Kulonprogo akan miliki 400 Ha sawah baru
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo siap mencetak sawah baru seluas 400 hektare dalam waktu dekat. Langkah ini ditempuh menyusul rencana pembangunan Bandara Internasional di wilayah Temon.
Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Kulonprogo, Bambang Tribudi, mengatakan bandara internasional memang tidak akan dibangun di atas lahan sawah. Namun demikian areal persawahan di sekitarnya akan terkena dampak akibat multiplier efek bandara.
“Setelah bandara selesai dibangun, otomatis di sekitarnya akan muncul berbagai usaha. Usaha akibat efek bandara itulah yang kami perkirakan akan menempati persawahan. Karena itu kami siapkan antisipasinya agar luas sawah tidak turun drastis dan produktivitas terjaga,” kata Bambang, Rabu (14/8/2013).
Menurut dia, ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi petrtanian. Yakni dengan perluasan lahan atau mencetak sawah baru, kemudian dengan intensifikasi tehnik usaha pertanian. “Untuk intensifikasi, kita tingkatkan penerapan tehnologi pertanian yang semakin ketat,” terangnya.
Sedangkan untuk mencetak sawah, pihaknya bersinergi dengan instansi terkait. Apalagi, pencetakan sawah baru di Kulonprogo masih memungkinkan. Dengan catatan sistem penggunaan sumber daya air dapat dioptimalkan.
Dia menjelaskan, ada beberapa lokasi incaran untuk mencetak sawah baru. Antara lain di Kecamatan Nanggulan, Sentolo dan Pengasih. Dari tiga kecamatan itu, Bambang memperkirakan dapat mencetak 350-400 hektare sawah baru.
Dia mencontohkan, optimalisasi Bendung Tawang Banyuroto, Nanggulan diyakini masih dapat digunakan untuk membuka sawah baru seluas 200 ha. Untuk daerah sekitar Pahingan, Sendangsari, Pengasih dapat memperluas 30- 40 ha ditambah lagi lahan lainnya di Margosari Pengasih, dan Banguncipto serta Kaliagung di Sentolo.
Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Kulonprogo, Bambang Tribudi, mengatakan bandara internasional memang tidak akan dibangun di atas lahan sawah. Namun demikian areal persawahan di sekitarnya akan terkena dampak akibat multiplier efek bandara.
“Setelah bandara selesai dibangun, otomatis di sekitarnya akan muncul berbagai usaha. Usaha akibat efek bandara itulah yang kami perkirakan akan menempati persawahan. Karena itu kami siapkan antisipasinya agar luas sawah tidak turun drastis dan produktivitas terjaga,” kata Bambang, Rabu (14/8/2013).
Menurut dia, ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi petrtanian. Yakni dengan perluasan lahan atau mencetak sawah baru, kemudian dengan intensifikasi tehnik usaha pertanian. “Untuk intensifikasi, kita tingkatkan penerapan tehnologi pertanian yang semakin ketat,” terangnya.
Sedangkan untuk mencetak sawah, pihaknya bersinergi dengan instansi terkait. Apalagi, pencetakan sawah baru di Kulonprogo masih memungkinkan. Dengan catatan sistem penggunaan sumber daya air dapat dioptimalkan.
Dia menjelaskan, ada beberapa lokasi incaran untuk mencetak sawah baru. Antara lain di Kecamatan Nanggulan, Sentolo dan Pengasih. Dari tiga kecamatan itu, Bambang memperkirakan dapat mencetak 350-400 hektare sawah baru.
Dia mencontohkan, optimalisasi Bendung Tawang Banyuroto, Nanggulan diyakini masih dapat digunakan untuk membuka sawah baru seluas 200 ha. Untuk daerah sekitar Pahingan, Sendangsari, Pengasih dapat memperluas 30- 40 ha ditambah lagi lahan lainnya di Margosari Pengasih, dan Banguncipto serta Kaliagung di Sentolo.
(rsa)