Memprihatinkan, Jembatan Topoyo semakin bergeser
A
A
A
Sindonews.com - Jembatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) semakin bergeser. Diduga hal ini diakibatkan oleh umur, cuaca dan beban jembatan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ujung kedua jembatan itu amblas sekira 35 sentimeter. Sehingga bentuknya membungkuk, karena ujung jembatan tidak sejajar dengan badan jembatan.
Kepala Sarker Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah II Sulbar, Iskandar, mengungkapkan pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan survei. '
"Hasilnya akan dikaji dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan," katanya, Kamis (1/8/2013).
Diakui, kendala yang dihadapi adalah SNVT tidak memiliki desain awal jembatan. Karena itu Iskandar akan berkoordinasi dengan Kementrian PU. Apalagi jembatan itu dibangun dari program transmigrasi belasan tahun silam.
Disebutkan, penyebab utama amblesnya jembatan tersebut adalah arus sungai yang sangat deras. Endapan sedimentasi yang ditimbulan berkumpul tepat di tengah jembatan. Sehingga arus menyamping ke kiri dan kanan jembatan.
"Praktis ini menyebabkan pondasi bawah jembatan terus menerus dihantam arus. Dan sudah tentu akan amblas. Kami sudah berusaha membersihkan sedimen itu. Tapi tetap saja, karena memang kondisi alamnya demikian," katanya.
Solusi yang akan dilakukan adalah dengan menambal kedua ujung jembatan. Menurut Iskandar, langkah itu hanya sementara hingga pihaknya mendapat detail data jembatan tersebut.
Amlasnya jembatan Topoyo ini tentu saja berpengaruh pada arus transportasi wilayah Sulawesi bagian Barat. Jalur nasional itu dipastikan putus total, jika jembatan ini tidak segera diperbaiki.
Salah seorang pengemudi truk, Sumail, mengaku selalu waspada setiap melalui jembatan tersebut. Apalagi bobot kendaraannya cukup berat.
"Kalau lewat jembatan itu kami harus ekstra hati-hati. Kalau tidak bisa bahaya," jelas Sumail.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ujung kedua jembatan itu amblas sekira 35 sentimeter. Sehingga bentuknya membungkuk, karena ujung jembatan tidak sejajar dengan badan jembatan.
Kepala Sarker Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah II Sulbar, Iskandar, mengungkapkan pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan survei. '
"Hasilnya akan dikaji dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan," katanya, Kamis (1/8/2013).
Diakui, kendala yang dihadapi adalah SNVT tidak memiliki desain awal jembatan. Karena itu Iskandar akan berkoordinasi dengan Kementrian PU. Apalagi jembatan itu dibangun dari program transmigrasi belasan tahun silam.
Disebutkan, penyebab utama amblesnya jembatan tersebut adalah arus sungai yang sangat deras. Endapan sedimentasi yang ditimbulan berkumpul tepat di tengah jembatan. Sehingga arus menyamping ke kiri dan kanan jembatan.
"Praktis ini menyebabkan pondasi bawah jembatan terus menerus dihantam arus. Dan sudah tentu akan amblas. Kami sudah berusaha membersihkan sedimen itu. Tapi tetap saja, karena memang kondisi alamnya demikian," katanya.
Solusi yang akan dilakukan adalah dengan menambal kedua ujung jembatan. Menurut Iskandar, langkah itu hanya sementara hingga pihaknya mendapat detail data jembatan tersebut.
Amlasnya jembatan Topoyo ini tentu saja berpengaruh pada arus transportasi wilayah Sulawesi bagian Barat. Jalur nasional itu dipastikan putus total, jika jembatan ini tidak segera diperbaiki.
Salah seorang pengemudi truk, Sumail, mengaku selalu waspada setiap melalui jembatan tersebut. Apalagi bobot kendaraannya cukup berat.
"Kalau lewat jembatan itu kami harus ekstra hati-hati. Kalau tidak bisa bahaya," jelas Sumail.
(rsa)