Siang bolong, toke karet dirampok
A
A
A
Sindonews.com - Aksi kejahatan menimpa seorang toke karet, Harun Sohar (50) warga Ujung Tanjung Kecamatan Rantau Bayur Banyuasin.
Aksi kejahatan yang dilakukan siang bolong itu sangat heroik, sang pelaku yang berjumlah lima orang telah mengintai korban dari jauh, lalu para pelaku dengan sigap mengancungkan dua senjata api rakitan (senpira) dan dua senjata tajam jenis parang pada toke dan empat anak buahnya.
Informasi yang dihimpun, sejak pagi toke dan empat orangnya sibuk mengumpulkan getah karet dari para petani. Toke dan empat anak buahnya mengendarai mobil pick up biru.
Sekitar pukul 11.00 wib, tiba-tiba pelaku yang berjumlah lima orang telah membututi mobil toke karet itu. Lima pelaku bersenjatakan senpi rakitan dan sajam parang mengikuti sasaran dengan menggunakan dua motor.
Tiba di perkebunan karet desa Lubuk Rengas yang sepi, satu motor yang dikendarai tiga orang menyalip di bagian depan mobil.
Lalu dengan todongan senpi, toke dan keempat anak buahnya diminta turun. Sementara dua pelaku lainnya masih memepet di bagian belakang.
Tanpa banyak bicara, pelaku yang masih menggunakan helm serta penutup kepala langsung berusaha merebut tas yang sedang dikalungkan toke karet tersebut.
Sempat terjadi aksi tarik-tarikkan, tapi pelaku terus mengacungkan senjata mereka. Tas yang berisi uang Rp26juta berhasil direbut salah satu pelaku.
Oleh toke karet, guna merebut kembali tas tersebut,dirinya mengeluarkan pisau yang biasa dipergunakan untuk memotong batalan getah karet.
"Sempet aku nak rebut lagi tas berisi duit itu, tapi dak berhasil. Dia (salah satu perampok) langsung menembak," katanya, Selasa (23/7/2013).
Melihat gelagat itu, satu orang pelaku akhirnya menembakkan senjata ke bagian paha kiri korban. Tanpa ancang-ancang kelima pelaku langsung meninggalkan lokasi kejadian.
Sementara empat anak buahnya, berusaha menolong korban untuk mendapatkan pertolongan medis ke RSUD Banyuasin.
Sementara istri korban, Nurmalla mengatakan jika dirinya tidak mengetahui persis aksi kejadian tersebut. Pasalnya, dirinya sedang berada di rumah dan hanya diberitahu salah satu anak buahnya jika, suaminya tertembak.
"Suami aku sudah setahun kemarin kerja jadi pengumpul. Uang Rp26 juta itu rencananya untuk membeli getah karet, lalu getah karet dijual lagi ke pabrik," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsek Rantau Bayur, AKP Syamsul Rizal mengatakan setelah menerima laporan dari warga, dirinya bersama beberapa anggota berusaha menyegat di jalan poros Rantau Bayur.
Akan tetapi, setelah ditelusuri, ternyata para pelaku melarikan diri melalui jalur sungai di Sembawa dengan menggunakan kapal.
Untuk sementara beberapa identitas mulai diketahui. Dugaan besar, pelaku masih masyarakat setempat yang sudah melakukan pengintaian cukup lama dengan korban.
"Sejauh ini masih dikejar, anggota masih di lapangan. Tapi pelaku sudah mulai terindentifikasi," ungkapnya.
Aksi kejahatan yang dilakukan siang bolong itu sangat heroik, sang pelaku yang berjumlah lima orang telah mengintai korban dari jauh, lalu para pelaku dengan sigap mengancungkan dua senjata api rakitan (senpira) dan dua senjata tajam jenis parang pada toke dan empat anak buahnya.
Informasi yang dihimpun, sejak pagi toke dan empat orangnya sibuk mengumpulkan getah karet dari para petani. Toke dan empat anak buahnya mengendarai mobil pick up biru.
Sekitar pukul 11.00 wib, tiba-tiba pelaku yang berjumlah lima orang telah membututi mobil toke karet itu. Lima pelaku bersenjatakan senpi rakitan dan sajam parang mengikuti sasaran dengan menggunakan dua motor.
Tiba di perkebunan karet desa Lubuk Rengas yang sepi, satu motor yang dikendarai tiga orang menyalip di bagian depan mobil.
Lalu dengan todongan senpi, toke dan keempat anak buahnya diminta turun. Sementara dua pelaku lainnya masih memepet di bagian belakang.
Tanpa banyak bicara, pelaku yang masih menggunakan helm serta penutup kepala langsung berusaha merebut tas yang sedang dikalungkan toke karet tersebut.
Sempat terjadi aksi tarik-tarikkan, tapi pelaku terus mengacungkan senjata mereka. Tas yang berisi uang Rp26juta berhasil direbut salah satu pelaku.
Oleh toke karet, guna merebut kembali tas tersebut,dirinya mengeluarkan pisau yang biasa dipergunakan untuk memotong batalan getah karet.
"Sempet aku nak rebut lagi tas berisi duit itu, tapi dak berhasil. Dia (salah satu perampok) langsung menembak," katanya, Selasa (23/7/2013).
Melihat gelagat itu, satu orang pelaku akhirnya menembakkan senjata ke bagian paha kiri korban. Tanpa ancang-ancang kelima pelaku langsung meninggalkan lokasi kejadian.
Sementara empat anak buahnya, berusaha menolong korban untuk mendapatkan pertolongan medis ke RSUD Banyuasin.
Sementara istri korban, Nurmalla mengatakan jika dirinya tidak mengetahui persis aksi kejadian tersebut. Pasalnya, dirinya sedang berada di rumah dan hanya diberitahu salah satu anak buahnya jika, suaminya tertembak.
"Suami aku sudah setahun kemarin kerja jadi pengumpul. Uang Rp26 juta itu rencananya untuk membeli getah karet, lalu getah karet dijual lagi ke pabrik," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsek Rantau Bayur, AKP Syamsul Rizal mengatakan setelah menerima laporan dari warga, dirinya bersama beberapa anggota berusaha menyegat di jalan poros Rantau Bayur.
Akan tetapi, setelah ditelusuri, ternyata para pelaku melarikan diri melalui jalur sungai di Sembawa dengan menggunakan kapal.
Untuk sementara beberapa identitas mulai diketahui. Dugaan besar, pelaku masih masyarakat setempat yang sudah melakukan pengintaian cukup lama dengan korban.
"Sejauh ini masih dikejar, anggota masih di lapangan. Tapi pelaku sudah mulai terindentifikasi," ungkapnya.
(lns)