Pemprov Jabar diminta berantas angka buta huruf
A
A
A
Sindonews.com - Penilik Non Formal (PNF) Kecamatan Pakenjeng Bubun mengatakan, penyebab utama angka buta huruf di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, disebabkan oleh akses jalan yang sulit di tempuh.
Menurut Bubun, warga yang ingin anaknya bisa berangkat ke sekolah dengan mudah masih dapat menggunakan fasilitas kendaraan seperti ojek.
“Pada umumnya anak-anak bersekolah dengan jalan kaki. Makanya perlu waktu berjam-jam. Tapi bila ingin cepat, masih bisa menggunakan ojek. Namun biayanya cukup mahal, Rp30 ribu sekali jalan. Sangat mahal untuk ukuran para orang tua mereka yang sebagian besar bekerja sebagai buruh tani," ujarnya, kepada wartawan, Senin (1/7/2013).
Ditambahkan dia, karena buruknya medan, setiap ojek yang beroperasi di daerah itu menggunakan ban khusus atau bannya dibalut rantai agar bisa melalui jalur yang berlumpur dan menanjak.
Sebelumnya, tambah Bubun, beberapa tokoh dan pihak PKBM di Desa Sukamulya sudah beberapa kali mengajukan upaya untuk memberantas buta huruf ke Pemprov Jawa Barat (Jabar). Namun dirinya hingga kini belum pernah kembali menerima kelanjutan dari pengajuan upaya tersebut.
“Beberapa waktu lalu memang pernah ada upaya pemberantasan buta huruf. Tapi jumlahnya terbatas, yaitu hanya untuk tiga kelompok belajar saja. Satu kelompok hanya terdiri dari 10 orang, sehingga total warga yang telah bebas buta huruf sebanyak 30 orang. Jumlah ini berbanding terbalik dengan masih banyaknya warga lain yang masih buta huruf,” katanya.
Menurut Bubun, warga yang ingin anaknya bisa berangkat ke sekolah dengan mudah masih dapat menggunakan fasilitas kendaraan seperti ojek.
“Pada umumnya anak-anak bersekolah dengan jalan kaki. Makanya perlu waktu berjam-jam. Tapi bila ingin cepat, masih bisa menggunakan ojek. Namun biayanya cukup mahal, Rp30 ribu sekali jalan. Sangat mahal untuk ukuran para orang tua mereka yang sebagian besar bekerja sebagai buruh tani," ujarnya, kepada wartawan, Senin (1/7/2013).
Ditambahkan dia, karena buruknya medan, setiap ojek yang beroperasi di daerah itu menggunakan ban khusus atau bannya dibalut rantai agar bisa melalui jalur yang berlumpur dan menanjak.
Sebelumnya, tambah Bubun, beberapa tokoh dan pihak PKBM di Desa Sukamulya sudah beberapa kali mengajukan upaya untuk memberantas buta huruf ke Pemprov Jawa Barat (Jabar). Namun dirinya hingga kini belum pernah kembali menerima kelanjutan dari pengajuan upaya tersebut.
“Beberapa waktu lalu memang pernah ada upaya pemberantasan buta huruf. Tapi jumlahnya terbatas, yaitu hanya untuk tiga kelompok belajar saja. Satu kelompok hanya terdiri dari 10 orang, sehingga total warga yang telah bebas buta huruf sebanyak 30 orang. Jumlah ini berbanding terbalik dengan masih banyaknya warga lain yang masih buta huruf,” katanya.
(san)