Memanas, Khofifah dan KarSa saling serang di Youtube
A
A
A
Sindonews.com - Suhu politik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2013, kian memanas. Saling serang antar pasangan calon terjadi di dunia maya. Setelah muncul tujuh video terkait politik kartel yang menyudutkan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa), kali ini muncul empat video yang menyudutkan Khofifah-Herman.
Empat Video tersebut sengaja diunggah oleh aliansi partai non parlemen (APNP) Jawa Timur untuk membeberkan fakta karena telah beredar "video politik kartel" yang menyudutkan pasangan KarSa.
"Video ini sengaja kami unggah agar kebenaran itu muncul dan tidak selalu menyerang incumbent. Bukan lantaran kami pendukung incumbent, tapi ada beberapa fakta yang disembunyikan, dan seolah-olah incumbent yang bermain money politik dalam testimoni video itu. Padahal, pihak Khofifah juga sama mengiming-imingi dengan uang untuk mencabut dukungan ke KarSa," kata Koordinator APNP Jawa Timur H Jailani, Rabu (17/7/2013).
Hal itu, terkuak dari pengakuan KH. RP Abd Rahman, dari Sumenep, Madura yang merupakan ketua DPW PPNUI Jawa Timur. Setidaknya ada empat video yang diunggah disitus video tersebut. Video itu berjudul "politik kartel di Pilkada Jatim; pengakuan Ketua Umum PPNUI Jatim, dan politik kartel di Pilkada Jatim; pengakuan Ketua Pelopor DPD Jatim".
Video selanjutnya diberi judul, "politik kartel di Pilkada Jatim; pengakuan Ketua DPD PK Jatim, dan politik Kartel di Pilkada Jatim; pengakuan Sekretaris DPD PNBK Jatim". Video yang berdurasi rata-rata dua menit, itu diunggah sekitar empat hari yang lalu.
Kata Jailani, sebenarnya video tersebut tidak untuk konsumsi publik. Rencananya, akan digunakan sebagai dokumentasi APNP sendiri. Rupanya, fakta berbicara lain. Ada yang mengunggah video tersebut dengan tujuan black campaign.
"Saya menilai dengan adanya video tersebut menjadi berimbang. Dan APNP memang tetap berkomtmen untuk mendukung pasangan incumbent," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan KarSa diserang dengan kampanye hitam, melalui situs Youtube. Dalam video itu, disebut bahwa pasangan ini menggunakan uang untuk memperoleh dukungan partai politik.
Namun dalam perjalannya, pasangan Khofifah-Herman gagal maju di Pilgub Jatim 2013, karena terganjal dualisme dukungan dari Partai Persatuan Nahdotul Ummah Indonesia (PPNUI), dan Partai Kedaulatan (PK).
Empat Video tersebut sengaja diunggah oleh aliansi partai non parlemen (APNP) Jawa Timur untuk membeberkan fakta karena telah beredar "video politik kartel" yang menyudutkan pasangan KarSa.
"Video ini sengaja kami unggah agar kebenaran itu muncul dan tidak selalu menyerang incumbent. Bukan lantaran kami pendukung incumbent, tapi ada beberapa fakta yang disembunyikan, dan seolah-olah incumbent yang bermain money politik dalam testimoni video itu. Padahal, pihak Khofifah juga sama mengiming-imingi dengan uang untuk mencabut dukungan ke KarSa," kata Koordinator APNP Jawa Timur H Jailani, Rabu (17/7/2013).
Hal itu, terkuak dari pengakuan KH. RP Abd Rahman, dari Sumenep, Madura yang merupakan ketua DPW PPNUI Jawa Timur. Setidaknya ada empat video yang diunggah disitus video tersebut. Video itu berjudul "politik kartel di Pilkada Jatim; pengakuan Ketua Umum PPNUI Jatim, dan politik kartel di Pilkada Jatim; pengakuan Ketua Pelopor DPD Jatim".
Video selanjutnya diberi judul, "politik kartel di Pilkada Jatim; pengakuan Ketua DPD PK Jatim, dan politik Kartel di Pilkada Jatim; pengakuan Sekretaris DPD PNBK Jatim". Video yang berdurasi rata-rata dua menit, itu diunggah sekitar empat hari yang lalu.
Kata Jailani, sebenarnya video tersebut tidak untuk konsumsi publik. Rencananya, akan digunakan sebagai dokumentasi APNP sendiri. Rupanya, fakta berbicara lain. Ada yang mengunggah video tersebut dengan tujuan black campaign.
"Saya menilai dengan adanya video tersebut menjadi berimbang. Dan APNP memang tetap berkomtmen untuk mendukung pasangan incumbent," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan KarSa diserang dengan kampanye hitam, melalui situs Youtube. Dalam video itu, disebut bahwa pasangan ini menggunakan uang untuk memperoleh dukungan partai politik.
Namun dalam perjalannya, pasangan Khofifah-Herman gagal maju di Pilgub Jatim 2013, karena terganjal dualisme dukungan dari Partai Persatuan Nahdotul Ummah Indonesia (PPNUI), dan Partai Kedaulatan (PK).
(san)