Daging ayam pakai pewarna tekstil resahkan warga
A
A
A
Sindonews.com - Tak hanya pada kue atau jajanan pasar, daging ayam yang dijual pun banyak yang mengandung zat pewarna tekstil, untuk menarik minat konsumen. Sample daging ayam yang diduga menggunakan zat pewarna tekstil, kini sudah diamankan petugas Dinas Peternakan Kabupaten Jombang.
Tampak petugas Dinas Peternakan Kabupaten Jombang memeriksa sample daging ayam yang menggunakan zat pewarna berbahaya, di kantor dinas, Jawa Timur. Daging ayam itu, diperoleh dari warga yang mengadukannya ke dinas.
Meski awalnya curiga daging ayam ini adalah ayam tiren, namun setelah diperiksa daging ayam tersebut ternyata bukan ayam tiren. Tetapi, ayam arab yang diduga diberi zat pewarna tekstil, sehingga warnanya menjadi lebih segar kekuning-kuningan.
Dipasaran, daging ayam jenis ini hanya dijual seharga Rp5.000 rupiah perekor. Karena, ukurannya memang jauh lebih kecil dari ayam biasa. Namun, karena kondisi dagingnya (yang asli) agak pucat, penjual berusaha mengelabuhi konsumen dengan merendam daging tersebut dalam cairan pewarna tekstil terlebih dahulu sebelum dijual.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Jombang Satot Suwarto, mengimbau masyarakat untuk tidak mudah tergiur membeli daging ayam yang diduga mengandung zat pewarna tesktil tersebut. Sebab, jika dikonsumsi terus menerus, dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker usus.
Beredarnya daging ayam yang diduga menggunakan zat pewarna tekstil, di pasar Kota Jombang, diduga telah terjadi sejak harga daging ayam normal naik beberapa hari lalu. Pelaku ingin memanfaatkan moment naiknya harga daging ayam dengan menjual daging ayam arab yang harganya jauh lebih murah, Rp5.000 perekor.
Tampak petugas Dinas Peternakan Kabupaten Jombang memeriksa sample daging ayam yang menggunakan zat pewarna berbahaya, di kantor dinas, Jawa Timur. Daging ayam itu, diperoleh dari warga yang mengadukannya ke dinas.
Meski awalnya curiga daging ayam ini adalah ayam tiren, namun setelah diperiksa daging ayam tersebut ternyata bukan ayam tiren. Tetapi, ayam arab yang diduga diberi zat pewarna tekstil, sehingga warnanya menjadi lebih segar kekuning-kuningan.
Dipasaran, daging ayam jenis ini hanya dijual seharga Rp5.000 rupiah perekor. Karena, ukurannya memang jauh lebih kecil dari ayam biasa. Namun, karena kondisi dagingnya (yang asli) agak pucat, penjual berusaha mengelabuhi konsumen dengan merendam daging tersebut dalam cairan pewarna tekstil terlebih dahulu sebelum dijual.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Jombang Satot Suwarto, mengimbau masyarakat untuk tidak mudah tergiur membeli daging ayam yang diduga mengandung zat pewarna tesktil tersebut. Sebab, jika dikonsumsi terus menerus, dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker usus.
Beredarnya daging ayam yang diduga menggunakan zat pewarna tekstil, di pasar Kota Jombang, diduga telah terjadi sejak harga daging ayam normal naik beberapa hari lalu. Pelaku ingin memanfaatkan moment naiknya harga daging ayam dengan menjual daging ayam arab yang harganya jauh lebih murah, Rp5.000 perekor.
(san)