Kecewa dengan pemkab, warga ancam pindah domisili
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah kepala keluarga (KK) di Desa Kahayya, Kecamatan Kindang, Bulukumba, mengancam pindah domisili ke Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Mereka kecewa lantaran pemerintah yang tidak kunjung memberikan bantuan pasca bencana angin kencang dan banjir beberapa bulan lalu.
Akbar, salah seorang warga Kahayya mengungkapkan, sudah lama menunggu bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba, namun tidak kunjung datang. Bahkan, warga penerima sudah bertanda tangan sebagai bukti bantuan akan segera turun.
“Warga yang di Dusun Gamacca yang rumahnya rusak parah kecewa. Makanya, dia berencana pindah ke Sinjai, apalagi lebih dekat dibanding Bulukumba,” ucap Akbar, di Sulsel, Minggu (25/8/2013).
Dia menyebutkan, apalagi warga yang tinggal di kawasan berbatasan Sinjai dengan Bulukumba memang pernah diklaim masuk wilayah Sinjai. Namun, hingga sekarang masih berpolemik soal keberadaannya.
“Yang lebih parahnya lagi, karena dana bencana sebesar Rp530 juta sudah ada di tangan pemkab, warga penerima sudah tangan semua. Tapi, tiba-tiba dikembalikan hanya gara pemkab telat menyalurkanya,” ujarnya.
Akbar menambahkan, anggaran senilai Rp530 juta melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bulukumba, sedianya akan diperuntukan bagi 106 kepala keluarga di Desa Kahayya. Setiap KK akan menerima sebesar Rp5 juta. Namun, pemkab tidak menyalurkan karena jumlah keluarga korban yang diusulkan mencapai 187 keluarga, dikhawatirkan menjadi temuan, akhirnya pemerintah mengembalikannya.
Mereka kecewa lantaran pemerintah yang tidak kunjung memberikan bantuan pasca bencana angin kencang dan banjir beberapa bulan lalu.
Akbar, salah seorang warga Kahayya mengungkapkan, sudah lama menunggu bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba, namun tidak kunjung datang. Bahkan, warga penerima sudah bertanda tangan sebagai bukti bantuan akan segera turun.
“Warga yang di Dusun Gamacca yang rumahnya rusak parah kecewa. Makanya, dia berencana pindah ke Sinjai, apalagi lebih dekat dibanding Bulukumba,” ucap Akbar, di Sulsel, Minggu (25/8/2013).
Dia menyebutkan, apalagi warga yang tinggal di kawasan berbatasan Sinjai dengan Bulukumba memang pernah diklaim masuk wilayah Sinjai. Namun, hingga sekarang masih berpolemik soal keberadaannya.
“Yang lebih parahnya lagi, karena dana bencana sebesar Rp530 juta sudah ada di tangan pemkab, warga penerima sudah tangan semua. Tapi, tiba-tiba dikembalikan hanya gara pemkab telat menyalurkanya,” ujarnya.
Akbar menambahkan, anggaran senilai Rp530 juta melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bulukumba, sedianya akan diperuntukan bagi 106 kepala keluarga di Desa Kahayya. Setiap KK akan menerima sebesar Rp5 juta. Namun, pemkab tidak menyalurkan karena jumlah keluarga korban yang diusulkan mencapai 187 keluarga, dikhawatirkan menjadi temuan, akhirnya pemerintah mengembalikannya.
(maf)