Bangkai bus Giri Indah & mobil pick up belum dievakuasi
A
A
A
Sindonews.com - Bangkai bus Giri Indah B 7297 BI yang terbalik di dasar jurang sedalam 10 meter, di KM 90 Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor hingga pukul 07.45 WIB, Kamis (22/8) belum juga dievakuasi.
Tak hanya itu, bangkai mobil pick up pengangkut elpiji yang remuk akibat dihantam bus maut pembawa rombongan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (REM) itu, juga belum diangkat dari dasar jurang aliran Sungai Ciliwung.
Berdasarkan pantauan, lokasi kecelakaan nahas itu sejak Rabu (21/8) malam tak henti-hentinya dipadati warga dan pengguna jalan. Akibatnya arus lalu lintas di jalur Puncak, sering mengalami kemacetan parah, baik dari arah Bogor ke Puncak maupun sebaliknya.
Proses evakuasi yang dilakukan pada Rabu (21/8) malam sempat dihentikan sekira pukul 20.00 WIB. Tak ada konfirmasi yang jelas terkait dihentikannya evakuasi bangkai bus Giri Indah itu. Bahkan petugas pada malam hari hingga pukul 07.00 WIb tadi pagi tak terlihat berjaga.
Sehingga warga yang hendak melihat bangkai bus bisa dengan leluasa menerobos garis polisi. Padahal lokasi tebing setinggi 10 meter itu sangat rawan ambrol dan tak sedikit pula warga yang nekat mendekat, bahkan menaiki bangkai bus yang posisinya terbalik itu.
"Iya mas ini sangat bahaya, saya bingung kenapa petugas pada malam hari enggak ada yang jaga. Petugas baru terlihat pada pagi hari. Tapi enggak ada juga yang melarang warga untuk mendekat ke bangkai bus dan bibir tebing," ujar Hendrawan (54), warga Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Kamis (22/8/2013).
Pihaknya mengaku bingung alasan petugas tidak segera melakukan proses evakuasi secepatnya. "Saya juga enggak tahu kenapa ditunda evakuasi. Beda dengan kecelakaan serupa di depan pasar Pafesta, Pasar Cisarua, pada Februari tahun lalu, petugas bekerja 24 jam untuk mengevakuasi," kata Andi (35), tukang ojek yang biasa mangkal di kawasan Pasar Cisarua.
Sekadar diketahui, sebuah bus Giri Indah B 7297 BI yang membawa 54 orang rombongan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (REM), Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut), masuk jurang di KM 90, Jalan Raya Puncak, Kampung Tugu Utara Persit, RT 01/01, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (21/8) pagi.
Akibat kejadian itu, 20 orang tewas, dua diantaranya Ajid Samsudin (54), warga Cisarua yang tengah menunggu angkutan umum di tepi jalan dan Herman, kernet mobil pengangkut LPG yang juga dihantam saat hendak menurunkan LPG untuk diantarkan ke warung-warung.
Sedangkan 36 orang lainnya mengalami luka berat dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Paru Gunawan Partowidagdo Cisarua, RSUD Ciawi dan Sentra Medika, Bogor.
Tak hanya itu, bangkai mobil pick up pengangkut elpiji yang remuk akibat dihantam bus maut pembawa rombongan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (REM) itu, juga belum diangkat dari dasar jurang aliran Sungai Ciliwung.
Berdasarkan pantauan, lokasi kecelakaan nahas itu sejak Rabu (21/8) malam tak henti-hentinya dipadati warga dan pengguna jalan. Akibatnya arus lalu lintas di jalur Puncak, sering mengalami kemacetan parah, baik dari arah Bogor ke Puncak maupun sebaliknya.
Proses evakuasi yang dilakukan pada Rabu (21/8) malam sempat dihentikan sekira pukul 20.00 WIB. Tak ada konfirmasi yang jelas terkait dihentikannya evakuasi bangkai bus Giri Indah itu. Bahkan petugas pada malam hari hingga pukul 07.00 WIb tadi pagi tak terlihat berjaga.
Sehingga warga yang hendak melihat bangkai bus bisa dengan leluasa menerobos garis polisi. Padahal lokasi tebing setinggi 10 meter itu sangat rawan ambrol dan tak sedikit pula warga yang nekat mendekat, bahkan menaiki bangkai bus yang posisinya terbalik itu.
"Iya mas ini sangat bahaya, saya bingung kenapa petugas pada malam hari enggak ada yang jaga. Petugas baru terlihat pada pagi hari. Tapi enggak ada juga yang melarang warga untuk mendekat ke bangkai bus dan bibir tebing," ujar Hendrawan (54), warga Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Kamis (22/8/2013).
Pihaknya mengaku bingung alasan petugas tidak segera melakukan proses evakuasi secepatnya. "Saya juga enggak tahu kenapa ditunda evakuasi. Beda dengan kecelakaan serupa di depan pasar Pafesta, Pasar Cisarua, pada Februari tahun lalu, petugas bekerja 24 jam untuk mengevakuasi," kata Andi (35), tukang ojek yang biasa mangkal di kawasan Pasar Cisarua.
Sekadar diketahui, sebuah bus Giri Indah B 7297 BI yang membawa 54 orang rombongan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (REM), Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut), masuk jurang di KM 90, Jalan Raya Puncak, Kampung Tugu Utara Persit, RT 01/01, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (21/8) pagi.
Akibat kejadian itu, 20 orang tewas, dua diantaranya Ajid Samsudin (54), warga Cisarua yang tengah menunggu angkutan umum di tepi jalan dan Herman, kernet mobil pengangkut LPG yang juga dihantam saat hendak menurunkan LPG untuk diantarkan ke warung-warung.
Sedangkan 36 orang lainnya mengalami luka berat dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Paru Gunawan Partowidagdo Cisarua, RSUD Ciawi dan Sentra Medika, Bogor.
(rsa)