Daki Gunung Merapi sendiri, bule Rusia hilang

Senin, 12 Agustus 2013 - 13:33 WIB
Daki Gunung Merapi sendiri,...
Daki Gunung Merapi sendiri, bule Rusia hilang
A A A
Sindonews.com - Wisatawan asal Rusia tersesat selama dua hari, saat melakukan pendakian di Merapi. Sampai Senin (12/8/2013) siang ini, petugas dari Search and Rescue (SAR) DIY masih melakukan pencarian.

Wisatawan yang bernama Ebrehnin Yeveny (26), asal Rusia, diketahui telah melakukan pendakian pada Sabtu (10/8) lalu.

Menurut Kapolsek Cangkringan, AKP Surahman, korban melakukan pendakian seorang diri. "Saat akan melakukan pendakian, tidak memberitahu ke kami," kata dia, ditemui di lereng Merapi.

Dari informasi yang dihimpun, korban pada pukul 13.00 WIB, Sabtu (10/8/2013) berkunjung ke objek wisata Volcano Tour di Kinahrejo, Cangkringan. Dirinya bersama teman wanitanya bernama Ester, warga Indonesia, yang tinggal di daerah Nologaten, Depok, Sleman.

Kemudian, keduanya kembali ke Kota Yogyakarta. Dalam perjalanan, korban mengatakan kepada Ester kalau berkeinginan melakukan pendakian sampai ke puncak Merapi. Selain ke tempatnya menginap, di home stay Dewa Home daerah Sosrowijayan, Yogyakarta, juga ke kos milik Ester, di Nologaten.

Pada petangnya, bule tersebut kembali ke daerah Kinahrejo sendiri. Dirinya mengendarai sepeda motor rental jenis Honda Vario AB 2278 AF. Motor tersebut dititipkan di Ngrangkah, Umbulharjo, dan dirinya berjalan sendiri ke puncak.

Prisetyawan, Perwira Penghubung SAR DIY mengatakan, pada pukul 19.25 WIB, Minggu (11/8/2013), korban mengirimkan pesan singkat (sms) kepada Ester kalau dirinya merasa tersesat.

"Dirinya meminta kepada Ester agar Senin pagi balik ke sini (Merapi) untuk mencarinya," katanya.

Lanjut dia, sebelum ada pemberitahuan dari Ester bahwa teman bulenya hilang, warga sekitar Ngrangkah sudah merasa heran kalau ada sepeda motor yang lama tidak diambil pemiliknya.

"Sudah pada ribut, ini motor siapa tidak jelas," ujarnya.

Dari pukul 02.00 WIB, pihaknya masih melakukan sampai sekarang dengan dikerahkan belasan anggotanya. Diakuinya, pihaknya merasa kesulitan melakukan pencarian karena korban bergerak terus (pindah-pindah tempat).

"Padahal, sudah kita sarankan untuk jangan bergerak," ucapnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6162 seconds (0.1#10.140)