Saksi: Sisca Yofie dibacok dan sengaja diseret pelaku
A
A
A
Sindonews.com - Meski pihak kepolisian telah berhasil menangkap dan mengekspose pelaku penjambretan terhadap Sisca Yofie, namun di lapangan, masih ada beberapa fakta dari para saksi yang tidak sesuai dengan ucapan pihak kepolisian.
Fakta kali ini adalah mengenai kesaksian seorang keluarga pemilik kos Sisca, Rudi Artur, yang melihat polisi tengah melakukan olah TKP dan membawa seorang saksi bernama Yadi untuk diminta kesaksiannya yang melihat langsung kejadian pembacokan dan penyeretan Sisca.
“Itu kalau enggak salah 2-3 hari setelah kejadian. Pas keluar rumah, saya lihat ada dua polisi sama seseorang. Pas saya tanya namanya Yadi, katanya pas kejadian dia baru keluar gang (50 meter dari kostan Sisca) dan melihat kejadiannya,” terang Rudi kepada wartawan, Jumat (16/8/2013).
Saat itu, Rudi menyaksikan olah TKP dan sempat berbincang dengan Yadi. Dari penuturan Yadi, saat itu dia baru saja pulang dari salah satu rumah yang ada di dalam gang.
“Pas keluar itu dia liat dua orang pelaku parkirkan motor enggak jauh dari kost (rumah nomor 7). Mereka berdua jalan, dan langsung menghampiri Sisca sambil salah satu pelaku mengeluarkan golok. Pas Sisca lagi buka gerbang, tiba-tiba salah seorang pelaku langsung membacokan ke arah dahi Sisca,” bebernya.
Tak sampai disitu, Sisca yang nampak tak berdaya langsung dibopong oleh kedua tersangka dengan posisi dua pelaku mengapit Sisca yang ada di tengah.
Bahkan, lanjut Rudi, saat itu Yadi pun sempat melihat Sisca oleh salah seorang pelaku sengaja didorong hingga tersungkur disamping motor. Dan disaat itu pula kedua tersangka langsung menaiki motornya dan langsung menyeret Sisca.
Saat diyakinkan apakah Yadi melihat pembacokan tersebut. Rudi dengan sangat yakin jika hal tersebut dituturkan dan dipraktekan oleh Yadi. “Sampai-sampai buat ilustrasi goloknya, polisi minjem sapu ke dalam rumah kok,” katanya.
Namun, saat Rudi mencoba mengabadikan hal tersebut dengan kamera teleponnya, hal itu dilarang oleh pihak kepolisian. “Yah kalau saya nurut saja. Kalau dilarang, ya sudah mau gimana lagi,” tukasnya.
Kesaksian Rudi tersebut jauh berbeda dari keterangan pihak kepolisian dan tersangka yang mengatakan bahwa pembacokan dilakukan saat Sisca mencoba merebut tas yang dijambret tersangka.
Sementara untuk penyeretan, kedua tersangka baru menyadari jika Sisca terseret dan tersangkut di gear motor jauh dari lokasi penjambretan yang tepat di kosan Sisca Jalan Setra Indah Utara No 11, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.
Fakta kali ini adalah mengenai kesaksian seorang keluarga pemilik kos Sisca, Rudi Artur, yang melihat polisi tengah melakukan olah TKP dan membawa seorang saksi bernama Yadi untuk diminta kesaksiannya yang melihat langsung kejadian pembacokan dan penyeretan Sisca.
“Itu kalau enggak salah 2-3 hari setelah kejadian. Pas keluar rumah, saya lihat ada dua polisi sama seseorang. Pas saya tanya namanya Yadi, katanya pas kejadian dia baru keluar gang (50 meter dari kostan Sisca) dan melihat kejadiannya,” terang Rudi kepada wartawan, Jumat (16/8/2013).
Saat itu, Rudi menyaksikan olah TKP dan sempat berbincang dengan Yadi. Dari penuturan Yadi, saat itu dia baru saja pulang dari salah satu rumah yang ada di dalam gang.
“Pas keluar itu dia liat dua orang pelaku parkirkan motor enggak jauh dari kost (rumah nomor 7). Mereka berdua jalan, dan langsung menghampiri Sisca sambil salah satu pelaku mengeluarkan golok. Pas Sisca lagi buka gerbang, tiba-tiba salah seorang pelaku langsung membacokan ke arah dahi Sisca,” bebernya.
Tak sampai disitu, Sisca yang nampak tak berdaya langsung dibopong oleh kedua tersangka dengan posisi dua pelaku mengapit Sisca yang ada di tengah.
Bahkan, lanjut Rudi, saat itu Yadi pun sempat melihat Sisca oleh salah seorang pelaku sengaja didorong hingga tersungkur disamping motor. Dan disaat itu pula kedua tersangka langsung menaiki motornya dan langsung menyeret Sisca.
Saat diyakinkan apakah Yadi melihat pembacokan tersebut. Rudi dengan sangat yakin jika hal tersebut dituturkan dan dipraktekan oleh Yadi. “Sampai-sampai buat ilustrasi goloknya, polisi minjem sapu ke dalam rumah kok,” katanya.
Namun, saat Rudi mencoba mengabadikan hal tersebut dengan kamera teleponnya, hal itu dilarang oleh pihak kepolisian. “Yah kalau saya nurut saja. Kalau dilarang, ya sudah mau gimana lagi,” tukasnya.
Kesaksian Rudi tersebut jauh berbeda dari keterangan pihak kepolisian dan tersangka yang mengatakan bahwa pembacokan dilakukan saat Sisca mencoba merebut tas yang dijambret tersangka.
Sementara untuk penyeretan, kedua tersangka baru menyadari jika Sisca terseret dan tersangkut di gear motor jauh dari lokasi penjambretan yang tepat di kosan Sisca Jalan Setra Indah Utara No 11, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.
(rsa)