Deddy Mizwar ingin eksistensi pasar tradisional dipertahankan
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, meminta eksistensi pasar tradisional terus dipertahankan, bahkan dapat berkembang menjadi sebagai lokasi yang multifungsi.
Untuk ini, Pemprov Jabar telah mengucurkan dana hingga puluhan miliar untuk revitalisasi pasar tradisional. Sedikitnya Rp31miliar, lanjut dia, telah dialokasikan Pemprov bagi revitalisasi sekira 37 pasar tradisional di 25 kota dan kabupaten di Jabar
“Revitalisasinya tentu bertahap, dan saat ini tengah diproses,” kata dia saat Grebek Pasar di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Jumat (5/7/2013).
Khusus di Kota Cirebon, pemeran Naga Bonar ini menyebutkan, Pemprov telah mengalokasikan sekira Rp1miliar untuk revitalisasi Pasar Perumnas. Namun dia menyayangkan, hingga kini proses revitalisasi di pasar tersebut berjalan lambat.
Dia menegaskan, keberadaan pasar tradisional harus dijaga dan dipertahankan. Selain sebagai pusat usaha masyarakat, pasar tradisional pun dapat berfungsi sebagai lokasi wisata, khususnya kuliner daerah.
“Di siang hari, pasar tradisional bisa menjadi pusat ekonomi masyarakat di mana terjadi perputaran uang. Di malam hari, pasar tradisional bisa menjadi tempat orang-orang menikmati kuliner tradisional,” tutur dia.
Dia menambahkan, menikmati kuliner tradisional di lokasi santai seperti halnya pasar, dapat memberikan keunikan tersendiri. Lain halnya jika penikmat kuliner atau masyarakat umum lainnya menikmati makanan di restoran atau tempat makan tertentu yang tak memiliki kasualitas layaknya pasar tradisional.
Namun dia mengingatkan, agar pasar tradisional dapat bermulti fungsi, pemda maupun pengelola pasar harus memperbaiki manajemen maupun kebersihan pasar tradisional itu sendiri.
Sementara dalam kesempatan itu, Deddy sempat diminta warga mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi belakangan.
Salah seorang pedagang, Hafidhoh, mengeluhkan kenaikan harga yang menyebabkan pendapatannya berkurang.
“Untungnya semakin sedikit dengan harga yang terus meningkat. Sementara kami pedagang kecil modalnya sedikit,” ungkap dia di hadapan Deddy.
Namun Deddy mengaku tak mampu berbuat banyak atas kondisi itu mengingat hal tersebut berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat. Hanya saja, dia menyarankan adanya langkah efisiensi anggaran keluarga.
Untuk ini, Pemprov Jabar telah mengucurkan dana hingga puluhan miliar untuk revitalisasi pasar tradisional. Sedikitnya Rp31miliar, lanjut dia, telah dialokasikan Pemprov bagi revitalisasi sekira 37 pasar tradisional di 25 kota dan kabupaten di Jabar
“Revitalisasinya tentu bertahap, dan saat ini tengah diproses,” kata dia saat Grebek Pasar di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Jumat (5/7/2013).
Khusus di Kota Cirebon, pemeran Naga Bonar ini menyebutkan, Pemprov telah mengalokasikan sekira Rp1miliar untuk revitalisasi Pasar Perumnas. Namun dia menyayangkan, hingga kini proses revitalisasi di pasar tersebut berjalan lambat.
Dia menegaskan, keberadaan pasar tradisional harus dijaga dan dipertahankan. Selain sebagai pusat usaha masyarakat, pasar tradisional pun dapat berfungsi sebagai lokasi wisata, khususnya kuliner daerah.
“Di siang hari, pasar tradisional bisa menjadi pusat ekonomi masyarakat di mana terjadi perputaran uang. Di malam hari, pasar tradisional bisa menjadi tempat orang-orang menikmati kuliner tradisional,” tutur dia.
Dia menambahkan, menikmati kuliner tradisional di lokasi santai seperti halnya pasar, dapat memberikan keunikan tersendiri. Lain halnya jika penikmat kuliner atau masyarakat umum lainnya menikmati makanan di restoran atau tempat makan tertentu yang tak memiliki kasualitas layaknya pasar tradisional.
Namun dia mengingatkan, agar pasar tradisional dapat bermulti fungsi, pemda maupun pengelola pasar harus memperbaiki manajemen maupun kebersihan pasar tradisional itu sendiri.
Sementara dalam kesempatan itu, Deddy sempat diminta warga mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi belakangan.
Salah seorang pedagang, Hafidhoh, mengeluhkan kenaikan harga yang menyebabkan pendapatannya berkurang.
“Untungnya semakin sedikit dengan harga yang terus meningkat. Sementara kami pedagang kecil modalnya sedikit,” ungkap dia di hadapan Deddy.
Namun Deddy mengaku tak mampu berbuat banyak atas kondisi itu mengingat hal tersebut berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat. Hanya saja, dia menyarankan adanya langkah efisiensi anggaran keluarga.
(rsa)