Tradisi warga Desa Bandung terbangkan balon raksasa
A
A
A
Sindonews.com - Sudah menjadi tradisi, pada hari ketujuh pasca Hari Raya Idul Fitri, ribuan warga di Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, merayakan hari raya ketupat.
Namun uniknya, dalam perayaan hari raya ketupat tersebut, warga secara berkelompok di tiap-tiap gang membuat dan menerbangkan balon udara raksasa.
Tak hanya menjadi hiburan bagi warga setempat, tradisi menerbangkan balon udara warga Desa Bandung tersebut, juga selalu menarik perhatian warga dari berbagai desa lainnya.
Sejak pagi tadi, warga Desa Bandung, menggelar selamatan hari raya ketupat di musala masing-masing. Setelah selesai, dan makan ketupat bersama, tiba lah saatnya yang paling di tunggu-tunggu, yakni menerbangkan balon udara raksasa.
Tak hanya satu kelompok, karena sudah menjadi tradisi, hampir di tiap gang Desa Bandung ini warganya membuat dan menerbangkan balon udara raksasa tersebut.
Balon-balon udara dari kertas ini, dibuat warga secara swadaya atau hasil iuran mereka sendiri. Untuk membuat satu balon udara, dibutuhkan biaya sekira Rp200-300 ribu.
Sedangkan tiap kelompok, rata-rata membuat dua hingga lima balon udara. Dengan kerjasama dan kerja keras, setelah diasapi sekitar 30 menit, balon raksasa ini pun akhirnya dapat terbang ke udara. Untuk melengkapi suka cita mereka, warga lantas meledakkan rentetan petasan di tengah jalan.
Nur Asrofi, tokoh masyarakat Desa Bandung menjelaskan, traidisi menerbangkan balon udara ini sudah turun temurun digelar warga Desa Bandung setiap perayaan hari raya ketupat.
Menurutnya, balon udara yang dibuat dengan kertas warna-warni tersebut bukan sekedar untuk bersenang-senang. Tetapi, merupakan simbol kerukunan dan semangat kebersamaan warga, pasca merayakan hari raya Idul Fitri.
Namun uniknya, dalam perayaan hari raya ketupat tersebut, warga secara berkelompok di tiap-tiap gang membuat dan menerbangkan balon udara raksasa.
Tak hanya menjadi hiburan bagi warga setempat, tradisi menerbangkan balon udara warga Desa Bandung tersebut, juga selalu menarik perhatian warga dari berbagai desa lainnya.
Sejak pagi tadi, warga Desa Bandung, menggelar selamatan hari raya ketupat di musala masing-masing. Setelah selesai, dan makan ketupat bersama, tiba lah saatnya yang paling di tunggu-tunggu, yakni menerbangkan balon udara raksasa.
Tak hanya satu kelompok, karena sudah menjadi tradisi, hampir di tiap gang Desa Bandung ini warganya membuat dan menerbangkan balon udara raksasa tersebut.
Balon-balon udara dari kertas ini, dibuat warga secara swadaya atau hasil iuran mereka sendiri. Untuk membuat satu balon udara, dibutuhkan biaya sekira Rp200-300 ribu.
Sedangkan tiap kelompok, rata-rata membuat dua hingga lima balon udara. Dengan kerjasama dan kerja keras, setelah diasapi sekitar 30 menit, balon raksasa ini pun akhirnya dapat terbang ke udara. Untuk melengkapi suka cita mereka, warga lantas meledakkan rentetan petasan di tengah jalan.
Nur Asrofi, tokoh masyarakat Desa Bandung menjelaskan, traidisi menerbangkan balon udara ini sudah turun temurun digelar warga Desa Bandung setiap perayaan hari raya ketupat.
Menurutnya, balon udara yang dibuat dengan kertas warna-warni tersebut bukan sekedar untuk bersenang-senang. Tetapi, merupakan simbol kerukunan dan semangat kebersamaan warga, pasca merayakan hari raya Idul Fitri.
(san)