Melirik pendidikan ala pesantren di Pulau Dewata

Jum'at, 23 Agustus 2013 - 19:06 WIB
Melirik pendidikan ala pesantren di Pulau Dewata
Melirik pendidikan ala pesantren di Pulau Dewata
A A A
Sindonews.com - Jika selama ini publik mengenal Pondok Pesantren yang memadukan pendidikan agama tradisional dengan sistem modern, di Bali ada model pendidikan hampir serupa yang tengah dikembangkan seperti Pesraman Gurukula, di Kabupaten Bagli.

Berada di kaki sebuah bukit berhawa sejuk di Desa Kubu, Kecamatan Bangli, keberadaan Pesraman Gurukula sangat kondusif untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.

Yang menarik dari lembaga pendidikan kuno adalah menjadi satu satunya di Bali yang pendekatanya seperti pesantren. Semua siswa baik laki-laki maupun perempuan ditempatkan tinggal dalam satu asrama tak jauh dari bangku sekolah mereka.

Hal ini bisa lebih menjamin siswa bisa intens mendalami berbagai ilmu pengetahuan agama maupun ilmu umum lainnya dan memudahkan pengawasan.

“Dengan siswa tinggal di pasraman bisa interaksi satu sama lain juga mengaplikasikan pengetahuan dimiliki dalam keseharian mereka,“ kata Kepala Sekolah Pesraman Gurukula Wayan Arsada ditemui disela Presstour Humas Pemprov Bali, di Bangli, Jumat (23/8/2013).

Di pasraman ini, banyak diajarkan ilmu agama Hindu, budaya, sastra, bahasa Bali, pengobatan tradisional ala Hindu atau ayurweda, seni tari, seni tabuh hingga mata pelajaran umum lainnya.

Mereka diajari bagaimana berkebun atau bercocok tanam hingga beternak sapi dan babi. Semua hasil produksi ternak atau hasil pertaniannya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa.

‎​Arsada menyebutkan pasraman yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektar itu dirintis 2003 semasa mantan Bupati Bangli Made Arnawa. Lewat bantuan berbagai pihak maka tahun 2006 sudah bisa menjalankan kegiatannya menerima siswa baru utamanya dari keluarga tidak mampu.

Dalam perkembanganya sekolah ini telah menyelenggaraan pendidikan mulai tingkat SD sampai SMA. Karena keterbatasan sarana dan prasarana maka pihak yayasan membatasi jumlah siswa maksmal 20 orang untuk tiap kelasnya.

Saat ini total siswa ada sekira 139 orang berasal dari berbagai kabupaten di Bali dan daerah lainya seperti Banyuwangi dan Lampung.

“Kita ingin menyeimbangkan pendidikan agama dan pengetahuan umum sehingga siswa di sini memilikui dasar dan cukup saat nanti lulus sekolah,“ imbuh Ketua Yayasan Pasraman Gurukula Acharya Aghni Yoga.

Acharya mengklaim pendekatan pendidikan yang memadukan agama Hindu dan pengetahuan umum yang berkiblat ke India ini merupakan satu-satunya di Indonesia.

“Kami ingin pesraman ini ke depan bisa mejadi pusat mempelajari samsekerta,ayurweda dan pengetahuan agama Hindu di Indonesia,“ imbuhnya.

Untuk itu, kurikulum yang disiapkan sudah mengadopsi kurikulum pendidikan nasional namun tetap di bawah pembinaan Kementerian Agama.

Keberadaan pasraman ini rupanya juga menarik minat wisatawan asing yang tengah berlibur ke Bali. Tak jarang wisatawan asing asal Prancis banyak berdatangan guna melihat dari dekat bagaimana pendidikan ala pesantren di Bali ini dijalankan.

Selain itu, pejabat daerah mulai gubernur, bupati, Ketua DPRD sampai pejabat pusat seperti mantan Ketua MPR Hidayat Nurwahid, juga Menteri Sosial Prancis sempat bertandang ke pasraman ini.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8066 seconds (0.1#10.140)