Suku Tengger rayakan Yadnya Kasada di Bromo

Rabu, 24 Juli 2013 - 16:31 WIB
Suku Tengger rayakan Yadnya Kasada di Bromo
Suku Tengger rayakan Yadnya Kasada di Bromo
A A A
Sindonews.com - Umat Hindu Tengger yang bermukim di Brang Kulon dan Brang Wetan di lereng Gunung Bromo menggelar upacara adat Yadnya Kasada 1935 di Pura Agung Poten. Ritual adat Yadnya Kasada ini sebagai ungkapan rasa syukur warga Suku Tengger terhadap Sang Hyang Widhi dan para leluhur.

Warga Suku Tengger yang bermukim diempat kawasan sekitar Gunung Bromo, datang berduyun-duyun menuju Pura Agung Poten sejak Selasa malam. Dengan membawa berbagai hasil bumi dan ternak yang dimiliki, warga berharap mendapat berkah dari sesaji dipersembahkan dipusara perut bumi.

Menurut Romo Dukun Supayadi, perayaan Yadnya Kasada ini merupakan ritual adat Suku Tengger yang diperingati pada hari ke15 bulan purnama di bulan Kasada. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur, warga Tengger menggelar ritual sesembahan berupa sesaji hasil bumi dan ternak yang dilarung di kawah Gunung Bromo.

"Larung sesaji yang berupa hasil bumi, palawija dan ternak ini adalah bentuk rasa syukur umat Hindu Tengger kepada Tuhan. Sesaji yang telah diberikan mantra ini kemudian dilarung di kawah Gunung Bromo," kata Romo Dukun Supayadi, Rabu (24/7/2013).

Menurut Romo Dukun Supayadi, prosesi Yadna Kasada diawali dan dirayakan dimasing-masing desa warga Tengger. Diantaranya dengan menggelar berbagai kesenian tradisional tayuban, reog serta resepsi dan pesta penyambutan tamu.

Di Brang Kulon (Pasuruan), pesta penyambutan tamu digelar di Pendapa Agung Wonokitri, Tosari Pasuruan. Sedangkan di Brang Wetan (Probolinggo) dilakukan di Pendapa Cemorolawang, Sukapura, Probolinggo.

Menjelang tengah malam, warga suku tengger dari berbagai empat wilayah turun ke lautan pasir (kaldera) untuk melaksanakan puncak ritual upacara Yadnya Kasada di Pura Agung Poten. Berbagai sesembahan berupa hasil bumi dan ternak yang dibawa warga dimintakan mantra-mantra kepada pemimpin adat Suku Tengger.

Usai ritual adat, Rabu dini hari, warga berbondong-bondong menuju puncak untuk melarung sesaji di kawah Gunung Bromo.

Seorang warga Suku Tengger, Supono, mengungkapkan pada setiap perayaan Yadna Kasada ia bersama keluarganya melarung sesaji berupa hasil bumi dan ternak miliknya. Ia berharap dengan melarung sesaji, keluarganya diberikan keselamatan dan kemakmuran.

"Kami berharap mendapatkan rejeki dan keselamatan pada masa mendatang. Sesaji hasil bumi ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan atas limpahan rejeki yang diberikan," kata Supono.

Sementara itu, pada perayaan Yadna Kasada di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf dan Wakil Bupati Pasuruan, Riang Kulup Prayuda dikukuhkan sebagai warga kehormatan Suku Tengger. Pengukuhan warga kehormatan ini ditandai dengan penyematan udeng, yakni ikat kepala khas Suku Tengger.

Irsyad Yusuf yang baru 12 hari menjabat sebagai Bupati Pasuruan, memberikan apresiasi yang tinggi atas toleransi dan kerukunan antar pemeluk agama warga Suku Tengger. Kerukunan ini hendaknya dijadikan teladan bagi masyarakat dalam membangun Kabupaten Pasuruan menjadi yang maslahat.

Menurut Gus Irsyad, panggilannya, ritual dan perayaan Yadnya Kasada ini merupakan momen yang paling ditunggu para wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung ke Gunung Bromo. Untuk menunjang kenyamanan wisatawan, pihaknya akan mempriotaskan pembangunan infrastruktur menuju kawasan tempat-tempat wisata.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9710 seconds (0.1#10.140)
pixels