Polisi penganiaya caleg muda Partai Golkar belum diperiksa
A
A
A
Sindonews.com - Brigadir Satu (Briptu) Ardi Bait, yang disebut caleg muda DPRD dari Partai Golkar, Bryan T Palekahelu, sebagai pelaku penganiayaan terhadap dirinya hingga mengalami luka-luka, hingga kini belum juga menjalani pemeriksaan ataupun dipanggil oleh tim penyidik Propam Polres Sumba Timur, NTT.
Terkait dengan hal itu, Maria Yuliana Galla, Marlon Palekahelu dan Leonard Ndjurumana, sebagai Ibu dan Ayah serta keluarga korban, mendatangi unit Propam untuk mendesak segera dilakukan penyelidikan dan penyidikan terkiat dengan perilaku arogan oknum polisi pada anak dan suadara mereka.
“Harusnya polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Tapi ini yang terjadi sebaliknya. Dengan seragam lengkap yang dikenakannya, pelaku malah menedang dan menganiaya anak saya hingga berdarah –darah. Anak saya jatuh dan luka bukannya sadar dan menolong namun malah cuek saja. Ini harus disikapi serius dan diproses hokum dan disiplin sdeara tegas dan transparan,” tandas Maria, ibu korban, ketika ditanya harapannya pada penuntasan kasus yang menimpa putranya, Kamis (16/8/2013).
Sementara itu, aparat kepolisian baik dari polres Sumba Timur belum mamu memberikan konfirmasi terkait kejadian ini.
Sementara itu, Bryan, yang menjadi korban dari ulah arogan oknum polisi itu, ketika ditemui dikediamannya di bilangan Payeti – Waingapu, malam tadi, nampak masih terpincang - pincang walau luka yang dialaminya telah mulai mengering.
“Tadi siang saya dari dokter dan visum, awalnya saya kira tangan saya patah, ternyata hanya memar. Juga saya masih pusing – pusing,” ujar Bryan.
Terkait dengan hal itu, Maria Yuliana Galla, Marlon Palekahelu dan Leonard Ndjurumana, sebagai Ibu dan Ayah serta keluarga korban, mendatangi unit Propam untuk mendesak segera dilakukan penyelidikan dan penyidikan terkiat dengan perilaku arogan oknum polisi pada anak dan suadara mereka.
“Harusnya polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Tapi ini yang terjadi sebaliknya. Dengan seragam lengkap yang dikenakannya, pelaku malah menedang dan menganiaya anak saya hingga berdarah –darah. Anak saya jatuh dan luka bukannya sadar dan menolong namun malah cuek saja. Ini harus disikapi serius dan diproses hokum dan disiplin sdeara tegas dan transparan,” tandas Maria, ibu korban, ketika ditanya harapannya pada penuntasan kasus yang menimpa putranya, Kamis (16/8/2013).
Sementara itu, aparat kepolisian baik dari polres Sumba Timur belum mamu memberikan konfirmasi terkait kejadian ini.
Sementara itu, Bryan, yang menjadi korban dari ulah arogan oknum polisi itu, ketika ditemui dikediamannya di bilangan Payeti – Waingapu, malam tadi, nampak masih terpincang - pincang walau luka yang dialaminya telah mulai mengering.
“Tadi siang saya dari dokter dan visum, awalnya saya kira tangan saya patah, ternyata hanya memar. Juga saya masih pusing – pusing,” ujar Bryan.
(rsa)