkan pemerintah bisa memikirkan hal itu sepanjang memiliki anggaran," katanya seraya mengatakan pengangkatan tenaga tersebut, sudah pasti disesuiakan dengan kebutuhan pegawai.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat (BKDD) Kabupaten Maros, Arwin Malik, mengatakan pihaknya telah mendengar informasi pelaksanaan tes CPNS jalur K2 yang diwacanakan di media.
"Kita sudah mendengar wacana itu. Tapi belum mendapat informasi pastinya. Tapi sambil menunggu informasi resmi dari pusat kita sementara melakukan survei tempat tes," ungkap Arwin.
Arwin memperkirakan pelaksanaan ujian nantinya, dibutuhkan sekira 200 kelas disesuaikan jumlah K2. Saat ini jumlah tenaga honorer K2 sekira 400 lebih.
(rsa)