Pilgub Jatim, ajang saling sindir di penyampaian visi misi
A
A
A
Sindonews.com - Empat pasangan calon (Paslon) Cagub-Cawagub Jawa Timur menyampaikan Visi Misi di hadapan anggota DPRD Jawa Timur. Dari penyampaian visi misi itu, sejumlah Paslon saling sindir terkait pembangunan Provinsi Jawa Timur.
Dalam penyampain visi misi ini dilakukan bergiliran sesuai dengan nomor urut pasangan calon. Kesempatan pertama adalah pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa).
Dalam penyampaian itu, pasangan yang mengusung jargon Kumis ini mengkalim telah terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
"Pembangunan Jawa Timur cukup tinggi. Investasi mengedepankan PMDN dibanding PMA dan PMDN, dengan komposisi PMDN 81 persen dan PMA 18,7 persen," urai Seokarwo didampingi Saifullah Yusuf di gedung DPRD Jatim, Senin (12/8/2013).
Dalam pencalonannya lagi ini, pasangan KarSa mengklaim telah mencapai terwujudnya pemerataan pembangunan kerakyatan dengan mengedepankan UMKM.
Selanjutnya giliran pasangan nomor urut 2 yakni Eggi Sudjana-Moch Sihat. Kali ini pasangan dari jalur independen ini menyorot terhadap kepemimpinan di Jawa Timur dan kesejahteraan rakyatnya.
Menurut Eggi, kondisi Jawa Timur ini kaya dengan sumber daya yang melimpah namun hingga saat ini belum lepas dari ketergantungan asing. Jika sumber daya alam itu dikelola secara baik maka mampu mensejahterakan rakyat Jawa Timur.
"Agar rakyat Jatim ikut merasakan keuntungan maka setiap kepala keluarga harus memiliki rekening di Bank Jatim. Tujuannya adalah masyarakat bisa menikamti hasil pembangunan di propinsi ini," kata Eggi.
Selanjutnya pasangan nomor urut tiga yakni pasangan Bambang DH-Said Abudullah. Pasangan yang diusung oleh PDIP ini menilai cita-cita Jatim sejahtera masih belum terwujud. Bahkan masih muncul beberapa kesenjangan.
"Jika kami terpilih maka salah satunya adalan memberikan jaminan gratis terhadap bidang pendidikan, kesehatan. Karena dengan demikian cita-cita Jawa Timur sejahtera akan terwujud," jelasnya.
Dalam janji Politiknya, pasangan ini akan memberikan dana sebesar Rp500 Juta tiap tahun kepada setiap kepala desa dengan harapan bisa mengembangkan sektor pertanian.
"Akan kita beri Rp500 Juta tiap tahun sehingga kepala desa tidak perlu datang ke DPRD Jatim untuk mengantre membawa proposal," ujarnya.
Kemudianya pasangan Nomer urut 4 yakni, Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (Berkah) menyorot indeks capaian Jawa Timur.
Menurut mereka, keberhasilan di Jawa Timur masih belum terlihat sepenuhnya khusunya dalam indeks pembangunan sumber daya manusia. Kata Khofifah, indeks itu terbukti Jawa Timur masih menjadi suplayer TKW-TKW ke berbagai negara.
"Pemerintah kita belum mampu menggerakkan skil para TKW. Yang kita harapkan mampu meningkatkan harkat hidup para TKW," urai Khofifah.
Pasangan ini juga menganggap perencanaan pembangunan Jatim belum bersinergi dengan baik. Anggaran yang besar hanya habis terpakai untuk belanja kebutuhan rutin.
"Kami akan menggeser paradigma itu. Bahwa pasangan Gubernur bukan penguasan tapi sebagai administrator yang terbuka. Bila pelu nanti anggaran harus dikorankan agar publik mengetahui," tambah Herman.
Dalam penyampain visi misi ini dilakukan bergiliran sesuai dengan nomor urut pasangan calon. Kesempatan pertama adalah pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa).
Dalam penyampaian itu, pasangan yang mengusung jargon Kumis ini mengkalim telah terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
"Pembangunan Jawa Timur cukup tinggi. Investasi mengedepankan PMDN dibanding PMA dan PMDN, dengan komposisi PMDN 81 persen dan PMA 18,7 persen," urai Seokarwo didampingi Saifullah Yusuf di gedung DPRD Jatim, Senin (12/8/2013).
Dalam pencalonannya lagi ini, pasangan KarSa mengklaim telah mencapai terwujudnya pemerataan pembangunan kerakyatan dengan mengedepankan UMKM.
Selanjutnya giliran pasangan nomor urut 2 yakni Eggi Sudjana-Moch Sihat. Kali ini pasangan dari jalur independen ini menyorot terhadap kepemimpinan di Jawa Timur dan kesejahteraan rakyatnya.
Menurut Eggi, kondisi Jawa Timur ini kaya dengan sumber daya yang melimpah namun hingga saat ini belum lepas dari ketergantungan asing. Jika sumber daya alam itu dikelola secara baik maka mampu mensejahterakan rakyat Jawa Timur.
"Agar rakyat Jatim ikut merasakan keuntungan maka setiap kepala keluarga harus memiliki rekening di Bank Jatim. Tujuannya adalah masyarakat bisa menikamti hasil pembangunan di propinsi ini," kata Eggi.
Selanjutnya pasangan nomor urut tiga yakni pasangan Bambang DH-Said Abudullah. Pasangan yang diusung oleh PDIP ini menilai cita-cita Jatim sejahtera masih belum terwujud. Bahkan masih muncul beberapa kesenjangan.
"Jika kami terpilih maka salah satunya adalan memberikan jaminan gratis terhadap bidang pendidikan, kesehatan. Karena dengan demikian cita-cita Jawa Timur sejahtera akan terwujud," jelasnya.
Dalam janji Politiknya, pasangan ini akan memberikan dana sebesar Rp500 Juta tiap tahun kepada setiap kepala desa dengan harapan bisa mengembangkan sektor pertanian.
"Akan kita beri Rp500 Juta tiap tahun sehingga kepala desa tidak perlu datang ke DPRD Jatim untuk mengantre membawa proposal," ujarnya.
Kemudianya pasangan Nomer urut 4 yakni, Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (Berkah) menyorot indeks capaian Jawa Timur.
Menurut mereka, keberhasilan di Jawa Timur masih belum terlihat sepenuhnya khusunya dalam indeks pembangunan sumber daya manusia. Kata Khofifah, indeks itu terbukti Jawa Timur masih menjadi suplayer TKW-TKW ke berbagai negara.
"Pemerintah kita belum mampu menggerakkan skil para TKW. Yang kita harapkan mampu meningkatkan harkat hidup para TKW," urai Khofifah.
Pasangan ini juga menganggap perencanaan pembangunan Jatim belum bersinergi dengan baik. Anggaran yang besar hanya habis terpakai untuk belanja kebutuhan rutin.
"Kami akan menggeser paradigma itu. Bahwa pasangan Gubernur bukan penguasan tapi sebagai administrator yang terbuka. Bila pelu nanti anggaran harus dikorankan agar publik mengetahui," tambah Herman.
(rsa)