Anggaran telat, tes kesehatan sopir bus terlambat
A
A
A
Sindonews.com – Pemeriksaan kesehatan sopir bus umumnya dilaksanakan saat arus mudik atau balik lebaran, tapi lain halnya di Kulonprogo.
Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan justru setelah mudik dan balik nyaris berakhir. Siang tadi, puluhan sopir bus dites kesehatannya.
Keterlambatan pemeriksaan itu ternyata karena anggarannya baru saja turun dari pemerintah provinsi.
“Kita ngikut yang punya anggaran. Kan anggarannya dari provinsi. Dan Kulonprogo kebagian terakhir setelah Giwangan maupun Gunungkidul,” jelas Kasi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Dinkes Kulonprogo Baning Rahayujati, Kamis (15/8/2013).
Dia mengakui, tahun lalu tes kesehatan sopir bus dilakukan sebelum lebaran saat arus mudik. Namun kali ini, pemeriksaan baru dilakukan saat H+6 arus balik.
Pihaknya juga mempertimbangkan penumpang asal Kulonprogo yang akan pergi keluar daerah.
“Tahun lalu pemeriksaan sebelum lebaran hanya menemukan sekitar 11 orang saja, tapi semuanya masih layak jalan. Sekarang dari target 50 ssopir kita baru dapat 15 orang,” terangnya.
Dari jumlah itu, kata dia, tiga sopir dinyatakan layak jalan dengan catatan, dan satu dinyatakan tidak layak karena hipertensi. Sopir ini diminta beristirahat karena baru berangkat lagi sore harinya.
Namun kondisinya akan kembali dicek sebelum mengemudikan kendaraannya. Untuk kadar alkohol seluruh sopir yang diperiksa dinyatakan negatif.
“Tapi kami harus kroscek lagi karena ada beberapa obat dengan rapid test dinyatakan positif,” sambungnya.
Dia menjelaskan, pemeriksaan kesehatan pengemudi bus meliputi tekanan darah, kandungan alkohol serta narkoba golongan amfetamin. Dari hasil tes akan disimpulkan tiga kategori. Yakni layak jalan, layak dengan catatan, dan tidak layak.
Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan justru setelah mudik dan balik nyaris berakhir. Siang tadi, puluhan sopir bus dites kesehatannya.
Keterlambatan pemeriksaan itu ternyata karena anggarannya baru saja turun dari pemerintah provinsi.
“Kita ngikut yang punya anggaran. Kan anggarannya dari provinsi. Dan Kulonprogo kebagian terakhir setelah Giwangan maupun Gunungkidul,” jelas Kasi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Dinkes Kulonprogo Baning Rahayujati, Kamis (15/8/2013).
Dia mengakui, tahun lalu tes kesehatan sopir bus dilakukan sebelum lebaran saat arus mudik. Namun kali ini, pemeriksaan baru dilakukan saat H+6 arus balik.
Pihaknya juga mempertimbangkan penumpang asal Kulonprogo yang akan pergi keluar daerah.
“Tahun lalu pemeriksaan sebelum lebaran hanya menemukan sekitar 11 orang saja, tapi semuanya masih layak jalan. Sekarang dari target 50 ssopir kita baru dapat 15 orang,” terangnya.
Dari jumlah itu, kata dia, tiga sopir dinyatakan layak jalan dengan catatan, dan satu dinyatakan tidak layak karena hipertensi. Sopir ini diminta beristirahat karena baru berangkat lagi sore harinya.
Namun kondisinya akan kembali dicek sebelum mengemudikan kendaraannya. Untuk kadar alkohol seluruh sopir yang diperiksa dinyatakan negatif.
“Tapi kami harus kroscek lagi karena ada beberapa obat dengan rapid test dinyatakan positif,” sambungnya.
Dia menjelaskan, pemeriksaan kesehatan pengemudi bus meliputi tekanan darah, kandungan alkohol serta narkoba golongan amfetamin. Dari hasil tes akan disimpulkan tiga kategori. Yakni layak jalan, layak dengan catatan, dan tidak layak.
(lns)