Ini dia 5 PR Dada Rosada di Bandung
A
A
A
Sindonews.com - Meski sudah ditetapkan sebagi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Wali Kota Bandung, Dada Rosada, masih punya lima pekerjaan rumah (PR) yang ingin dituntaskannya. Masa jabatan Dada akan berakhir September tahun ini.
Masalah pertama adalah sampah. Untuk mengatasinya, Dada bersikukuh ingin membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Sebelum masa jabatannya habis, Dada ingin proyek itu mulai dibangun. "Kalau sampah tidak dikelola, sampah mau dibuang ke mana?" ujar Dada di Pendopo Kota Bandung, kemarin.
Kini, Pemkot Bandung terancam tidak bisa membuang sampah. Jika selama ini sampah selalu dibuang ke TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung, dalam waktu dekat itu tidak bisa dilakukan lagi. Sebab, TPA itu akan ditutup. TPA Leuwigajah di Cimahi juga sudah tidak bisa digunakan sejak peristiwa longsor beberapa tahun lalu.
Masalah kedua adalah kemacetan. Untuk mengatasinya, Dada berharap bisa menjalankan transportasi massal. Saat ini, Bandung baru punya Trans Metro Bandung (TMB). Sedangkan ke depan, ia berharap pembangunan mass rapid transit (MRT), dan monorail.
Ketiga adalah persoalan jalan rusak. Di Kota Bandung, saat ini sejumlah ruas jalan seolah jadi jalur untuk offroad. "Saat ini, jalan rusak bertahap sedang diperbaiki," jelasnya.
Masalah keempat adalah banjir. Di beberapa titik, banjir memang jadi hantu menakutkan bagi warga Bandung dan pendatang. Secara bertahap, masalah banjir pun mulai diperbaiki. Meski diakuinya ada kendala untuk normalisasi sungai yang ada. "Untuk normalisasi itu butuh dana besar, itu harus dilakukan pemerintah pusat," tutur Dada.
Terakhir, adalah persoalan PKL alias pedagang kaki lima. Saat ini, Pemkot Bandung sedang mendirikan Pusat Perbelanjaan dan Pengembangan Sumber Ekonomi Rakyat (P2SER) di kawasan Gedebage.
PKL dari tujuh titik di Kota Bandung, nantinya akan dipindahkan ke sana. "Saya akan pindahkan kurang-lebih 5 ribu PKL," tandas Dada.
Masalah pertama adalah sampah. Untuk mengatasinya, Dada bersikukuh ingin membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Sebelum masa jabatannya habis, Dada ingin proyek itu mulai dibangun. "Kalau sampah tidak dikelola, sampah mau dibuang ke mana?" ujar Dada di Pendopo Kota Bandung, kemarin.
Kini, Pemkot Bandung terancam tidak bisa membuang sampah. Jika selama ini sampah selalu dibuang ke TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung, dalam waktu dekat itu tidak bisa dilakukan lagi. Sebab, TPA itu akan ditutup. TPA Leuwigajah di Cimahi juga sudah tidak bisa digunakan sejak peristiwa longsor beberapa tahun lalu.
Masalah kedua adalah kemacetan. Untuk mengatasinya, Dada berharap bisa menjalankan transportasi massal. Saat ini, Bandung baru punya Trans Metro Bandung (TMB). Sedangkan ke depan, ia berharap pembangunan mass rapid transit (MRT), dan monorail.
Ketiga adalah persoalan jalan rusak. Di Kota Bandung, saat ini sejumlah ruas jalan seolah jadi jalur untuk offroad. "Saat ini, jalan rusak bertahap sedang diperbaiki," jelasnya.
Masalah keempat adalah banjir. Di beberapa titik, banjir memang jadi hantu menakutkan bagi warga Bandung dan pendatang. Secara bertahap, masalah banjir pun mulai diperbaiki. Meski diakuinya ada kendala untuk normalisasi sungai yang ada. "Untuk normalisasi itu butuh dana besar, itu harus dilakukan pemerintah pusat," tutur Dada.
Terakhir, adalah persoalan PKL alias pedagang kaki lima. Saat ini, Pemkot Bandung sedang mendirikan Pusat Perbelanjaan dan Pengembangan Sumber Ekonomi Rakyat (P2SER) di kawasan Gedebage.
PKL dari tujuh titik di Kota Bandung, nantinya akan dipindahkan ke sana. "Saya akan pindahkan kurang-lebih 5 ribu PKL," tandas Dada.
(san)