Kekeringan, petani di Sidorejo kesulitan air

Jum'at, 23 Agustus 2013 - 11:10 WIB
Kekeringan, petani di Sidorejo kesulitan air
Kekeringan, petani di Sidorejo kesulitan air
A A A
Sindonwes.com - Petani di Desa Sidorejo, Kecamatan Brangsong, Kendal, Jawa Tengah, mulai mengeluhkan kesulitan mendapatkan air untuk mengairi tanamannya. Sudah hampir dua bulan, hujan tidak turun dan debit air di sungai mulai menipis.

Akibatnya, petani terpaksa menggunakan mesin pompa untuk menyedot air, serta harus mengeluarkan biaya tambahan seratus ribu setiap minggunya.

Para petani khawatir dengan tanaman bengkoang mereka yang masih muda. Sebab, agar tumbuh menjadi bangkoang dengan kualitas wahid, tanaman itu membutuhkan banyak air.

Saat ini, saluran irigasi di areal persawahan sudah mulai kering. Sedangkan satu-satunya sumber air, berasal dari sungai yang berada jauh dari sawah.

Alhasil, petani harus merogoh lebih dalam kocek mereka perminggunya Rp100 ribu, untuk digunakan membayar mesin pompa. Agar bisa menyalurkan air, mesin itu harus menyedot air yang ada di sungai sejauh 300 meter.

Manijan, salah seorang petani mengatakan, dirinya menyewa mesin pompa seminggu sekali untuk menyedot air, dan membeli bahan bakar sebanyak 4 liter.

"Air dari mesin pompa disalurkan melalui pipa hingga ke sawah. Lalu, air dialirkan, dan digunakan untuk menyiram tanaman palawija. Untuk sekali menyedot air dan mengairi sawah yang tidak luas, dibutuhkan waktu empat hingga lima jam," katanya, kepada wartawan, Jumat (23/8/2013).

Di Kabupaten Kendal, daerah yang rawan kekeringan khususnya areal pertanian, berada di Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Rowosari, Patean, dan Pegandon.

Saat ini, tanah sawah di daerah tersebut sudah mulai retak, dan petani memilih menaman Palawija yang kebutuhan airnya tidak terlalu banyak.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0285 seconds (0.1#10.140)