Warga eks Waduk Pluit terlantar di trotoar

Sabtu, 24 Agustus 2013 - 08:18 WIB
Warga eks Waduk Pluit...
Warga eks Waduk Pluit terlantar di trotoar
A A A
Sindonews.com - Pembongkaran 68 unit rumah di bantaran sisi Barat Waduk Pluit, tepatnya di RT 019/017, Kebon Tebu, Penjaringan, Jakarta Utara masih menyisakan kepedihan bagi warganya. Hingga mereka masih bertahan di sekitar waduk karena belum mendapatkan tempat relokasi di Rusun Marunda.

Di areal sekitar waduk, mereka menggelar kasur dan karpet di atas trotoar jalan, tepatnya di depan pintu gerbang Perumahan Mutiara Lestari.

"Saya belum dapet rusun dan tempat, makanya saya tinggal di sini pakai kasur dan karpet seadanya. Katanya Pak Gubernur mau ngasih tempat di rusun, mana buktinya," kata Nelly (30), warga RT19/17, Kebon Tebu, Penjaringan, Jakarta Utara yang rumahnya digusur, Sabtu (24/8/2013).

Semenjak rumahnya dibongkar Satpol PP kemarin, Nelly mengaku belum mendapatkan pemberitahuan akan diberikan tempat tinggal di Rusun Marunda. Makanya, dia dan warga lainnya memilih bertahan di atas trotoar.

Merasa dibohongi, Nelly mengaku kecewa Jokowi yang dinilai telah ingkar janji dan membodohi warga. Mengingat, hingga detik ini masih banyak warga yang belum mendapatkan rusun seperti dijanjikan sebelumnya.

"Jokowi janji, kalau kita mau direlokasi, kita disediakan tempat yang layak. Padahal, waktu Pilkada, kita milih Jokowi, sekarang kita merasa dibohongin kalau begini," cetusnya kesal.

Menurutnya, warga bongkaran Waduk Pluit hampir seluruhnya tidak mendapatkan tempat di Rusun Marunda seperti janji pemerintah. Mereka pada umumnya mencari tempat tinggal sementara dengan menyewa kontrakan di sekitar Pluit,

"Belum ada satupun yang dipindah ke rusun. Kalau pun ada, mungkin mereka yang punya saudara orang pemerintah. Warga kebanyakan pindah sementara ke kontrakan," tuturnya.

IĆ  menambahkan, karena tak kunjung juga mendapatkan tempat di rusun, empat dari lima anaknya menjadi tidak bisa pergi ke sekolah karena baju seragam mereka tidak sempat diselamatkan saat pembongkaran.

"Anak saya lima, satu masih balita, yang dua sekolah SMP, dua SD dan satu lagi masih TK. Keempatnya sekarang enggak sekolah semua. Kita di sini juga susah buang air karena nggak ada kamar mandi," tutupnya.
(ysw)
Berita Terkait
Tangis Warga Warnai...
Tangis Warga Warnai Pembongkaran Rumah oleh PT KAI di Bandung
Ganggu Mobilitas ke...
Ganggu Mobilitas ke IKN, Pemerintah Bakal Gusur 29 Rumah Warga Sepaku
Soal Penggusuran Rumah,...
Soal Penggusuran Rumah, Wanda Hamidah Diminta Tidak Bikin Fitnah
Ini Kata Sentul City...
Ini Kata Sentul City Soal Penggusuran Rumah Rocky Gerung
Tangis Ibu Rumah Tangga...
Tangis Ibu Rumah Tangga Pecah Terkena Teror Penggusuran Lahan dan Rumah di Medan
Isak Tangis Warnai Penggusuran...
Isak Tangis Warnai Penggusuran Rumah Warga Imbas Proyek Japek 2
Berita Terkini
Menham Natalius Pigai...
Menham Natalius Pigai Usulkan 3 Hukuman Sekaligus untuk Mantan Kapolres Ngada
45 menit yang lalu
Banjir Muarojambi Meluas,...
Banjir Muarojambi Meluas, 7 Kecamatan Terendam
1 jam yang lalu
Gempa M5,2 Guncang Bayah...
Gempa M5,2 Guncang Bayah Banten, Dirasakan hingga Bogor
2 jam yang lalu
Ini Tarif PBJT Jasa...
Ini Tarif PBJT Jasa Perhotelan saat Inap di Hotel Jakarta, Wajib Tahu
2 jam yang lalu
Kisah Penangkapan Crazy...
Kisah Penangkapan Crazy Rich Kiai Murmo yang Memicu Kemarahan Pangeran Diponegoro Kepada Belanda
3 jam yang lalu
Bangunan Liar di Bantaran...
Bangunan Liar di Bantaran Kali Bekasi Dibongkar, Kades Kritik Dedi Mulyadi Otoriter: Bukan Zaman Penjajah Ini
4 jam yang lalu
Infografis
5 Anggota NATO Terlemah...
5 Anggota NATO Terlemah di 2025, Ada Negara Paling Aman di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved