Ketua KPU Jatim: Saya siap mati kesepian
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur (Jatim) Andri Dewanto Ahmad mengatakan, dirinya siap dengan keputusan terpahit yang akan diambil Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dalam kasus pencoretan pasangan Khoffifah Indar Parawansah-Herman S. Sumawiredja (Khoffifah-Herman).
Menurut Andri, menjadi petugas penyelenggara pemilu itu harus berani mengambil konseksuensi dari kebijakan dan keputusan yang diambil, termasuk dibenci orang. Bahkan, seorang penyelenggara pemilu harus siap mati kesepian demi keyakinannya.
"Jadi KPU itu harus siap mati kesepian. Siap mati kesepian karena berbuat benar, sekalipun sendiri," kata Andri, usai sidang, di ruang sidang DKPP, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Dia melanjutkan, apa pun keputusan majelis sidang, dirinya menerima dengan besr hati. Bahkan, dia mengabaikan tuntutan yang telah disampaikan kuasa hukum Khoffifah-Herman. "Apapun keputusan DKPP kita terima. Tuntutannya tidak perduli. Saya pikir masih banyak kerjaan kok," terangnya.
Dia menegaskan, secara personal dirinya mengaku bukan pribadi yang mudah dilobi untuk kepentingan salah satu calon kandidat tertentu. Jadi, selama mengurus proses penyelenggaraan Pemilu Gubernur, belum satupun pihak kandidat melakukan lobi terhadap dirinya.
"Saya anti dilobi. Gak berani Karsa (Soekarwo-Saefullah) lobi saya, dia (khoffifah) juga enggak berani lobi saya dari awal. Saya ini anak gerakan yang masih memiliki idealisme. Kalau saya manfaatkan kedudukan saya (ketua), maka harusnya saya yang lebih enak. Saya pilih Khoffifah yang gak punya duit," paparnya.
Sementara itu, DKPP memastikan sidang keputusan akan dilanjutkan, pada Rabu 31 Juli 2013, setelah pihak melakukan rapat internal untuk menilai dan menyimpulkan hasil pemeriksaan materi.
Menurut Andri, menjadi petugas penyelenggara pemilu itu harus berani mengambil konseksuensi dari kebijakan dan keputusan yang diambil, termasuk dibenci orang. Bahkan, seorang penyelenggara pemilu harus siap mati kesepian demi keyakinannya.
"Jadi KPU itu harus siap mati kesepian. Siap mati kesepian karena berbuat benar, sekalipun sendiri," kata Andri, usai sidang, di ruang sidang DKPP, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Dia melanjutkan, apa pun keputusan majelis sidang, dirinya menerima dengan besr hati. Bahkan, dia mengabaikan tuntutan yang telah disampaikan kuasa hukum Khoffifah-Herman. "Apapun keputusan DKPP kita terima. Tuntutannya tidak perduli. Saya pikir masih banyak kerjaan kok," terangnya.
Dia menegaskan, secara personal dirinya mengaku bukan pribadi yang mudah dilobi untuk kepentingan salah satu calon kandidat tertentu. Jadi, selama mengurus proses penyelenggaraan Pemilu Gubernur, belum satupun pihak kandidat melakukan lobi terhadap dirinya.
"Saya anti dilobi. Gak berani Karsa (Soekarwo-Saefullah) lobi saya, dia (khoffifah) juga enggak berani lobi saya dari awal. Saya ini anak gerakan yang masih memiliki idealisme. Kalau saya manfaatkan kedudukan saya (ketua), maka harusnya saya yang lebih enak. Saya pilih Khoffifah yang gak punya duit," paparnya.
Sementara itu, DKPP memastikan sidang keputusan akan dilanjutkan, pada Rabu 31 Juli 2013, setelah pihak melakukan rapat internal untuk menilai dan menyimpulkan hasil pemeriksaan materi.
(san)