Pengungsi bencana Way Ela mulai terserang berbagai penyakit
Pengungsi bencana Way Ela mulai terserang berbagai penyakit
A
A
A
Sindonews.com - Pasca jebolnya Bendungan Way Ela, kondisi pengungsi Desa Negeri Lima, Leihitu, Maluku Tengah, yang kini hidup di tenda-tenda pengungsian semakin memprihatinkan. Selain kekurangan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK), kondisi kesehatan mereka juga kian terus memburuk.
Para pengungsi mulai menderita berbagai macam penyakit, terutama sakit perut dan gangguan pernapasan. Selain itu, karena kondisi cuaca dingin dan hujan tidak kunjung berhenti, para pengungsi terutama anak-anak banyak yang menderita panas demam.
Keluhan bantuan yang diminta para pengungsipun tak juga kunjung datang. Seperti selimut, susu balita dan pakaian layak pakai. Mereka mengaku kedinginan, ditambah alas tidur yang hanya terpal saja. Untuk MCK sendiri, hanya tersedia dua titik dari 25 tenda pengungsian.
"Saya diare sudah dua hari terakhir, tapi belum juga mendapatkan pengobatan. Lemas saya," keluh seorang nenekberusia 70 tahun, Khadijah, di lokasi pengungsian, Senin (29/7/2013).
Menurutnya, petugas kesehatan tidak aktif mendatangi tenda pengungsi untuk mengecek kondisi para pengungsi.
Sementara itu menurut Satgas Tanggap Darurat, Danrem 151 Binaiya, Kolonel Infanteri Asep Kurnaedi, suplai obat-obatan ke area tenda pengungsian sudah dirasa cukup.
"Para pengungsi dapat melaporkan ke posko kesehatan terdekat jika menderita sakit," jelasnya singkat.
Para pengungsi mulai menderita berbagai macam penyakit, terutama sakit perut dan gangguan pernapasan. Selain itu, karena kondisi cuaca dingin dan hujan tidak kunjung berhenti, para pengungsi terutama anak-anak banyak yang menderita panas demam.
Keluhan bantuan yang diminta para pengungsipun tak juga kunjung datang. Seperti selimut, susu balita dan pakaian layak pakai. Mereka mengaku kedinginan, ditambah alas tidur yang hanya terpal saja. Untuk MCK sendiri, hanya tersedia dua titik dari 25 tenda pengungsian.
"Saya diare sudah dua hari terakhir, tapi belum juga mendapatkan pengobatan. Lemas saya," keluh seorang nenekberusia 70 tahun, Khadijah, di lokasi pengungsian, Senin (29/7/2013).
Menurutnya, petugas kesehatan tidak aktif mendatangi tenda pengungsi untuk mengecek kondisi para pengungsi.
Sementara itu menurut Satgas Tanggap Darurat, Danrem 151 Binaiya, Kolonel Infanteri Asep Kurnaedi, suplai obat-obatan ke area tenda pengungsian sudah dirasa cukup.
"Para pengungsi dapat melaporkan ke posko kesehatan terdekat jika menderita sakit," jelasnya singkat.
(rsa)
Explore More