Kecelakaan maut bus Giri Indah, polisi periksa 12 saksi
A
A
A
Sindonews.com - Mabes Polri akhirnya angkat bicara terkait kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Puncak, Cisarua, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Rabu (21/8) pagi kemarin.
Menurut Kepala Bagian Analisa dan Evaluasi Mabes Polri, Kombes Pol Rusli Hedyaman, 18 penumpang bus Giri Indah yang mengalami rem blong tewas. Dari pihak warga, ada dua korban tewas.
"Korban meninggal dunia, lebih didominasi oleh penumpang bus yang terdiri dari 18 orang dan dua orang warga setempat. Dari 20 korban tewas, enam orang laki-laki, 14 orang perempuan," kata Rusli di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (22/8/2013).
Selain itu, jumlah orang luka-luka terdapat 28 orang. Mereka semuanya merupakan penumpang bus Giri Indah.
Sampai saat ini, Kepolisan Daerah (Polda) Jawa Barat dengan dibantu Mabes Polri masih melakukan proses olah TKP dan penyelidikan.
"Untuk itu, Polri memeriksa 12 orang saksi terkait dengan peristiwa tersebut," jelasnya.
Seperti diketahui, Bus Giri Indah bernomor polisi B 7297 BI terjun ke jurang saat melintasi tikungan tajam menurun di Jalan Raya Puncak-Cianjur Km 88, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Bus maut tersebut hilang kendali setelah rem blong.
Bus itu menabrak mobil pick up pengangkut LPG dan juga menghantam warung sebelum akhirnya terjun bebas di sungai dekat jalan lokasi kejadian. 20 orang tewas dalam insiden maut tersebut.
Bus itu mengangkut jemaat Gereja Bethel Indonesia Rahmat Emmanuel Meinistries (GBI REM) Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut).
Rombongan baru saja menunaikan doa puasa Ester, yakni berdoa sambil menjalankan puasa tidak makan dan tidak minum selama tiga hari tiga malam di Pondok Kapenray, Kota Bunga, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Mereka bertolak menuju puncak Minggu (18/8) pukul 10.00 WIB dan menyudahi acara, Rabu (21/8) pagi.
Kushendar (43), warga setempat, menyaksikan tragedi tersebut. Saat kejadian, dia berada di teras rumahnya yang letaknya dekat lokasi.
"Korbannya menumpuk di depan bus, di antara bangku sopir dan pintu depan," ujar Kushendar.
Menurut Kepala Bagian Analisa dan Evaluasi Mabes Polri, Kombes Pol Rusli Hedyaman, 18 penumpang bus Giri Indah yang mengalami rem blong tewas. Dari pihak warga, ada dua korban tewas.
"Korban meninggal dunia, lebih didominasi oleh penumpang bus yang terdiri dari 18 orang dan dua orang warga setempat. Dari 20 korban tewas, enam orang laki-laki, 14 orang perempuan," kata Rusli di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (22/8/2013).
Selain itu, jumlah orang luka-luka terdapat 28 orang. Mereka semuanya merupakan penumpang bus Giri Indah.
Sampai saat ini, Kepolisan Daerah (Polda) Jawa Barat dengan dibantu Mabes Polri masih melakukan proses olah TKP dan penyelidikan.
"Untuk itu, Polri memeriksa 12 orang saksi terkait dengan peristiwa tersebut," jelasnya.
Seperti diketahui, Bus Giri Indah bernomor polisi B 7297 BI terjun ke jurang saat melintasi tikungan tajam menurun di Jalan Raya Puncak-Cianjur Km 88, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Bus maut tersebut hilang kendali setelah rem blong.
Bus itu menabrak mobil pick up pengangkut LPG dan juga menghantam warung sebelum akhirnya terjun bebas di sungai dekat jalan lokasi kejadian. 20 orang tewas dalam insiden maut tersebut.
Bus itu mengangkut jemaat Gereja Bethel Indonesia Rahmat Emmanuel Meinistries (GBI REM) Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut).
Rombongan baru saja menunaikan doa puasa Ester, yakni berdoa sambil menjalankan puasa tidak makan dan tidak minum selama tiga hari tiga malam di Pondok Kapenray, Kota Bunga, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Mereka bertolak menuju puncak Minggu (18/8) pukul 10.00 WIB dan menyudahi acara, Rabu (21/8) pagi.
Kushendar (43), warga setempat, menyaksikan tragedi tersebut. Saat kejadian, dia berada di teras rumahnya yang letaknya dekat lokasi.
"Korbannya menumpuk di depan bus, di antara bangku sopir dan pintu depan," ujar Kushendar.
(rsa)