Ini alasan mengapa jaringan Telkomsel putus di Aceh
A
A
A
Sindonews.com - PT Telkom Aceh membeberkan penyebab putusnya jaringan komunikasi paska gempa berkekuatan 6,2 skala richter di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Menurut Manager Customer Service (CS) Area Ir Muhammad Salmi, murni karane listrik padam.
Ganguan jaringan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dan PT Telkom juga disebabkan baterai yang tersambung dengan perangkat, tidak dapat bertahan lama. Menurut Salmi, baterai hanya bertahan empat jam saja.
“Tapi ini sedang proses penghidupan kembali karena kehabisan BBM,” jelas Salmi, pada wartawan, Rabu (3/7/2013).
Telkom dikatakannya juga mengalami krisis satuan dan minimnya persedian Bahan Bakar Minyak (BBM). Maka itu, Telkom Aceh mengirim tim ke Bener Meriah dan Aceh Tengah untuk mengatasi persoalan komunikasi di dua kabupaten itu. Diharapkan jaringan seluler dan telpon rumah dapat normal kembali dalam waktu secepatnya.
Telkom Aceh juga mengirim genset agar jaringan komunikasi lancar disaat penanggan darurat di dataran tinggi Gayo. Menurut Salmi, genset dipasang di lima kabinet yang ada di Bener Meriah dan Aceh Tengah.
“Gensetnya akan dihidupkan hingga arus listrik hidup normal,” jelas Silmi.
Telkom berharap PLN segera memperbaiki jaringan listrik agar jaringan komunikasi dapat pulih kembali.
Diberitakan sebelumnya, Gempa dengan kekuatan 6,2 Skala Richter (SR) mengguncang Provinsi Aceh. Informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pusat gempa berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer. Tepatnya, 35 kilometer Barat Daya, Kabupaten Benermeriah, atau 43 kilomter Tenggara, Kabupaten Bireuen, dan 50 kilometer Barat Laut, Kabupaten Aceh Tengah, atau 181 kilometer Tenggara Banda Aceh.
Meskipun gempa dirasakan sangat kuat selama 15 detik oleh masyarakat Kabupaten Benermeriah dan Banda Aceh, namun gempa itu tidak menimbulkan tsunami. Gempa susulan juga terjadi beberapa kali. Meskipun begitu kekuatan gempa tak sekuat gempa awal.
Ganguan jaringan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dan PT Telkom juga disebabkan baterai yang tersambung dengan perangkat, tidak dapat bertahan lama. Menurut Salmi, baterai hanya bertahan empat jam saja.
“Tapi ini sedang proses penghidupan kembali karena kehabisan BBM,” jelas Salmi, pada wartawan, Rabu (3/7/2013).
Telkom dikatakannya juga mengalami krisis satuan dan minimnya persedian Bahan Bakar Minyak (BBM). Maka itu, Telkom Aceh mengirim tim ke Bener Meriah dan Aceh Tengah untuk mengatasi persoalan komunikasi di dua kabupaten itu. Diharapkan jaringan seluler dan telpon rumah dapat normal kembali dalam waktu secepatnya.
Telkom Aceh juga mengirim genset agar jaringan komunikasi lancar disaat penanggan darurat di dataran tinggi Gayo. Menurut Salmi, genset dipasang di lima kabinet yang ada di Bener Meriah dan Aceh Tengah.
“Gensetnya akan dihidupkan hingga arus listrik hidup normal,” jelas Silmi.
Telkom berharap PLN segera memperbaiki jaringan listrik agar jaringan komunikasi dapat pulih kembali.
Diberitakan sebelumnya, Gempa dengan kekuatan 6,2 Skala Richter (SR) mengguncang Provinsi Aceh. Informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pusat gempa berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer. Tepatnya, 35 kilometer Barat Daya, Kabupaten Benermeriah, atau 43 kilomter Tenggara, Kabupaten Bireuen, dan 50 kilometer Barat Laut, Kabupaten Aceh Tengah, atau 181 kilometer Tenggara Banda Aceh.
Meskipun gempa dirasakan sangat kuat selama 15 detik oleh masyarakat Kabupaten Benermeriah dan Banda Aceh, namun gempa itu tidak menimbulkan tsunami. Gempa susulan juga terjadi beberapa kali. Meskipun begitu kekuatan gempa tak sekuat gempa awal.
(rsa)