Dokter vonis hidup bayi berkepala 2 tidak lama
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi bayi berkepala dua berbadan satu, anak dari pasangan Usman dan Munjiah asal Cilacap, Jawa Tengah, kian hari bertambah parah. Tim dokter RSUP Dr Sardjito yang merawat bayi tersebut memvonis, kemungkinan hidup si bayi kecil.
"Sampai kini, usia bayi telah mencapai 14 hari dan kondisinya terus memburuk dibanding pemeriksaan akhir. Karenanya, kami berkesimpulan kemungkinan hidup bayi kecil. Namun, sampai kapanpun selama bayi ini masih hidup, kami akan mengusahakan yang terbaik," ujar Ketua Tim Dokter dr Ekawati Lutfiah kepada wartawan, Kamis (11/7/2013).
Dia menambahkan, pihak keluarga telah memberikan nama pada bayi tersebut. Bayi kepala kanan bernama Muhammad Fadhil, dan kepala kiri bernama Muhammad Fadlun. Arti dari nama tersebut, ialah sang pembawah berkah.
Secara umum, kondisi kesehatan Fadhli-Fadlun mengalami pemburukan. Masalah pernapasan, diduga menjadi pemicu utama terjadinya hal itu. Saat ini, kedua kepala bayi tidak mampu bernapas sendiri sehingga dipakaikan alat bantu napas. Kelainan jantunglah yang memperburuk kondisi pernapasan keduanya.
"Seperti yang diketahui sejak awal, jantung si kecil memang bermasalah. Karena, kedua jantung menyatu, dan hanya memiliki satu serambi serta dua bilik diantara empat bilik yang ada berukuran kecil," imbuhnya.
Tak hanya itu, hingga kini tim dokter sendiri belum mengetahui secara pasti saluran pencernaan makanan dalam tubuh Fadhil-Fadlun, apakah terbentuk sempurna. Untuk itu, pemberian makanan dibantu menggunakan alat yang langsung menuju lambung. Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan ialah foto rontgen secara keseluruhan.
"Untuk penanganan selanjutnya belum dapat dilakukan. Karena, bayi masih nontransportable. Namun, begitu bayi transportable, kami akan langsung melakukan pemeriksaan Oesophagus Makhno Duodenum (OMD) untuk mengetahui kondisi kerongkongan, lambung, dan usus halus," terangnya.
Sementara itu, anggota Tim Dokter lainnya dr Hesti Gunarti menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan radioologis dengan metode USG. Hasilnya, diketahui ginjal bayi tersebut terdapat dua. Ginjal kanan dengan bentuk dan ukuran yang semestinya, sedangkan ginjal kiri tidak ada.
"Perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan, apakah ginjal kiri benar-benar tidak ada, ataukah memang ada. Namun, berada di tempat yang tidak semestinya. Begitu pula pada kandung kemihnya. Perlu dilakukan pemeriksaan dengan metode yang lebih canggih," pungkasnya.
"Sampai kini, usia bayi telah mencapai 14 hari dan kondisinya terus memburuk dibanding pemeriksaan akhir. Karenanya, kami berkesimpulan kemungkinan hidup bayi kecil. Namun, sampai kapanpun selama bayi ini masih hidup, kami akan mengusahakan yang terbaik," ujar Ketua Tim Dokter dr Ekawati Lutfiah kepada wartawan, Kamis (11/7/2013).
Dia menambahkan, pihak keluarga telah memberikan nama pada bayi tersebut. Bayi kepala kanan bernama Muhammad Fadhil, dan kepala kiri bernama Muhammad Fadlun. Arti dari nama tersebut, ialah sang pembawah berkah.
Secara umum, kondisi kesehatan Fadhli-Fadlun mengalami pemburukan. Masalah pernapasan, diduga menjadi pemicu utama terjadinya hal itu. Saat ini, kedua kepala bayi tidak mampu bernapas sendiri sehingga dipakaikan alat bantu napas. Kelainan jantunglah yang memperburuk kondisi pernapasan keduanya.
"Seperti yang diketahui sejak awal, jantung si kecil memang bermasalah. Karena, kedua jantung menyatu, dan hanya memiliki satu serambi serta dua bilik diantara empat bilik yang ada berukuran kecil," imbuhnya.
Tak hanya itu, hingga kini tim dokter sendiri belum mengetahui secara pasti saluran pencernaan makanan dalam tubuh Fadhil-Fadlun, apakah terbentuk sempurna. Untuk itu, pemberian makanan dibantu menggunakan alat yang langsung menuju lambung. Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan ialah foto rontgen secara keseluruhan.
"Untuk penanganan selanjutnya belum dapat dilakukan. Karena, bayi masih nontransportable. Namun, begitu bayi transportable, kami akan langsung melakukan pemeriksaan Oesophagus Makhno Duodenum (OMD) untuk mengetahui kondisi kerongkongan, lambung, dan usus halus," terangnya.
Sementara itu, anggota Tim Dokter lainnya dr Hesti Gunarti menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan radioologis dengan metode USG. Hasilnya, diketahui ginjal bayi tersebut terdapat dua. Ginjal kanan dengan bentuk dan ukuran yang semestinya, sedangkan ginjal kiri tidak ada.
"Perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan, apakah ginjal kiri benar-benar tidak ada, ataukah memang ada. Namun, berada di tempat yang tidak semestinya. Begitu pula pada kandung kemihnya. Perlu dilakukan pemeriksaan dengan metode yang lebih canggih," pungkasnya.
(san)